Terry menghayunkan pedangnya.
"Pangeran, ada apa?"
Terry menghela nafasnya. Ia menatap kearah guru pedangnya yang tengah menatap bingung kearahnya. Terry lalu melempar begitu saja pedangnya pada hamparan rumput. Hal itu membuat pemuda di hadapannya (guru pedangnya) terkejut akan tindakannya tadi. Memang tidak biasa Terry seperti itu.
"Latihan hari ini cukup sampai disini dulu. Aku akan berjalan jalan ke luar untuk mencari udara segar. Ingat untuk tidak memberi tahu kakak tentang ini, Moon."
Setelahnya Terry pergi tanpa mengatakan apapun kepada Moon
Moon menatapnya khawatir, tapi ia tidak bisa berbuat apa apa. Sudah kurang lebih semingguan lamanya pangerannya itu murung, melampiaskan kekhawatirannya dengan berlatih tanpa henti dikarenakan pangeran ketiga yang tiba tiba ditemukan dalam kondisi drop. Terry juga sering tidak fokus saat berlatih pedang, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Moon menatap sendu punggung Terry yang semakin mengecil, ia menghela nafasnya, akhirnya Moon memutuskan untuk membiarkan Terry pergi merilekskan pikirannya sejenak dengan berjalan jalan.
Di sisi Terry.
"Ben apa akan baik baik saja dengan sihir hitam di tubuhnya?"
Terry mendapatkan berita itu dari Stave, mengatakan kalau ternyata ada sihir hitam yang tumbuh pada tubuh Ben, tanda pada tengkuk Ben merupakan refleksi dari sihir hitam itu. Belum ada yang tau bagaimana cara menghapus sirih hitam itu dari tubuh Ben. Semua tabib sudah dikerahkan, bahkan sampai ke plosok desa belum ada satu tabib pun yang mempu menghilangkan sihir hitam itu. Terry sangat khawatir ketika mendengar berita itu. Ini yang ia takutkan ketika Ben berkeliaran diluar istana, anak itu sangat rentan. Sekarang apa yang ia khawatirkan terjadi, bahkan ini lebih mengerikan lagi daripada yang ia pikirkan. Karena, bagaimana kalau sihir hitam itu tidak bisa dihilangkan sama sekali dari tubuh Ben? dan akan terus tumbuh setiap masanya. Apa yang aka terjadi pada kakaknya itu?
Memikirkannya saja kepala Terry terasa pusing. Baiklah, kesampingkan overthinkingnya itu terlebih dahulu, sekarang cukup gokus untuk mencari cara untuk menghilangkan sihir hitam pada tubuh Ben.
Terry memakai tudung kepalanya agar tidak ada orang sekitar yang mengenalinya. Muka Terry cukup tersohor dikalangan rakyat. Ia sering terlibat dengan interaksi antar kerajaan, ia juga sering menjadi pendamping Stave saat mendatangi acara acara formal kerajaan. Akan menjadi berita gempar saat orang orang melihat pangeran Terry berjalan jalan di kota tanpa adanya pengawasan dari pengawal kerajaan.
Terry sudah berada di luar kawasan istana, ia berjalan jalan mencari udara segar untuk merilekskan pikiran yang cukup mengganggunya. Kepalanya menggeleng kuat saat ia kembali memikirkan hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi pada Ben.
"Tidak tidak. Ben pasti akan baik baik saja."
"Tapi, bahkan penyihir terkuat kerajaan pun tidak bisa menyembuhkannya."
Terry menghela nafasnya.
Terlalu fokus pada pikirannya sendiri, Terry bahkan tanpa sadar sudah berkumpul dengan kerumunan. Terry tersadar, ia melihat sekitar menyadari orang orang sekitarnya menatap pada satu objek di tengah kerumunan.
"Apa itu?"
Terry menyelipkan badannya diantara kerumunan, berusaha untuk mencapai depan yang menjadi pusat dari kerumunan ini. Terry terkejut melihat apa yang terjadi disana, ia terpaku, ternyata ada jenis sihir seperti ini.
***
"Kapan aku boleh keluar kakak."
"Tidak ada keluar sebelum kamu benar benar pulih, Ben. Lihat tanda itu masih ada. Kita tidak tau apa yang bisa terjadi sewaktu waktu pada tanda itu. Jadi untuk saat ini berdiamlah di istana sementara waktu sebelum kita menemukan cara untuk menghilangkan sihir itu dari tubuhmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince From Neverland
FanfictionLima pangeran yang bertarung untuk kehidupan mereka masing masing. Mereka bertarung untuk mengetahui siapa diri mereka sebenarnya. Darah siapa yang mereka bawa. Karena tidak ada satupun dari mereka yang merupakan satu saudara sedarah. Itu faktanya. ...