Part 6 (Salak)

5 2 0
                                    

Happy Reading

-
-
-
-

Sudah 5 hari Chan dibawa pergi ke BOW secara rutin. Sudah 5 hari pula kondisi imun Chan memburuk. Jane semakin khawatir dengan kondisinya. Masternya belum pulang, Jane tidak bisa mengambil keputusan untuk Chan. Lily selalu mendesaknya untuk melarang pihak BOW mengambil Chan, namun Jane tidak bisa melakukan apapun.

"Jane, kumohon bantu Chan. Jangan biarkan mereka membawa Chan," ucap Lily setengah menangis sambil mengusap kepala Chan yang sedang demam tinggi.

"Aku tidak bisa melakukan apapun, ly. Ini perintah master," jawab Jane.

Tok... Tok.... Tok...

Ketukan itu lagi. Ini adalah waktunya Chan untuk ke gedung BOW. Jane membantu Chan berdiri dan menggendongnya. Lily berjalan dibelakangnya sesekali membantu membuka pintu yang ada.

Pintu utama terbuka dan terlihatlah 3 orang yang selalu membawa Chan.

"Biarkan aku yang menggendongnya,"ucap salah satu dari mereka.

"Tidak usah, buka saja pintu mobilnya," jawab Jane ketus.

Setelah meletakkan Chan kedalam mobil Lily berucap, "bisakah kalian memberi tahu profesor yang menangani Chan untuk menyembuhkannya. Chan sangat sakit sekarang."

Salah satu yang lain menjawab, "untuk apa menghawatirkan hybrid? Mereka sangat tidak berguna." Setelah mengatakan itu mereka masuk kedalam mobil dan pergi dari pekarangan rumah Eira. Lily merasa sakit hati, namun Jane mencoba menenangkan dan mengatakan bahwa BOW akan menyembuhkan Chan.

⚜️⚜️⚜️

Ini belum sore tapi sudah terdengar lagi suara mobil didepan rumah. Lily melihat kedepan dan menemukan mobil milik masternya terparkir di depan rumah.

"Master. Anda sudah pulang!" Lily menunduk dalam menyambut masternya.

"Tentu. dimana Chan? Aku membawakan banyak mainan dan es krim untuknya," ucap Eira dengan senyum semangat.

"Maaf master. Sekarang Chan masih di BOW," jawab Lily

Eira mengernyitkan dahinya. "Untuk apa Chan kesana?"

Lily terkejut dan segera menatap Eira. "Maaf master, bukannya master yang menyuruh Chan untuk ke BOW dan melakukan pemeriksaan rutin?" Ucap Lily.

"Apa maksudmu? Aku tidak menyuruhnya." Eira sedikit membentak.

"Dimana Jane? JANE... JANE..." Eira mulai panik. Jane datang dengan sedikit berlari menghampiri masternya dan memberikan salam.

Tanpa ba-bi-bu Eira segera memberikan pertanyaan kepada Jane, "dimana Chan?"

"Bukannya Master memberikan surat dengan tanda tangan master untuk membiarkan BOW memeriksa chan?" Ucap Jane menjelaskan.

"Aku tidak pernah menandatangani ataupun memberikan surat seperti itu. Padahal aku sudah memerintahkan mu untuk menjauhkan Chan dari para bedebah BOW. Kenapa malah kau berikan Chan kepada mereka. Betapa bodohnya dirimu," marah Eira.

"Maafkan aku master." Jane menunduk dalam dan sedikit panik.

Eira yang masih marah kembali ke mobilnya dan mengendarai mobilnya seperti kesetanan. Jane yang khawatir mencoba menyusul tuannya.

Sampai digedung BOW Eira berlari ke lantai 3 dan menuju ruangan bedah. Dia tau Chan kecilnya pasti disana. Disana dia melihat chan nya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Chan nya yang malang dalam keadaan perut yang terbelah.

Para dokter yang ada disana menoleh kearah pintu masuk dan terkejut melihat Eira. Eira yang lemah menangis mendekati tubuh dingin Chan.

"Chan? Chan, master pulang. Ayo kita bermain dan memakan eskrim bersama. Chan?" Eira mencoba membangunkan tubuh dingin itu. Namun tidak ada sautan.

Eira yang menyadari itu melihat para dokter disana dengan tajam. "APA YANG KALIAN LAKUKAN KEPADA CHAN?" Teriak Eira. Para dokter itu terlihat takut melihat Eira. Eira melihat ada beberapa organ dalam diseberang tempat Chan terbaring. Rupanya mereka mengambil organ dalam Chan.

"KALIAN BENAR-BENAR BEDEBAH SIALAN," teriak Eira lagi. Eira mengamuk sambil memeluk Chan.

"Nyonya Eira!" Terdengar suara intrupsi dari arah pintu masuk ruangan.

Eira yang mendengar itu menoleh. "Kau!" Eira terlihat terkejut. "KAU ADALAH PEMIMPIN PECUNDANG YANG ADA DISINI!" teriak Eira.

Orang yang diteriaki Eira itu terlihat tidak bergeming. "Anda telah melanggar sumpah profesor anda dengan melakukan penelitian ilegal tanpa sepengetahuan lab. Anda juga merahasiakan ini dari lab sehingga kami para pimpinan mengambil tindakan untuk mencabut izin profesor anda dan memenjarakan anda," ucap pria yang disebut salah satu pimpinan itu.

Eira terdiam. Kemudian dari arah belakang pria itu muncul para polisi yang menangkap Eira. Eira mengikuti apa yang diperintahkan polisi. Namun ketika didepan pria tadi. Eira berhenti dan berkata, "anda ingat wajah yang terbaring itu tuan Faks. Dia yang kau bunuh, dia juga yang akan membunuhmu." Eira tersenyum kepada tuan Faks dan lanjut berjalan melewati tuan Faks. Ia juga melewati Jane yang baru sampai. Jane terlihat kebingungan.

"Temui aku dipenjara besok Jane," ucap Eira. Jane yang masih kebingungan tetap menganggukkan kepala patuh.

Setelah kepergian Eira Jane mencoba masuk ke dalam gedung BOW untuk mencari Chan.

Namun yang dia temukan adalah mayat Chan yang sudah terbela-belah. Senyum yang disertai lesung pipinya sudah tidak ada. Dia terdiam didepan tubuh Chan yang sudah membiru. Bibir itu sudah tidak merah lagi. Apa yang harus ia katakan kepada Lily? Bagaimana dia memberi tahu Lily kalau anak yang dia sayangi telah pergi.

⚜️⚜️⚜️

Jane kembali kerumah dengan gontai. Lily yang menunggu didepan rumah segera menghampiri Jane.

"Jane! Dimana Chan dan master. Chan baik-baik saja kan Jane?" Lily segera memberikan pertanyaan. Jane hanya menatap kearah Lily. Dia bingung harus memulai dari mana.

"Jane. Jawab aku Jane." Lily mengguncang tubuh Jane.

"Apakah Chan baik-baik saja Jane?" Tanya Lily lagi. Jane sudah tidak kuat. Ia menangis histeris didepan Lily.

"Chan kita sudah pergi ly. Chan kita telah pergi." Jane mengeluarkan semua rasa sedihnya didepan Lily. Biarkan dia kali ini bersedih. Dia tidak ingin kuat lagi. Hatinya telah patah.

Tangis Lily tidak bisa ditahan. Lily ikut menangis dengan kencang. Bagaimana ini? Siapa yang akan memakan cookies buatannya lagi? Siapa yang akan dia marahi lagi untuk segera mandi. Lyli ingin Chan nya. Jane yang melihat Lily menangis memeluknya, mencoba untuk kembali kuat bersama. Mereka harus bisa walaupun sulit.

⚜️⚜️⚜️

Keesokan paginya Jane datang ke kantor polisi sambil membawa seorang pengacara agar memudahkanya untuk segera menemui masternya. Ketika ia sudah mendapatkan izin Jane segera menemui masternya.

"Master, apa yang harus aku lakukan kedepannya?" Tanya Jane. Jane melihat masternya memiliki kantung mata yang hitam pertanda masternya memang sednag berduka sekarang.

"Biarkan semuanya berjalan seperti ini. Namun kau harus melakukan sesuatu dibelakang layar sekarang," jawab Eira.

"Apa itu master?"

"Tangan kananku yang akan menjelaskannya kepadamu. Tunggu saja." Eira tersenyum miring menatap cahaya dari sela-sela fentilasi. Memikirkan bagaimana rencana kedepannya. Bagaimana jika kisah ini hanya diakhiri disini? Bagaimana jika ia ingin menuliskan kisah selanjutnya? Tidak ada yang tau.

The end?

The Perfect Hybrid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang