•
HOPE
•
"L-lisa....."
Mendengar suara yang sudah tak asing itu, Lisa sontak menatap ke arah samping. Ia terkejut sekaligus senang melihat Jennie yang sudah kembali membuka matanya, dan itu juga membuat Lisa semakin sulit menahan air matanya.
Lisa menggenggam tangan Jennie erat, sebelah tangannya ia gunakan untuk menyetir meskipun saat ini prioritas nya sedikit terbagi.
"Syukurlah kau sudah sadar, J--
"Kau.... Menangis?"
Lisa tertawa kecil, "ani, anniyo!" Bohongnya. Namun air mata itu malah semakin menjadi-jadi.
Lisa mengusap air matanya dengan kasar, ia menambah kecepatan mobilnya, menatap Jennie meskipun sedikit buram karena air matanya sendiri.
"Jangan khawatir, oke? Kita sedang dalam perjalanan ke rumah sakit sekarang. Tunggulah sebentar lagi" ucap Lisa.
Jennie tentu saja terkejut, ingatan saat ia di toilet bersama Lisa kembali melintas di kepalanya. Jennie lantas menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lisa, tidak apa-apa. Aku sudah bangun sekarang dan tolong, antar aku kembali ke restoran, aku mohon."
Sedari tadi Lisa mengkhawatirkan Jennie dan sekarang wanita itu memintanya untuk kembali ke tempat tadi? Lisa tidak bisa, ia tidak akan melakukan itu.
"Kau harus ke rumah sakit, Jennie" ucap Lisa dengan suara tertahan, tak bisa di bantah. Namun Jennie tetaplah Jennie.
Wanita keras kepala itu memohon pada Lisa dengan kedua tangannya yang memegang erat lengan Lisa, meminta wanita itu untuk menghentikan mobilnya.
"Aku sudah tidak apa-apa, Lisa. Ku mohon, eomma ku pasti akan marah jika kita tidak segera kembali" katanya.
Lisa menatap Jennie dengan marah, "siapa yang peduli dengan eomma mu? Kau sakit, apa kau yakin kau bisa kembali pada mereka dan pura-pura menikmati itu dengan tubuh lemasmu, Jennie Kim?"
Untuk orang-orang mungkin itu akan terlihat menyeramkan dan tidak berani menatap Lisa. Jennie juga sebenarnya takut, tapi dia tidak bisa mengikuti kemana Lisa akan pergi.
"Turunkan aku disini" ucap Jennie, tanpa menatap Lisa, mata kucing yang tajam itu menatap ke depan.
Lisa menggelengkan kepalanya, "aku. Tidak. Akan. M---
"KAU TIDAK BERHAK UNTUK MEMBAWAKU PERGI, LAGIPULA SIAPA KAU? KAU HANYA BIBI DARI SALAH SATU MURIDKU, KAU PIKIR KITA SEDEKAT ITU? TURUNKAN AKU!"
Lisa menatap Jennie dengan tatapan tak percaya nya,
"Aku hanya ingin membantumu, Jennie. Apa tidak boleh? Apa aku melewati batas ku? Aku memiliki rasa kemanusiaan, aku berhak membantumu, mengapa kau begitu marah?"
Jennie tidak menjawab. Ia menundukkan kepalanya. Rasa bersalah kemudian menghampiri.
"Arraseo. Aku akan mengantarmu lagi ke tempat itu. Tapi tidak sekarang. Kita sudah sampai" ucap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN
Teen FictionApa yang akan terjadi pada hidup Jennie setelah mendapatkan badai hujan yang begitu menyakitkan? Akan adakah perubahan berupa pelangi ataupun terik matahari yang menyejukkan? Atau hanya ada langit gelap yang terus mendung? Bisakah ia merubah nas...