PAMAN PITA MERAH: SELESAI.

285 37 0
                                    

( CW: kemungkinan berisi konten 18+ di sini. )







️️





️️





️️





Suara Wei Ying jatuh di telinganya, dalam hingga terasa menggelitik dada Lan Zhan. Terlebih saat lelaki Wei itu memberikan beberapa sentuhan abstrak di punggung, bahu hingga dada Lan Zhan. Pria Lan itu tak mampu menahannya.

Bilah bibir saling bersentuhan, awalnya hanya saling menempel. Namun saat Wei Ying menarik lepas ikat kepala sakral milik sekte Lan itu, ia pun menuntut sebuah ciuman dalam dari Lan Zhan. Bibir saling memagut, lidah berebut masuk ke mulut. Akhirnya Wei Ying menyerah pada ciuman luar biasa yang lelaki Lan itu lakukan.

"Lan Zhan, jangan terburu-buru mm. Kita masih punya banyak-ah! Lan Zhan!"

Entah bagaimana caranya Lan Zhan sudah meloloskan ikat pinggang, juga celana Wei Ying. Miliknya yang sudah mengeras, ia arahkan ke liang antara pipi pantat Wei Ying di bawah sana. Masuk dalam sekali dorongan. Membuat lelaki di bawahnya tak hanya memekik, juga hampir menangis karena dia bahkan masih begitu kering!

Belum sempat Wei Ying mengumpati, Lan Zhan sudah lebih dulu bergerak. Sesekali meredam erangan dan desah yang lolos dari bibir Wei Ying setiap kali titik nikmatnya di tumbuk dengan telak.

Kegiatan itu berlangsung cepat, hanya satu kali pencapaian putih bersamaan. Karena Wei Ying begitupun Lan Zhan merasa jika Shizui tengah berjalan mendekat ke ruangan mereka saat ini.






️️





️️






"Habiskan."

Shizui menatap sang nenek yang aktif memberikan daging ke atas piringnya. Anak laki-laki itu tersenyum dan mengangguk. Melanjutkan kegiatan makannya, dengan kelereng abu-abunya yang sesekali bergulir mengabsen para orang dewasa di ruangan. Di mana Ayahnya?

"Habiskan dulu makanmu, A-Yuan."

Mengangguk, "Bersama paman Wei?"

Jiang Cheng menaruh gelasnya dan menatap Shizui yang tengah menunggu jawaban dari kakeknya. "Benar. Kau mau bertemu mereka?"

Ketua klan Jiang dan Madam Yu menatap puteranya. Kedua orang tua itu tersenyum penuh arti kemudian. "Baiklah A-Yuan, minum dulu. Lalu kau akan di antar pamanmu ya?" Kata Madam Yu.

Shizui bergumam dan mengangguk patuh. Binar matanya menunjukkan kebahagiaan. Sebentar lagi ia akan bertanya pada Ayah dan Paman Wei mengapa mereka tak pernah terlihat dekat sampai hari ini.

Jiang Cheng lebih dulu bangkit dari duduk, saat di rasa Shizui sudah selesai dengan makan minumnya. Berpamitan kepada kakek neneknya, Shizui pun mengekori Jiang Cheng hingga berhenti di sebuah ruangan bercat hijau tua pada pintunya. Dua kali ketukan di lakukan, pintu terbuka dengan Wei Wuxian muncul di baliknya.

"A-Yuan? Sudah selesai makannya?"

Shizui mengangguk, "Paman tidak makan?"

Alih-alih menjawab, Wuxian menatap Jiang Cheng yang hanya di balas anggukan kecil. Lantas saudara angkatnya itu segera berlalu setelah meninggalkan usapan hangat di kepala Shizui dan berkata, "Jangan jauh-jauh darinya atau kau akan di tinggal lagi."

Wei Wuxian mencibir saat mendengar Jiang Cheng berpesan untuk Shizui, ingin membalas namun di urungkan. Ia mengajak Shizui masuk dan menutup kembali ruangan itu.

PUZZLE PIECES - WANGXIAN STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang