•
HAPPINESS IS NOT ON MY SIDE
•Aku membungkukkan badan ku begitu membuka pintu dan sedikit ku tarik sudut bibirku.
"Selamat pagi semua!" Ujarku dengan wajah berseri-seri, seolah aku adalah wanita yang hidup tanpa beban besar dipundaknya.
Anak kecil yang tadinya tengah sibuk masing-masing kini mulai mengalihkan pandangannya untuk sekedar melihat siapa yang sekiranya datang.
"Jennie unnie!" Teriak salah satu gadis kecil dan suara-suara yang lain mulai terdengar setelahnya.
Aku tersenyum dan melambaikan tanganku, duduk di kursi kayu milikku setelahnya. Aku menyimpan tas ransel ku yang berisi laptop dan beberapa buku juga alat tulis lainnya.
Pelajaran ku mulai. Murid-murid ku yang manis itu tersenyum sembari sesekali berbincang ditengah-tengah kegiatannya yang sedang mewarnai.
Nama lengkap ku Jennie Kim, namun Cl melarangku untuk memberitahukan margaku pada siapapun, jadi yang semua orang tahu hanyalah Jennie, Jennie saja.
Dan ini adalah pekerjaan sampingan ku; guru disalah satu taman kanak-kanak. Aku mengajar di happy kindergarten school. Sekolah taman kanak-kanak ini milik salah satu konglomerat Korea, karena itulah aku mengajar disini.
Sejujurnya aku memang sangat suka dengan anak kecil, dan eomma tiriku yang selalu mabuk-mabukan itu memaksaku untuk mengajar disini karena gajinya tidak main-main. Dan aku menuruti nya.
Setelah mengajar aku tentu saja tidak langsung pulang ke rumah, mandi dan tidur. Itu hanya mimpi bagiku.
Aku masih memiliki pekerjaan lain diluar. Selain menjadi seorang guru, aku juga bekerja di salah satu tempat makan yang cukup terkenal di sini.
Aku berangkat mengajar jam setengah delapan pagi, dan aku selesai jam sebelas siang. Setelah itu aku akan bekerja lagi di restoran hingga jam tujuh malam. Dan yang terakhir, aku akan pergi ke bar.
Ke bar? Apa aku juga seorang pemabuk? Tentu saja tidak. Di sana aku juga akan bekerja, sebagai bartender. Dan aku akan pulang pukul sebelas atau jam satu dini hari jika bar sedang penuh.
Aku sangat ingin kuliah dan melanjutkan pendidikan ku hingga apa yang aku cita-cita kan dapat tercapai. Tapi apakah seseorang seperti ku pantas untuk itu?
Tanpa Cl ketahui, aku sebenarnya kuliah di salah satu universitas di Seoul. Aku kuliah dengan sisa uang kerjaku tentunya. Cl tidak tahu jika upah kerjaku tidak aku berikan sepenuhnya pada wanita itu. Aku menyisihkan nya sedikit untuk biaya kuliahku.
Aku mengandalkan beasiswa, tentu saja. Aku tidak mampu jika kuliah tanpa itu, uangku tidak banyak. Aku juga tidak mendapatkan beasiswa full, jadi aku harus tetap membayar sisanya. Tapi untungnya itu tidak terlalu besar, terimakasih kepada Tuhan yang sudah memberiku kelancaran untuk itu.
Aku kuliah secara daring. Aku tidak ingin Cl memergoki ku jika aku pergi ke kampus. Aku akan ke kampus jika memang benar-benar harus dan sangat wajib, sisanya aku mengerjakannya secara online.
Aku menutup kembali laptop ku setelah melihat apa saja tugasku hari ini. Ada beberapa pesan juga dari temanku. Aku hanya memiliki satu teman dan dia sangat baik padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN
Teen FictionApa yang akan terjadi pada hidup Jennie setelah mendapatkan badai hujan yang begitu menyakitkan? Akan adakah perubahan berupa pelangi ataupun terik matahari yang menyejukkan? Atau hanya ada langit gelap yang terus mendung? Bisakah ia merubah nas...