PAMAN PITA MERAH: 1.1

503 44 0
                                    

( Tw: dalam cerita ini mungkin mengandung unsur smut, 18+. Harap bijak dalam membaca dan sadari ketentuan usia sendiri. )







—————

Rambut panjang hitam itu kusut, seakan berserakan di atas lantai. Pemiliknya tengah berusaha mengatur napas dengan baik, dia terengah. Namun tatapan kelereng abu-abu itu seakan nyalang mengunci tatapan telaga madu jernih di hadapannya, yang jua menatapnya dengan sirat sesal di kilat bola matanya.

"Wei Ying."

Suara itu begitu halus, namun panggilan itu tersahut tak begitu mulus. Wei Ying, setelah berhasil menetralkan deru nafas juga kekuatan tubuhnya yang semula lemas, menepis lengan yang hendak menyentuhnya.

"Enyahlah!"

Lan Wangji, terdiam beberapa saat sebelum bangkit dari posisi menindih Wei Ying(Wei Wuxian). Meraih pakaian miliknya yang sempat terlepas dan segera memakainya dengan cepat namun ia lantas bergeming. Diam memunggungi Wei Wuxian yang juga telah selesai memakai pakaiannya.

Yang tak di sangka kemudian, laki-laki itu justru melompat ke jendela penginapan itu. Tanpa menoleh sekali lagi, Wei Wuxian telah melompat keluar dari jendela. Dan saat Lan Wangji hendak menyusulnya, lelaki itu sudah menghilang dari pandangannya.

"Wei Ying, maaf." Suaranya terbawa angin malam yang begitu dingin.

Apa yang Lan Wangji lakukan, merupakan hal dimana ia tak sepatutnya di salahkan secara penuh. Karena ajakan untuk minum satu gelas arak di penginapan itu, ketika mereka singgah dalam perburuan malam, adalah Wei Wuxian. Hingga saat Lan Wangji benar-benar memasuki kesadaran dalam mabuk-nya, Wei Wuxian juga lah yang memulai segala aktifitas yang tak seharusnya teman lakukan.

Berawal dari Wei Wuxian yang menyuruhnya mandi, Lan Wangji dalam mode mabuk, hanya menurut. Melepas seluruh pakaian dan masuk ke sebuah bak mandi kayu lumayan besar. Wei Wuxian menawarkan diri dengan sedikit memberi godaan lewat sentuhan, hanya bermaksud menggoda.

Tak menyangka jika lelaki itu pun sama seperti Lan Wangji, efek minuman beralkohol itu membuat tubuhnya tak berjalan sesuai keinginan otak yang mendadak dungu.

Sesi bercinta itu di mulai dengan buru-buru dan terkesan memaksa. Namun Wangji dan Wuxian hanya terus melakukannya hingga si pita merah lebih dulu mengais kesadaran secara utuh, di susul Wangji kemudian. Netra abu-abu itu terlihat sangat marah. Wangji tak tahu harus bagaimana menghadapi Wei Wuxian yang kelewat marah, meskipun tak sepenuhnya salah Wangji.






️️






Bulan berganti bulan, setiap kali Wangji berusaha menemui Wuxian di YunMeng, hanya Jiang Yanli yang terus menemuinya dengan raut sedih. Sebab Wuxian melarang keras untuk Lan Wangji datang menemuinya. Bahkan hingga Lan Xichen yang mencoba berbicara, Wuxian hanya diam. Memunggungi Xichen tanpa mau berkata apa-apa selain berterima kasih di akhir, sebab Xichen sangat rajin memberinya buah juga vitamin bagi orang yang tengah mengandung.

Karena bagaimanapun, ketua klan Jiang tak mampu menyembunyikan perihal keadaan Wuxian pada Lan Xichen sebagai ketua klan Lan sekaligus kakak Wangji, laki-laki yang harusnya bertanggung jawab atas anak dalam kandungan Wuxian.

Sekalinya Xichen atau Yanli—kakak yang amat Wuxian hormati, mencoba memberi nasihat perihal Wangji yang amat serius hendak bertanggung jawab atas perbuatannya. Selain diam, Wuxian hanya akan melempar kalimat;

"Tunggu sampai anaknya lahir, dia yang akan bertanggung jawab atas anaknya."

Xichen dan Yanli, bahkan ketua klan Jiang tak mampu membalas apapun lagi karena Wuxian akan kembali diam. Tak memperdulikan apapun perihal kegigihan Lan Wangji untuk bertanggung jawab.

PUZZLE PIECES - WANGXIAN STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang