.
.
.Saintess Viessa sesaat merasakan aura kegelapan, "Jiwanya dalam bahaya," gumamnya
Akhirnya Hyena kembali tapi bukan bersama Duke melainkan Vans.
"Salam Saintess," sapa Vans
"Salam Tuan muda,"
Viessa yang tak ingin membuang-buang waktu segera menjelaskan apa yang yang dirasakannya tadi. Dan meminta untuk segera membawanya menemui Lady Amoera.
"Mari ikuti saya Saintess dan juga pendeta,"
Mereka pergi dengan langkah tergesa-gesa dan sesampainya di kamar Amoera Viessa segera memberi pertolongan pertama.
Ia mengangkat tangan kanannya lalu keluarlah cahaya putih dan perlahan cahaya itu menyelimuti Amoera.
"Eughh...."
Tiba-tiba tubuh Amoera bergetar hebat hingga membuat mereka yang disana terjekut dan was-was. Terlebih Vans yang terlihat jelas raut khawatir pada adiknya.
Cahaya putih bertubrukan dengan aura hitam yang keluar dari tubuh Amoera. Saling melilit seperti akar pohon dan membias seketika. Tapi hal itu tak lama, karena elemen Cahaya milik Saintess lah yang menang.
Setelahnya Amoera kembali tenang namun wajahnya masih terlihat pucat dan penuh dengan buih-buih keringat. Dan dengan sigap Vans menyeka keringat diwajah adiknya dengan pelan.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan adik saya Saintess?"
Saintess Viessa terdiam sebentar dan kemudian menjawab, "Kekuatan kegelapan dalam diri Lady Amoera mencoba memberontak,"
"Saya tidak tahu pasti kenapa hal ini bisa terjadi tapi saya merasa jika hal ini dipicu oleh perubahan emosi Lady yang tiba-tiba," jelasnya
Mereka yang disana hanya diam, mencoba mencerna penjelasan Saintess Viessa.
"Jadi, apa yang bisa saya lakukan?" Tanya Vans yang masih memandangi wajah pucat adiknya
"Tidak ada yang bisa anda lakukan Tuan muda, kita hanya bisa menunggu," jelas Saintess
"Maaf menyela, tapi Saintess saya merasa aura kegelapan dalam tubuh Lady Amoera semakin melemah," ujar Pendeta Hyera
Saintess tersenyum kecil, "kamu benar Hyera,"
"Sepertinya kita akan mendapatkan kabar gembira dalam waktu dekat," lanjutnya
Vans menatap Saintess bingung, "Maksud anda, Saintess?"
"Kita tunggu saja,"
.
.
.Seminggu berlalu dan Amoera sudah terbangun dari tidurnya sejak 3 hari yang lalu. Tapi tetap saja ia tak bisa kemana-mana karena Vans melarangnya untuk meninggalkan kamarnya.
Bahkan Vans menempatkan 4 pengawal hanya untuk berjaga di depan pintu kamarnya. Jadi, bukankah ini sama saja dengan kelakuan Duke kemarin? Memang orang tua dan anak sama saja.
"Ah, aku bosan,"
Setelah dihitung mungkin sudah 50 kali dalam sehari Amoera mengatakan 'bosan'. Bagaimana tidak, sudah hampir setengah hari tapi yang ia lakukan hanya berbaring, melamun, makan, tidur lalu melamun lagi.
Bukankah itu sama sekali tidak mencerminkan kepribadiannya yang suka kebebasan dan ketengangan? Memang ia sangat suka bersantai tapi tidak seperti ini juga. Bersantai bukan hanya sekedar tidak melakukan apapun tapi bersantai adalah berhenti sejenak dari seluruh kegiatan yang melelahkan dan mencari ketenangan. Kegiatan yang dimaksud juga bukan hanya secara fisik namun secara mental dan fikiran juga, mereka juga butuh istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Villainess | Transmigrasi
FantasyClancy Gabriela Isler, wanita berusia 20 tahun yang berprofesi sebagai pencuri. Karena kegilaannya pada uang dan benda berkilau ia harus rela menerima hukumannya. Bukan hukuman masuk penjara, melainkan masuk ke dimensi lain. Lebih tepatnya ia dipaks...