(5) menunggu keputusan

12 10 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu dan Kim Hana sedang berada di balkon dengan teh dan camilannya sambil memikirkan pernyataan Ji Wook yang mencintainya, haruskan dia tolak atau dia terima

"Ji Wook sejujurnya aku mencintai mu, namun melihat keadaan keluarga mu yang sangat harmonis membuat ku sedikit iri."

*kring...kring... handphone kim hana berdering

"Halo?" Tanya kim hana

"kim hana, M-mm sudah beberapa hari kau belum memberikan keputusan?" Jawab ji wook

"Baiklah, pagi ini aku akan memberi jawaban".

"Bagaimana kalau kamu aku ajak kerumah ku? Sekalian aku memperkenalkan mu ke keluarga ku". Tanya ji wook

"Baiklah" jawab kim hana

Setelah mematikan panggilan dari Ji wook Kim Hana langsung bersiap siap untuk pergi ke rumah Ji Wook dan tentunya di jemput oleh Ji Wook

"Kajja"

"Dae"

Sesampainya di rumah Ji Wook, Ji Wook langsung mencari ibunya untuk memperkenalkan Kim Hana dengan ibunya

"Ibu, aku pulang" Ji Wook
sedikit berteriak untuk memanggil ibunya, tapi sepertinya di rumahnya tidak ada siapapun selain dirinya dan Kim Hana tentunya

"Sepertinya tidak ada satu pun orang disini..."

"Hmm mungkin mereka sedang berbelanja, Kim Hana aku tidak sabar dengan keputusan mu."

"Apa aku harus mengatakan disini?"

"Tidak kita akan ke balkon dekat kamarku ayo." Ji Wook menarik lembut tangan Kim Hana

"Ji Wook aku sudah mengambil keputusan aku akan menerima mu, t-tapi dengan melihat keluarga mu..."

Ji Wook menyiritkan dahinya tak mengerti keluarganya? Kenapa dengan keluarganya "Keluarga ku? Memangnya kenapa dengan keluargaku?"

Menundukan kepalanya Kim hana berkata dengan lirih tapi masih bisa terdengar oleh Ji Wook "Kelurga mu yang harmonis, kau tahu bukan bagaimana keadaan rumah tangga orang tua ku."

Ji wook yang mendengarnya langsung mengambil tangan Kim Hana lalu memegangnya "Aku mengerti Kim Hana, sudah jangan di pikirkan itu hanya akan membuat mu semakin merasa sedih"

Setelah suasana mulai tenang Ji Wook bertanya kepada Kim Hana "Ayo makan aku akan memasak duruchigi apa kau mau"

"Baiklah"

Setalah itu lalu mereka memasak daruchigi bersama, setelah memasaknya mereka menaruh makanan tersebut di atas meja makan dengan nasi tentunya

"Selamat makan " ucap keduanya bersamaan

"Ji Wook aku tidak mengerti mengapa ibu panti asuhanku sejak kecil tidak memperbolehkan ku makan daging

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji Wook aku tidak mengerti mengapa ibu panti asuhanku sejak kecil tidak memperbolehkan ku makan daging."

"Bernahkah? Tapi kenapa?"

My Prosecutor my lover  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang