tujuh.

127 14 1
                                    

1/7 .2

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Kini Hongjoong dan Seonghwa tengah duduk di sofa ruang tengah, melanjutkan rencana mereka untuk menonton film yang Seonghwa bilang merupakan rekomendasi dari Wooyoung, salah satu sahabat mereka. Di hadapan mereka kini tersedia berbagai macam makanan ringan yang tadi disiapkan oleh Hongjoong, karena ia tahu Seonghwa sangat menyukainya.

"Ayo cepat putar filmnya Hongjoong!" Seonghwa berseru dengan semangat.

Hongjoong pun meraih remot televisi dan memutar film yang akan mereka tonton. Setelah film dimulai, Hongjoong merasakan Seonghwa yang bergerak kecil, menyamankan posisi semakin mendekatkan dirinya pada Hongjoong sebelum kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu sang kekasih. Tangan Hongjoong tergerak untuk mengelus dan memainkan surai merah muda Seonghwa, dan sesekali mencium pucuk kepalanya. Wanginya masih sama, wangi yang selalu muncul ketika ia berada dekat dengah Seonghwa. Semuanya masih sama.

Seonghwa terlihat fokus menonton layar kaca dihadapannya sambil sesekali tangannya meraih makanan ringan. Ia terlalu fokus sampai tidak menyadari bahwa pandangan Hongjoong sudah tidak lagi pada layar televisi, melainkan memandangi Seonghwa begitu dalam. Ia terus memikirkan mengapa bisa ia begitu jahat kepada seseorang yang begitu mencintainya, mengapa ia tega membuat sepasang netra indah itu kehilangan binarnya, mengapa ia tega membuat senyum indah itu kehilangan tulusnya, mengapa ia membiarkan bintangnya redup, mengapa ia tega membuat rumah yang sudah tidak kokoh itu semakin rapuh.

Sebenarnya apa salah Seonghwa padanya? Seonghwa kurang apa? Hanya karena ia takut dengan norma dunia ia tega membuat Seonghwa hancur.

Mengapa jahat sekali?

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Seonghwa terbangun pada pukul 6 pagi, ia sedikit bingung mengapa ia tiba-tiba bisa berada di atas kasur padahal ia ingat betul semalam ia sedang menonton film di sofa ruang tengah sebelum tertidur pada pertengahan film bersama Hongjoong. Eh? Hongjoong? Seonghwa segera menoleh kesisinya, dan bernafas lega ketika melihat Hongjoong tertidur nyenyak disisinya.

Seonghwa kemudian memutar tubuh, membuat ia dan Hongjoong berhadapan. Ia menatap wajah lelaki yang begitu dipujanya, lelaki yang begitu ia sayangi, begitu ia cintai, lelaki yang membuatnya memiliki alasan untuk tetap hidup. Hongjoong-nya yang begitu berharga. Seonghwa mengelus rambut Hongjoong pelan, takut membuatnya terbangun. Ia kemudian mengecup lembut bibir kekasihnya sebelum berbisik lirih,

"Bahagia selalu, Joong-ah."

Dan berlalu untuk memulai harinya.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Hari pertama dari tujuh hari yang Seonghwa minta sudah berjalan semenjak tengah malam tadi, dan untuk menghabiskan hari ini Seonghwa berencana mengajak Hongjoong berjalan-jalan santai mengelilingi kota, seperti yang biasa mereka lakukan dulu. Dulu, sebelum Sara masuk dalam hubungan mereka, ia dan Hongjoong sering kali menghabiskan waktu bersama untuk sekedar mengelilingi kota dengan menaiki Wolley, motor sport berwarna hitam-kuning kesayangan Seonghwa. Ya, Seonghwa memang memiliki kendaraan pribadi, namun ia lebih suka menggunakan transportasi umum. Hitung-hitung mengurangi polusi udara katanya.

Seonghwa sudah siap dengan ripped jeans hitam, kaos putih polos, dan jaket jeans hitam yang membuat ia tampak begitu menawan. Tadinya ia ingin mengenakan jaket kulit, tetapi jaket kulit tidak cocok digunakan disiang hari. Ia juga memakai sepatu kanvas kasual yang biasa ia kenakan.

"Hongjoong, ayo cepat!" Teriaknya memanggil Hongjoong yang masih belum menunjukkan batamg hidungnya.

Tak lama kemudian Hongjoong muncul dengan tak kalah menawannya. Ia juga mengenakan ripped jeans hitam dan crew-neck dengan warna senada, jangan lupakan sepatu yang sama seperti milik Seonghwa karena mereka memang sengaja membeli sepatu dengan model yang sama. "Ayo sayang, aku sudah siap."

Seonghwa kemudian meraih kunci motor dan helmnya, berjalan mendahului Hongjoong menaiki motornya dibagian pengemudi sebelum disusul Hongjoong yang duduk dibagian penumpang. Iya, Seonghwa yang akan mengemudikan motor karena Hongjoong tidak bisa mengendarai sepeda motor.

"Let's go!"

Seonghwa tersenyum kecil mendengar seruan Hongjoong.

Teruslah tersenyum seperti itu, aku menyayangimu, Kim Hongjoong.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

To be continued.

©marsverse, 2023.

7 Days; Joonghwa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang