Apa ini? 🐬

1.2K 103 19
                                    

Jam : 06:10 wib

Vian perlahan-lahan membuka matanya, menutup matanya sebentar lalu membuka lagi.

Hal yang pertama Vian lihat adalah cahaya yang remang-remang, semua jendela tertutup gorden hanya menyisakan lampu tidur.

Kepalanya ia tolehkan ke samping, matanya menatap sosok pria yang tertutup selimut dari bawah sampai ke atas cuma rambutnya yang mencuat muncul dari dalam selimut.

Padahal pemandangan seperti ini hal biasa tapi Vian melihatnya itu lucu.

Vian menggelengkan kepalanya pelan "Gila nih gua." batinnya.

Vian beranjak dari kasur menuju kamar mandi, lima belas menit kemudian ia keluar dan tertawa melihat postur badan tidur Lino.

Badan telungkup, tangan di rentangkan dan kaki di buka lebar hampir memenuhi seluruh kasur.

Vian tertawa kecil lalu berjalan ke arah Lino, ia berhenti di pinggir kasur, membungkukkan badannya dan menatap wajah tidur Lino dari dekat.

"Air liurnya deras banget kek sungai." Kekeh Vian, matanya menyipit lembut dengan senyuman kecil terbit di bibirnya.

Jika di lihat dari dekat wajah Lino semakin cantik dan Vian bisa melihat lebih detail dari sebelumnya.

Bulu mata panjang, bibir tipis berwarna pink, hidung mancung dan ada kantong mata tapi herannya itu berwarna pink bukan hitam seperti kebayangkan orang.

"Apa itu keturunan?" Gumamnya.

Matanya kembali menelusuri wajah Lino, dari semuanya, yang paling mencolok adalah tahi lalatnya, itu kecil tapi imut.

Mata Vian berhenti di pipi Lino, ada rasa gemas mengerogoti hati Vian saat melihat pipi putih itu.

"Pengen gigit." Batin Vian, mata gelapnya menatap lapar pipi pemuda itu.

Vian menegakkan badannya kembali tapi tiba-tiba matanya menangkap sesuatu.

Itu adalah pantat Lino.

Pantatnya kecil tapi seksi, ada tonjolan di kedua pantat itu, apa mungkin celana tidur pemuda itu kecil atau bagaimana tapi itu membuat pantat seksi itu terceplak sempurna bahkan Vian bisa melihat belahan tengah pantatnya.

Tiba-tiba Vian merasa pusing, bagian bawah tubuhnya agak nyeri, ia merasa gerah, panas dan sesak.

Vian menutup matanya dengan dahi yang berkerut lalu membuka kembali, dengan pelan ia pijat dahinya dan saat matanya kembali menatap pantat seksi itu malah membuat rasa pusingnya bertambah.

Keringat sedikit demi sedikit muncul di dahi Vian, ia merasa punggung nya basah.

Vian kembali menutup matanya dengan terus memijat dahinya sendiri tapi di otaknya penuh dengan pantat seksi milik Lino.

"Bangsat."

Vian membuka matanya yang sudah berwarna merah lalu menatap sengit pantat Lino dan tiba-tiba

PLAK!!

"Argh!" Seru Lino, matanya terbuka lebar lalu menatap Vian yang berjalan ke kamar mandi.

"Lo mukul pantat gue setan!" Teriak Lino kesal.

Sementara di kamar mandi, Sekali lagi Vian bersandar di pintu.

Ia terengah-engah lalu matanya melirik bagian bawah, penisnya menggembung di sana.

"Fuck, apa ini?" Ucap Vian.

Vian berjalan ke wastafel, dengan tergesa-gesa ia melepas bajunya lalu jari tangannya dengan cepat melepas celana.

Tiba-tiba ia berhenti, manik matanya menatap penis nya yang menggembung jelas di balik celana dalamnya.

SMA 1 [BL LOKAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang