~Happy Reading~
"Abang, adeknya kenapa?" Tanya Vanya melihat Marvel yang menggendong Arvin dengan tangan diperban
"Gapapa mom, adek cuma ketiduran kecapean menangis" Ucap Marvel masih menggendong sang adik
"Terus ini tangan adek kenapa?" Tanya Vanya lagi melihat tangan anak bungsunya diperban
"Tadi ada hama yang mencengkeram tangan adek dikantin" Ucap Marvel yang tampak marah
"Sini adeknya biar mommy bawa kekamar, kamu telpon daddy" Pinta Vanya mengambil Arvin dari gendongan Marvel
Marvel mendengar ucapan sang mommy untuk menelpon daddynya pun langsung menuruti perintah mommynya, ia tahu keluarga Eliana hancur ditangan daddynya.
"Dad, ada yg melukai adek namanya Eliana gunasstaf" Ucap Marvel ditelpon
Bip
Telpon langsung dimatikan sepihak oleh Vero, Vero menggeram marah mendengar babynya dilukai siap-siap saja keluarga gunasstaf akan hancur.
"Berani banget main-main sama keluarga Alexandre" Batin Vero sambil menunjukkan smirk mematikan miliknya
Vero menelpon asisten pribadinya sekaligus sekretarisnya yaitu Robert
"Halo tuan" Ucap Robert di seberang telpon
"Hancurkan perusahaan gunasstaf sekarang" Perintah Vero pada Robert
Belum sempat Robert menjawab, telpon sudah dimatikan sepihak oleh Vero
🐰🐰🐰
Malam pun tiba
Keluarga Alexandre sedang makan malam dengan tenang dan disertai rengekan si bungsu yang gemess.
"Mommy udahhh" Rengek Arvin menolak suapan bubur dari mommynya
"Satu suap lagi sayangg" Rayu sang mommy yang membuat Arvin kesal
"Aaa dari tadi satu suap" Ucap Arvin kesal
"Janji ini satu suap" Ucap Vanya membujuk dengan ogah-ogahan Arvin membuka mulutnya
Setelah satu suap yang di janjikan mommynya, kini Arvin bermain mobil yang dibelikan Zergan diruang keluarga dengan TV yang sedang menayangkan kartun.
Malam ada kartun gak sih🤔author gak suka nonton TV soalnya
"Adekk" Panggil Rayyan lembut
Arvin mendongakkan kepalanya melihat orang yang memanggil dirinya.
"Main apa?" Tanya Rayyan msih dengan nada lembutnya, Rayyan itu tipikal orang yang lembut tapi ditutupi saat sedang diluar.
"Main mobil, abang mau main juga?" Tanya Arvin dengan mata bulat polos yang ditunjukkan.
"Gak kamu aja yang main" Ucap Rayyan dengan senyum manis, semanis gula mungkin toko gula akan tutup melihat senyum orang secuek Rayyan tapi sangat manis saat tersenyum.
Arvin kembali memainkan mobilnya sesekali membuat rel buat kereta api miliknya, Arvin sangat bahagia sekarang. Yang dulunya ia hanya bisa memainkan mainan yang disumbangkan, kini ia memainkan mainan baru yang dibelikan khusus buat dirinya tanpa harus berbagi.
Semoga saja Arvin selalu bahagia dan menunjukkan senyum manisnya tanpa ada yang merusak kebahagiaannya lagi, tak tahu juga dengan pikiran author.
Setelah puas bermain, akhirnya Arvin merengek karena mengantuk. Vanya membuatkan susu dalam dot buat putra bungsunya dan menidurkan nya didalam kamar.
Arvin terlelap dalam dekapan mommynya yang disertai tepukan kecil di punggungnya, sungguh sangat nyaman dan hangat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi pun tibaCahaya matahari menyinari kamar milik Arvin dari celah-celah gorden, hal itu tak mengusik tidur sang empu.
Bahkan sang empu kamar semakin nyenyak tanpa gangguan, hingga seseorang memasuki kamarnya.
"Baby, bangun" Panggil orang itu dengan suara lembut
"Baby bangun yuk, emang baby gak sekolah" Mendengar hal itu, Arvin membuka matanya secara perlahan dan melihat daddynya sedang menatap dirinya dengan senyum.
"Gendong" Pinta Arvin sedikit merengek
Vero segera menggendong Arvin dan memandikan nya agar wangi, setelah mandi Vero memakaikan Arvin minyak telon serta bedak bayi yang wangi dan terakhir memakaikan seragam sekolahnya.
"Eum babynya daddy udah wangi" Ucap Vero sambil mencium pipi bakpao Arvin
"Sekarang makan" Ucap Vero menggendong Arvin dan membawanya kebawah untuk mengisi perut bulat sang bayi.
Keluarga Alexandre memulai sarapan pagi dengan tenang tanpa suara sedikitpun, bungsunya Alexandre pun ikut diam memakan makanannya dengan tenang.
Setelah selesai sarapan pagi, Arvin berangkat kesekolah bersama daddynya dan Marvel.
Dalam mobil Arvin hanya diam sambil memainkan ponselnya, hal itu membuat Vero bertanya-tanya ada apa dengan babynya.
Sesampainya disekolah, Arvin dan Marvel pamit pada Vero. Dan tak lupa Vero mencium pucuk kepala Arvin dengan lembut dan juga mengingatkan Arvin untuk tidak memakan makanan sembarangan.
Arvin memasuki kelasnya dan disambut oleh teman-temannya dengan senyum lebar.
"ARVINNN" Panggil Zaky setengah berteriak
"HEH JANGAN TERIAK GOBLOK" Ucap Zidan tanpa sadar berteriak
"Lo juga teriak njing" Ucap Zaky sewot
Arvin terkekeh melihat pertengkaran temennya yang sangat menghibur paginya.
"Eh Vin lo buat PR gak?" Tanya Zaky semangat
Arvin menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan dan disambut senyum cerah oleh Zaky.
"Bagi boleh gak vin?" Tanya Zaky kembali
Arvin hanya tersenyum lalu memberikan buku PR nya buat Zaky, Zaky langsung duduk di kursinya untuk menyalin PR Arvin.
Tak lama bell pun berbunyi, guru pelajaran fisika pun memasuki kelas dan menerangkan pelajarannya.
Setelah plajaran yang membosankan, akhirnya bell kembali berbunyi tanda istirahat.
Para murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya untuk mengisi perut mereka dikantin, begitu juga dengan Arvin.
Dikantin Arvin duduk anteng dengan menyedot susu stroberi, Marvel datang membawa nasgor buat adik tercintahnya.
Tanpa disadari seseorang sedang menatap kearah Arvin dengan mata sulit diartikan.
Setelah kenyang Arvin kembali kedalam kelasnya buat mengganti baju olahraga, karena kelasnya sedang olahraga.
"Anak-anak semua perhatikan, kita akan mempelajari cara bermain voly" Ucap guru olahraga dengan suara lantang
Guru olahraga mempraktekkan cara memukul bola dan lain-lainnya.
Di siang ini matahari sangat amat terik, keringat bercucuran didahulukan Arvin. Pelajaran olahraga pun selesai dan para siswa-siswi diperbolehkan untuk menyegarkan tenggorokan mereka dikantin.
Arvin sedang meminum minumanya seorang diri di meja kantin yang agak jauh teman-temannya.
Seseorang datang membekap mulut Arvin, tak tinggal diam Arvin pun memberontak tapi tenaganya tak lebih kuat dari orang yang berbadan besar yang membekap nya.
Arvin pun pingsan dan dibawa pergi oleh orang tersebut menggunakan mobil BMW hitam yang banyak dipakai kolomengrat.
Marvel kebingungan mencari sang adik sampai akhirnya menelpon daddynya untuk mengabari.
Vero sangat marah mendengar putra bungsunya menghilang, sudah ia pastikan pasti ini ulah salah satu musuhnya yang ingin bermain-main dengan keluarga Alexandre.
Disisi lain seseorang sedang menyeringai menunggu permata keluarga Alexandre akan musnah ditangannya.
"Sudah cukup kebahagianmu Vero" Ucap seseorang tak lupa seringaian yang ia tunjukkan
TBC
VOTE
KOMEN
FOLLOW paling wajib
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIN {END}
FanfictionArvin bocah yang menjual kue di pinggir jalan dengan senyum manis di wajahnya yang tidak pernah luntur. Hidupnya memang keras, kerja banting tulang buat dirinya dan anak-anak panti sampai akhirnya datang seorang lelaki yang memakai setelan kantor se...