Bab 4

3 3 2
                                    

Monster Telur Dari Mars
Chapter. 4

──────── ⋆⋅☆⋅⋆ ───────

Fajar POV

Kisah-kisah itu diulang-ulang setiap kali kami berkunjung. Tapi kami tetap tertawa.

Malam sudah larut ketika kami akhirnya sampai kembali di rumah Brandy tertidur di mobil. Aku sendiri nyaris tak kuat melek Aku tahu aku bakal terlelap begitu kepalaku menempel di bantal.

Kutepuk tepuk bantalku supaya empuk. Kemudian aku naik ke tempat tidur dan menarik selimut sampe ke dagu

Gue baru berbaring sebentar ketika mendengar suara itu

Dug Dug. Dug

Berirama, seperti detak jantung. Cuma lebih keras. Jauh lebih keras. DUG DUG DUG

Saking kerasnya, lacı-laci lemari pakaianku ikut

bergetar

Aku duduk tegak. Rasa kantukku mendadak hi- lang Tanpa berkedip aku menatap lemari pakaianku

DUG DUG DUG

Aku menurunkan kaki dari tempat tidur.

Haruskah gue membuka laci?

Aku duduk dalam kegelapan. Aku sampai gemetaran karena penasaran, dan kenapa gua jadi ketar ketir begini?

Aku terus mendengarkan bunyi itu.

Haruskah gue membuka laci dan mencari sumber suara itu?

Atau justru kabur sejauh mungkin?

Duc, dug, dug

Semakin lama bikin semakin penasaran. Aku harus tahu apa yang ada di dalam laci

Apakah telur itu telah menetas? Apakah kura kuranya membentur-bentur sisi laci karena mau ke luar?

Tapi gimana kalo ternyata bukan kura-kura? Bagaimana kalau yang ada di situ malah makhluk aneh yang mengerikan?

Hih!!

Tiba-tiba saja aku jadi ngeri sendiri

Aku menarik napas dalam-dalam lalu berdiri pelan- pelan. Lututku gemetaran saat berjalan me-lintasi kamar. Mulutku mendadak kering kerontang

Dug, DUG, dug.

Aku menyalakan lampu. Mataku berkedip beberapa kali agar terbiasa dengan cahaya yang terang

Perlahan-lahan gue menghampiri lemari pakaian Bunyi di dalam laci bertambah keras ketika gue mendekat. Detak jantung, aku berkata dalam hati. Detak jantung makhluk di dalam telur

Kapegang gagang laci dengan kedua tangan. Lalu aku kembali menghela napas dalam-dalam

'Fajar ini Kesempatan terakhir buat angkat kaki' batin ku memperingatkan diri gue sendiri

Ini kesempatan terakhir untuk membiarkan laci ini tetap tertutup

Dug, dug, dug dug, dug

Gue menarik laci dan mengintip dengan waswas Ternyata belum ada yang berubah Telur itu masih utah, dan masih berada di tempat aku menaruhnya. Pembuluh-pembuluh berwarna ungu kebiruan pada kulitnya masih berdenyut-denyut seperti sebelumnya. Perasaanku langsung lebih tenang. Gue memberanikan diri untuk meraih telur ajaib itu

"anjir!! "

Hampir saja telur itu terlepas dari tanganku. Kulit- ya panas membara.

'Panas banget anjir! '

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Monster Telur Dari MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang