•
PROBLEM
•Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Aku tidak tahu apakah aku harus pulang atau tetap berada di tempatku. Aku takut. Aku takut dengan apa yang akan terjadi kedepannya.
Cl mengetahui rahasia ku, dia sudah tahu jika selama ini aku melanjutkan pendidikanku. Dia mengetahui bahwa aku berkuliah disalah satu universitas. Dia mengetahuinya.
Aku menundukkan kepalaku dengan frustrasi, menutup kedua mataku rapat-rapat.
"Bagaimana? Bagaimana dia bisa tahu?"
Pertanyaan itu terucap dari mulutku. Aku selalu berusaha untuk menyembunyikannya selama ini. Kenapa? Siapa yang mengadukannya?
Aku hanya memiliki satu teman yang dekat denganku, dan itu hanya Yeri, juniorku. Tidak mungkin jika dia melaporkannya pada Cl bukan?
Tenggelam cukup dalam dengan pikiran ku sendiri, aku dikejutkan oleh dering ponsel ku dan nama Cl tertera disana. Haruskah aku menerima panggilannya?
Satu tanganku yang kaku bergerak, mengambil ponsel itu dengan gugup dan menelan ludahku sendiri dengan susah-susah. Rasanya tenggorokan ku juga mulai sakit.
Begitu aku menerima panggilan teleponnya, suara tinggi dari Cl langsung terdengar, membuatku menghela nafas dan menjauhkan ponselku dari telinga.
"Aku masih bekerja..." Aku berucap dengan suara pelan, dengan sengaja. Supaya orang-orang disekitar ku tak bisa menebak apa yang tengah aku bicarakan dengan si penelpon.
Decakan sebal dari Cl bisa aku dengar dengan jelas. Dia memecahkan vas... Mungkin? Yang aku dengar hanya bunyi pecahan kaca.
"Siapa yang menyuruhmu untuk ikut kuliah, hah?! Aku menunggumu dirumah, sepuluh menit kau masih belum juga datang, maka jangan pernah kembali ke rumah ini, Jennie Kim."
Panggilan telepon berakhir detik itu juga, aku kembali menghela nafas panjang dan mulai merapihkan barang-barang ku yang masih tersimpan dimeja.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang, sebentar lagi murid-murid kecilku juga akan segera pulang, aku pikir mungkin tidak apa-apa jika aku pulang sekarang.
Kegiatan kecil yang tengah aku lakukan saat ini rupanya menarik perhatian Kevin. Aku tahu jika anak laki-laki itu mulai memperhatikan ku dengan tatapan bingungnya.
Aku memang tidak pernah pulang lebih awal sebelumnya, tetapi hari ini aku harus. Cl bisa saja benar-benar menghancurkan masa depanku jika aku tidak segera pulang.
"Oke, student, sepertinya aku harus kembali sekarang karena tiba-tiba saja aku memiliki urusan mendadak. Tolong pulanglah sesuai jadwal, arraseo??"
Aku tersenyum tipis begitu mendapat anggukan patuh dari anak-anak itu, membungkuk sesaat dan meninggalkan tempat dengan sangat terburu-buru.
Aku sudah menghubungi guru lain sebelumnya, jadi mereka akan tetapi diawasi oleh yang lainnya.
Jennie POV end!
Setelah bersusah payah mendapatkan taksi, Jennie akhirnya pergi dan sampai dirumahnya. Ia terlambat lima menit dan itu masih terbilang cukup wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN
Ficção AdolescenteApa yang akan terjadi pada hidup Jennie setelah mendapatkan badai hujan yang begitu menyakitkan? Akan adakah perubahan berupa pelangi ataupun terik matahari yang menyejukkan? Atau hanya ada langit gelap yang terus mendung? Bisakah ia merubah nas...