....
....
....Ketika sampai di rumah, perasaan Keenan menjadi jauh lebih lega. Ia ingin sekali memeluk Camila sekarang juga, karena hanya dengan begitu kecamuk emosinya yang sempat terpantik tadi bisa luruh.
Langkah Keenan terlalu terburu-buru. Tidak memperhatikan undakan di teras, yang hampir saja membuatnya terjatuh. Untungnya Keenan dengan cepat menumpukan tangannya pada pilar. Terhindar dari risiko menjatuhkan pot-pot tanaman yang tertata rapi di sebuah rak kayu. Terasnya yang sekarang bertambah asri, merupakan salah satu tanda betapa rumah ini terasa jauh lebih hidup dari sebelumnya.
"Sayang ...." Keenan memanggil istrinya seraya menutup kembali pintu depan.
Namun, ia disambut suasana sepi. Tidak ada sahutan dari Camila. Pandangannya mengelilingi ruangan. Tidak terdengar aktivitas apa pun di sini. Ia lalu menaiki anak-anak tangga menuju kamarnya.
Pintu kamar terbuka tak seberapa lebar. Menyisakan celah yang dapat dilihat Keenan dari luar. Senyumnya otomatis terbit melihat Camila sedang berbaring miring di atas tempat tidur. Pintu kamar didorongnya membuka.
"Say—" Keenan tidak jadi melanjutkan ucapannya, karena tiba-tiba Camila menoleh, dan langsung menempelkan telunjuk di bibir. Meminta Keenan untuk tidak bersuara.
....
....
....
....Bagian terakhir extra part Camila
Selengkapnya sudah tayang
di Karya Karsa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Aku [Extra Part Camila]
RomanceCerita setelah Camila dan Keenan menikah. Selengkapnya di Karya Karsa