dua.

166 17 2
                                    

Lagi, aku menyakitimu.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Drrrttt

Drrrttt

Drrrttt

Hongjoong yang tengah berbaring di atas ranjang dengan satu tangan mengelus surai panjang seorang gadis sontak menoleh ketika mendengar getaran ponselnya, tanda panggilan masuk dari seseorang. Tangannya yang terbebas kemudian meraih ponsel yang ternyata terletak di atas nakas. Ia segera melihat siapa yang menghubunginya hampir tengah malam seperti ini.

'Hwa'

Begitu nama yang tertera pada layar ponselnya. Segera saja ia beranjak, berniat menjauh untuk menerima panggilan telepon setelah sebelumnya menyempatkan diri mengusak surai si gadis sebelum kemudian berlalu keluar kamar dan mendudukkan diri pada sofa ruang tengah.

"Ada apa?"

"Kamu dimana? Bisa tolong jemput aku?"

Hongjoong mengernyit, tumben sekali pikirnya.

"Aku sedang diluar. Kenapa harus dijemput? Biasanya juga sendiri."

"Ada pohon besar yang tumbang menghalangi rute bus. Aku tidak bisa pulang."

Hongjoong melirik jam dinding yang saat itu menunjukkan pukul 22.45 malam sebelum kemudian menjawab, "Baiklah tungg-"

"Hongjoong kemari!" Hongjoong menoleh, gadis yang tadi berbaring bersamanya kini tengah berdiri di pintu kamar, memperhatikannya.

Hongjoong tersenyum, mengisyaratkan sang gadis untuk menunggu sebentar dan menyuruhnya kembali memasuki kamar. Gadis itupun mengangguk dan berlalu.

Setelah memastikan bahwa kini ia hanya sendiri, Hongjoong memejamkan mata sembari menarik nafas dalam-dalam. Seonghwa pasti mendengarnya. Hongjoong yakin, Seonghwa pasti mendengar suara gadis yang tadi memanggil namanya.

"Maaf Hwa, sepertinya aku tidak bisa."

Hening sejenak sebelum kemudian Hongjoong dapat mendengar kekasihnya berbicara dengan suara yang begitu lirih, bahkan sedikit gemetar.

"Aku kedinginan, Hongjoong. Disini dingin."

Hati Hongjoong mencelos. Sesak sedikit demi sedikit mulai merambat memenuhi rongga dada. Tangan tak kasat mata terasa mencekik lehernya sehingga bernafas dengan benar pun Hongjoong tak mampu.

Rasa bersalah pun muncul tanpa bisa ditahan, lagi dan lagi ia menyakiti Seonghwa, seseorang yang pernah begitu ia cintai.

"Tunggu disitu, jangan kemana-mana."

Hongjoong menutup telepon, mengambil kunci mobil, lalu bergegas pergi tanpa menghiraukan seruan seorang gadis yang tiba-tiba saja ditinggalkan.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

To be continued.

©marsverse, 2023.

7 Days; Joonghwa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang