.
.
.Sudah seminggu berlalu dan kegiatan Amoera hanya makan, tidur dan pergi ke perpustakaan. Para pelayan sedikit menaruh curiga padanya, Nona yang biasanya selalu pergi ke Istana kerjaan untuk menempel bagai parasit bagi putra mahkota tiba-tiba saja berpindah haluan ke buku. Yang benar saja
"Nona, hari ini apakah nona akan pergi ke Istana kerajaan?" Tanya Leli
Leli adalah satu satunya pelayan yang dipilih Amoera untuk melayaninya. Dia tak mau seperti yang dulu, yang harus dilayani 5 orang sekaligus. Iyuhh
"Tidak,"
Amoera tetap memasang wajah datar dan dingin. Mungkin tidak bisa dihitung berapa banyak ia tersenyum, karena memang sejak ia berada di dunia ini ia tak pernah tersenyum. Ia hanya menujukkan wajah dingin dan sorot mata tajamnya.
"Baiklah,"
Leli hanya mengangguk patuh, dia sudah tidak berani membantah Nona nya yang satu ini. Terakhir kali temannya yang bernama Hena mengusulkan untuk Nonanya agar pergi ke Istana kerajaan seperti biasaanya. Tapi siapa sangka jika Nona mereka tiba-tiba tersenyum dan langsung menebas Hena dengan tusuk konde tepat di jantungnya
Hingga saat ini pun ia masih ingat senyum mengerikan milik Nonanya. Dan aura saat itu yang Nonanya keluarkan sungguh berbeda. Aura itu hampir mirip milik Duke. Apa karena Amoera putrinya? mungkin saja.
Berita mengenai Amoera yang membunuh pelayannya tersebar hingga ke telinga Duke dan Vans. Tapi respon mereka hanya diam seakan menulikan telinga mereka. Awalnya Duke sedikit terkejut dengan berita itu, siapa yang menyangka jika gadis manja yang hanya tau cara berdandan berani membunuh dengan tangannya sendiri.
Kembali ke awal. Amoera sudah siap dengan gaun hitam polos miliknya. Kali ini ia menyanggul rambutnya dan membiarkan sedikit anak rambutnya menjuntai. Dengan tambahan liontin hijau dan anting yang sama-sama berwarna hijau menambah kesan kejamnya.
"Bagus," pujinya
Leli yang mendapat pujian secara tidak langsung itu hanya bisa tersenyum-senyum sendiri dan membungkuk hormat.
"Oh ya Leli, berapa usiaku saat ini?"
Gila saja sudah seminggu lebih ia disini tapi ia bahkan tidak tahu berapa usianya. Jika dilihat dari poster tubuhnya sih sepertinya ia baru berusia 14 atau 13 tahun.
Walaupun sedikit heran dengan pertanyaan Nonanya tapi Leli tetap menjawab, "Nona saat ini berusia 14 tahun dan 3 bulan lagi Nona akan berusia 15 tahun," jawabnya
Amoera mengangguk pelan dan kembali memandang ke arah cermin.
"Aku akan ke perpustakaan, dan makan siangnya bisa kamu antarkan kesana seperti biasa,"
"Baik,"
Setelahnya Amoera langsung berjalan keluar. Perjalanan ke perpustakaan cukup memakan waktu karena kamarnya ada di lantai tiga sedangkan perpustakaannya ada di lantai bawah, dan lagi itu diujung barat.
Disepanjang perjalanan hanya kesunyian yang menemaninya. Tenang dan damai, persis seperti impiannya selama ini. Apa mungkin ini cara Tuhan untuk mengabulkan permintaannya dulu? oh thanks God.
Saat melewati taman miliknya ia melihat seluit seorang pria yang tengah terduduk diatas batu. Sejak kapan ada laki-laki dikediamannya. Apa dia pencuri? apa sekarang mantan seorang pencuri sedang di datangi pencuri? hey ini merusak harga diriku sebagai pencuri. Tak bisa dibiarkan sama sekali.
Dengan langkah menggebu Amoera menghampiri laki-laki itu yang masih terduduk di atas batu. Bahkan Amoera mengangkat tinggi gaunnya hingga memperlihatkan kaki mulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Villainess | Transmigrasi
FantasíaClancy Gabriela Isler, wanita berusia 20 tahun yang berprofesi sebagai pencuri. Karena kegilaannya pada uang dan benda berkilau ia harus rela menerima hukumannya. Bukan hukuman masuk penjara, melainkan masuk ke dimensi lain. Lebih tepatnya ia dipaks...