Semua orang punya masalahnya, namun tak semua orang kuat menyelesaikannya.
Apapun itu tetep hidup dan jalani dengan baik.
-unknownHujan deras disertai angin kencang dan petir yang saling menyambar malam ini. Terlihat seorang gadis yang meringkuk ketakutan diatas tempat tidurnya. Ini adalah keadaan yang mengerikan, dia takut petir ditambah lagi dengan keadaan kamar yang gelap gulita karena pemadaman, membuat kilat petir semakin terlihat jelas melalui celah jendela.
Duk duk duk
Suara itu sepertinya berasal dari pintu depan, seperti ada seseorang yang mengetuknya. Really? Bahkan ini sudah tengah malam dan ia sedang sendiri di rumah.
Duk duk duk
Suara itu terdengar lagi namun sedikit lebih keras, seketika bayangan film horor menghantui pikiran gadis itu. Karena ketakutannya lebih besar dibanding rasa penasarannya dia memilih mengabaikan dan memejamkan mata berusaha tidur. Suara ketukan itupun kian melemah seiring dengan kesadarannya.
***
Kriingg
Jam wekernya berbunyi menunjukkan angka 04.25Dengan ogah-ogahan gadis yang bernama Jingga itu bangun untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya, sholat subuh. Karena ketakutannya dia tidur lebih lambat dari biasanya.
Seperti rutinitas paginya, Jingga akan memasak dan bersih-bersih rumah. Walaupun tak ada yang berkunjung ke rumah, namun dia orang yang tak suka melihat kekotoran. Jingga sudah melakukan hal seperti itu sejak kehilangan orang tuanya di umur sebelah tahun, masih belia. Dia sekarang hanya hidup bersama kakak laki-laki satu-satunya. Samudra Biru, namanya. Samudra kini sedang mengikuti perjalanan bisnis bersama atasannya. Keluarga mereka bukan berasal dari keluarga kaya namun bukan dibilang miskin, sederhana saja.
Rutinitas pagi selain masak dan bersih-bersih rumah, Jingga juga rajin olahraga sebelum mandi dan sarapan untuk memulai harinya sebagai pelajar. Setelah siap dengan semuanya, Jingga berangkat sekolah.
Namun, saat membuka pintu utama dia dikejutkan dengan sesosok mayat laki-laki tergeletak diteras rumahnya, mungkin bukan mayat karena setelah dicek nadinya masih berfungsi. Namun, keadaannya sangat buruk ada luka lebam dibeberapa bagian wajahnya dan lengan kanannya yang menganga serta tangan yang banyak bekas sayatan.
"Mas, bangun mas!" Jingga menepuk pelan pipi laki-laki itu. Karena tak ada sahutan, dia dengan hati-hati memapah kedalam rumahnya. "Aduhhh,, mas kalo mau tidur yo dikamar bukan dilantai. Sebentar ya mas jangan kemana-mana dulu, jangan mati dulu eh astagfirullah. Tek ambil p3k dulu," cerocosnya. Mengambil kotak p3k dan baskom berisi air hangat dan handuk, dia berjalan tergopoh-gopoh ke ruang tamu.
Melihat baju si laki-laki yang basah, dia mengambil hoodienya yang berukuran XL karena tak memungkinkan badan kekar lelaki itu akan muat dengan ukuran baju biasanya.
"Maap nih ye mas, gue gantiin dulu bajunya," ucap Jingga meringis sembari membuka baju lelaki itu, cukup sulit. Setelah tertarik, terpampanglah badan kekar shirtless, apa ini godaan? Perut tahu-tahu lelaki itu yang tampak memanggil untuk disentuh 'astagfirullah sadar Jingga woii' terkutuklah kau setan jahil. Mengelap bagian atas tubuh itu dan mengobati luka-lukanya. Memakaikan hoodienya dan lanjut membopong si lelaki kedalam kamarnya, cukup berat namun bukan masalah. Karena, tak mungkin membiarkan lelaki yang sedang sekarat itu di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA
Teen FictionBismillahirrahmanirrahim, yang suka fiksi remaja harap merapat hehe! Kisah ini menceritakan kehidupan seorang gadis tomboy Laksana Jingga, itu namanya. Kelas sepuluh SMA dan satu-satunya yang mengenakan kerudung di kelasnya, namun kelakuannya tidak...