Part 1 (Pepaya)

11 3 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

"Hei nak apakah kau baik-baik saja didalam tabung itu?" Ucap Eira kepada segumpal daging didalam tabung yang berisi cairan berwarna.

"Bertahanlah dan kau akan ku jadikan sosok sempurna," ucapnya kembali Sambil tersenyum hangat.

Dia melihat suhu yang terletak di dekat tabung itu, mengecek apakah tabung itu masih memiliki kehangatannya. Setelah merasa pas Eira pergi dari ruangan tempatnya sering melakukan eksperimen itu.

Sudah 343 hari dia melakukan percobaan ke 47 nya. Dia sudah 46 kali gagal. Dia tersenyum mengingat bagaimana dia dulu mengira percobaan ke 47 gagal hingga ia hampir menghancurkan ruangan penelitian nya.

Flashback
-
-

"ARGH KENAPA KALI INI JUGA GAGAL," teriak Eira. Dia sudah mulai mencabut setiap selang yang mengalir ke dalam tabung. Tapi tiba-tiba suatu keajaiban datang. Isi tabung itu bergerak-gerak karena tidak mendapatkan oksigen. Eira terperangah dan membeku, tetapi gerakan didalam isi tabung itu semakin banyak hingga membuat Eira segera mengambil tindakan dan mengembalikan selang-selang itu kembali. Setelah selang terpasang kembali dengan baik isi didalam tabung itu mulai tenang. Eira mendekat dan tersenyum senang.

"Kau ada? Apakah kau benar-benar ada? Aku tidak percaya ini," ucap Eira sambil melompat lompat kesenangan. Sudah begitu lama semenjak dia bahagia. Dia merasa bahwa anak ini akan menjadi kebahagiaan nya sebentar lagi.

Eira duduk didepan tempat makan. Para pelayan mulai menyajikan banyak makanan di meja dengan tata krama. Semuanya melayani Eira dengan baik tidak ingin master mereka merasa kesal.

"Master, ini sudah 343 hari dan percobaan 00986 sudah menunjukkan ciri-ciri perubahan pada fisiknya. Semuanya baik, kerja jantungnya, otaknya dan organ-organ lain," terang asisten Eira yang selama ini mendapat kepercayaan untuk menjaga calon anak Eira.

"Tapi master, saya merasa ada yang aneh dengan hybrida 00986, hybrida 00986 memiliki sesuatu yang spesial," ucap asisten Eira. Eira menghentikan gerakan makannya dan menatap asistennya dengan alis terangkat satu meminta penjelasan.

"Hybrida 00986 memiliki fisik manusia yang sempurna. Berbeda dengan hybrida sebelum dia. Hybrida sebelum dia memiliki tubuh setengah kuda dan setengah manusia. Ini sungguh sesuatu yang spesial dari hybrida 00986," jelas asistennya.

Eira tersenyum miring dan berkata, "aku sudah tau itu, dia adalah istimewa milikku."

"Baiklah kau bisa pergi dan menjaga hybrida ku kembali," ucap Eira kembali. Asistennya menunduk hormat dan mulai berjalan mundur. Tetapi suara Eira menginterupsinya sehingga ia berhenti dan kembali berdiri tegap.

"Apakah kau sudah mengetahui jenis kelaminnya?" Tanya Eira.

"Maaf master. Hybrida nomor 00986 selalu meringkuk menutupi jenis kelaminnya sehingga saya belum mengetahui nya. Terapi saya akan berusaha untuk mengetahuinya," ucap asisten Eira sambil menunduk meminta maaf.

"Emh... Kau tidak perlu melakukan itu." asisten Eira bangkit secara mendadak dari menunduknya karena terkejut sehingga sekarang dia menatap masternya dengan tatapan tidak percaya.

"Aku ingin dikejutkan dengan hybrida pertamaku," ucap Eira dengan senyum miringnya. Asisten Eira mangangguk dan pamit pergi.

2 minggu kemudian...

"Apakah kau siap?" Tanya Eira kepada anak didalam tabung itu. Eira mencabut selang penghubung untuk oksigen anak itu sehingga anak itu meronta-ronta karena kehabisan nafas. Eira kemudian memencet salah satu tombol didekat tabung itu yang mengakibatkan air yang ada didalam tabung itu terkuras habis.

Anak itu terkapar dilantai dasar tabung. Eira meraih tubuh mungil itu dan membawanya keluar dari tabung. Mata sayu si kecil mulai terbuka dan sedikit mengerjap menyesuaikan cahaya. Eira menatap mata hitam itu, matanya sedikit kecoklatan. Itu sangat indah. Eira tersenyum penuh arti ketika mata itu bertemu dengan matanya. Dia mengusap rambut coklat anak itu penuh sayang.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya Eira kepada anak itu. Anak itu terdiam menatap Eira. Matanya yang bulat dan tubuhnya yang mungil. Ah, dia laki-laki tetapi mengapa sangat manis?

"Kau bisa mendengar ku?" Tanya Eira lagi. Suatu keajaiban anak itu merespon Eira walaupun hanya anggukan kecil. Eira yang melihat itu tertawa bahagia dan memeluk anak itu erat.

"Periksa dia dan bersihkan dia. Aku tidak mau peliharaan ku kotor," ujar Eira setelah melepaskan pelukannya.

⚜️⚜️

"Master." asisten Eira memasuki ruangan dengan terburu-buru. Eira menatap tak suka pada asistennya itu. Asistennya yang mengetahui itu akhirnya langsung berbicara.

"Maaf master. Hybrida nomor 00986 berteriak dan meronta-ronta." mendengar hal itu Eira segera beranjak dari duduknya dan berlari keruangan steril tempat hybrida nya berada.

Sampai di ruangan Eira disuguhkan dengan pemandangan dimana hybridanya sedang meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari tahanan para bawahannya dengan teriakan.

"Hei, tenang lah nak," ucap Eira mencoba menenangkan hybrida nya tetapi hybrida itu tidak ingin ditenangkan juga. Eira mulai kalap karena hibrida nya terlalu kuat sehingga bawahannya tidak bisa menahannya kembali. Hibrida nya mengamuk dan menghancurkan ruangan itu. Beberapa kaca yang dipecahkan olehnya mengenai kulit rapuhnya. Eira mulai merasa cemas, dengan segala keberaniannya dia mendekat kepada hybrida nya.

Tiba-tiba, hybrida itu terdiam dari amukannya. Eira memeluk erat hibrida nya itu dan mengatakan segala kalimat penenang.

"Tenanglah nak. Tenanglah Chanku. Tenanglah sinarku. Mastermu ada disini. Kau tidak perlu takut. Master akan selalu melindungi mu." merasa hybrida nya mulai tenang. Eira melepaskan pelukannya. Eira menatap hybrida nya. Melihat ada air mata disana.

"Hei," panggil Eira agar atensi bocah itu kepadanya.

"Namaku Eira. Kau harus memanggil ku master oke?" Bocah itu hanya menatap Eira kebingungan. Eira tertawa menatap wajah polos itu. Ingin rasanya Eira mencubit pipi merah itu.

"Namamu adalah Chan. Ini Chan." Eira menunjuk dada hibrida nya.

"Ini Eira. Master Eira." kemudian menunjuk dirinya sendiri dengan menekan kalimat terakhir nya. Chan tersenyum menanggapi ucapan Eira walaupun Eira tahu bahwa sekarang ini Chan tidak memahami apa yang ia ucapkan.

Masih dengan senyum cerahnya Eira mengusap rambut tebal Chan.

"Bisakah Chan tidak bertindak seperti tadi?" Chan mengerutkan keningnya.

"Master merasa khawatir kalau Chan terluka." Eira mengusap bekas air mata di kedua pipi Chan dan mengelus lembut kening berkerut Chan. Eira mengambil kotak p3k yang tadi diberikan kepadanya. Dan mengobati setiap luka yang ada ditubuh Chan.

"Lihat! Tangan Chan berdarah. Pasti sakit bukan?" Chan menatap Eira kemudian dengan polosnya menggeleng.

Eira kembali terkekeh, "Benarkah. Berarti Chan adalah anak yang kuat." dengan semangat Chan mengangguk.

"Chan, dengarkan master. Master tidak ingin Chan terluka. Jadi, seberapa kuat Chan suatu hari Chan pasti terluka. Jadi tolong hindari segala sesuatu yang dapat melukai Chan. Oke?" Eira menatap Chan dengan serius. Chan mengangguk dengan ragu. Eira kembali melanjutkan mengobati Chan dengan Chan yang menatap polos Eira.

"Sudah. Apakah masih ada yang sakit?" tanya Eira. Chan menggeleng pelan.

Eira mengkerut kan keningnya, "master tidak akan memaksamu untuk berbicara. Tetapi cobalah untuk belajar berbicara. Semua orang yang ada di rumah ini akan membantu mu belajar" Eira membenahi alat p3k dan mulai berdiri.

"Ingat! Jangan berulah. Semua orang yang ada disini adalah bawahan setia ku. Mereka tidak akan menyakiti mu. Jadi turuti saja perintah mereka," ucap Eira sambil mengusap rambut Chan lembut. Chan mengangguk dengan senyuman manisnya.

Semua orang yang berada di ruangan itu tertegun karena melihat master mereka yang terkenal dingin tiba-tiba berubah menjadi sosok yang hangat.

TBC...

The Perfect Hybrid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang