Awal 🐬

1.3K 109 4
                                    

"Bunda." Panggil Lino, melangkahkan kakinya turun dari tangga.

Rossa, bunda nya Lino sedang asik menata sarapan pagi di meja makan tapi tak lupa membalas panggilan dari anaknya.

"Morning sayang... ayo kita sarapan."

Lino segera duduk di samping Rossa lalu menatap sarapan di meja makan.

"Kok piring nya cuma dua, ayah belum pulang bun?" Tanya Lino.

"Belum..." Balas Rossa, mengambil roti yang sudah di panggang lalu mengolesnya dengan selai nuttela coklat dan menaruh nya di piring Lino "Tadi malam ayah nelpon, dia bilang kalau gak bisa pulang karna ada rapat."

"Kapan pulang nya?" Tanya Lino lagi dengan memakan sarapannya.

"Antara siang atau sore." Ucap Rossa, mengambil bubur ke piringnya sendiri lalu mulai memakan nya.

Keluarga Lino bisa di anggap keluarga yang di atas rata-rata, Ayah nya adalah seorang mayor jenderal lalu ibu nya seorang dokter dan sudah mempunyai rumah sakit sendiri.

Kesibukan kedua orangtuanya membuat Lino mau tak mau di tinggalkan sendiri di rumah tapi itu tidak membuat Lino bersedih karna ia tau kalau kedua orangtuanya bekerja demi dirinya.

Sebenarnya Lino adalah anak kedua, anak pertama itu kakak perempuannya tapi nasib berkata lain, sebelum genap satu tahun kakak perempuannya sudah meninggal.

Kejadian itu hampir membuat kedua orangtuanya mengalami stress lalu tersisa Lino dan kedua orangtuanya sepakat kalau ini adalah terakhir kalinya mereka punya anak.

Kadang Lino iri melihat teman-temannya mempunyai kakak atau adik di rumah, ia ingin juga merasakan bagaimana memiliki kakak atau adik, pasti Lino tidak kesepian di rumah saat kedua orangtuanya sedang bekerja.

Setelah sarapan, Lino di antar oleh Rossa yang kebetulan juga ingin ke rumah sakit.

Sesampainya di sekolah, Lino berpamitan dengan Rossa lalu berjalan ke arah gerbang sekolah.

Meletakkan tas nya di kelas lalu berjalan keluar kelas ke tempat ruangan osis, Lino hari ini akan melakukan pemeriksaan di depan gerbang.

Setelah memakai almet osis, Lino berjalan ke arah cermin untuk merapikan seragam dan rambutnya.

Jika kalian bingung kenapa Lino tidak memakai kacamata hari ini karna Lino sebenarnya tidak memiliki mata minus, ia menggunakan kacamata hanya saat tertentu saja.

Merasa penampilan nya rapi, Lino berjalan ke pintu, memutar kenop pintu lalu keluar hingga pintu itu tertutup kembali.

°°°°°

"Eh eh lo sini, ikat pinggang kemana?!" Seru Lino.

"Ilang kak."

"Lo ngapain sampe ikat pinggang ilang?! lo ke sana tempat Cahya dan beli ikat pinggang sama dia, cepet!"

Adik kelas itu langsung berlari ke arah Cahya, raut wajahnya pucat karna kena amukan Lino di pagi hari.

Lino tak hanya terkenal karna dia ketua osis tapi juga karna omelan nya yang bikin siswa yang di semprot nya ketakutan.

Kadang Lino akan mengeluarkan kata-kata yang pedes bikin siswa siswi disini pucat dan ketakutan, contohnya seperti adik kelas tadi.

Sial nasib mereka harus kena amukan sang ketua osis di pagi hari.

Hampir semua siswa yang masuk sekolah kena semprotan mematikan Lino tak terkecuali Vian.

SMA 1 [BL LOKAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang