💐. 01

488 51 0
                                    


DESTINY?








Seoul, south Korea, 16 Januari 2022

Wanita yang baru saja berusia dua puluh lima tahun itu berlari menuruni anak tangga. Langit yang tadinya masih gelap kini kembali terang, waktu berganti menjadi pagi.

Meskipun wajahnya tersenyum, wanita itu sudah menebak dengan jelas apa yang akan terjadi hari ini.

Ini memang hari ulangtahunnya, tapi bukan berarti dihari istimewa ini ia akan bahagia.

Dirinya yang memang seolah terlahir untuk menderita ini tak pernah merasa hidupnya menyenangkan, dihari ulangtahun nya sekalipun.

        "JENNIE KIMM!!!!!!!"

Jennie, wanita itu menghela nafas berat begitu mendengar panggilan ibu tirinya yang sudah biasa ia dengar disetiap detiknya. Sebut saja CL, wanita tua yang sudah menjadi ibu sambung nya sejak usianya baru lima tahun.

Jennie berusaha merubah raut wajahnya, sebisa mungkin ia tidak memperlihatkan manik kesal pada ibunya, atau ia akan dipukuli lagi.

Jennie menghampiri Cl yang sedang asyik meminum soju, di pagi hari begini, yaa ampunn.

       "Nee, eomma."

Cl, wanita setengah abad itu meneguk tetesan terakhir sojunya dan mengalihkan pandangan pada Jennie, putrinya.

       "Siapkan sarapan untukku, sudah siang begini kau masih belum menyiapkannya, aigo, dasar anak tidak berguna" maki Cl di akhir.

Jangan terkejut, ini sudah biasa bagi Jennie. Jennie mendapatkan makian itu setiap detik, menit, dan jam nya jika bersama Cl.

Jennie tak menjawab, ia segera pergi menuju dapur dan memulai memasakkan sesuatu untuk Cl.

       "Aigo, aigo, kepalaku sakit sekali... Haish! Shiballl! Seharusnya aku tidak meminum air kurang ajar ini, sialan."

Mendengar itu, Jennie hanya bisa menghela nafasnya, berusaha untuk tidak memperdulikan apapun yang diucapkan oleh ibu tirinya.

Cl memperhatikan Jennie, dari kepala hingga ujung kaki. Ia menyeringai dan kemudian terkekeh.

       "Bekerja lah dengan baik hari ini, bawakan uang yang banyak untukku. Kau pulang jam berapa hari ini? Emm........ Jam sepuluh? Sebelas? Ahh, kau selalu pulang jam satu malam" ucap Cl yang samasekali tak didengar oleh Jennie.

      "Baiklah! Hari ini kau harus pulang lebih awal. Mungkin sekitar jam tiga sore? Aku tidak yakin, tapi kau harus pulang lebih awal, berdandan yang cantik dan pakai baju yang sopan---

Cl terdiam, rasanya ia sendiri tidak yakin dengan apa yang dia katakan. Cl menggaruk tengkuknya, menyadari kebodohannya sendiri.

       "Sopan? Seperti apa itu?" Tanya nya dan tertawa.

Cl menggeleng-gelengkan kepalanya, ia berusaha untuk mengatur dirinya dan menghentikan tawanya.

       "Aigo, perutku sangat keram. Well, i mean, pakailah baju yang paling bagus, elegan, seksi tapi masih terkesan agak sedikit sopan. Yahh, seperti itu" sambungnya.

AFTER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang