P R O L O G

55 18 21
                                    

Pagi ini tak terasa sudah seratus hari kematian sang ibu, Caitlin bergegas mengambil helm yang berbeda dalam kamarnya lalu ia membawa motor sport kesayangannya. Mengendarai tanpa tujuan dengan sedikit trik standing-nya yang membuat para pengendara lainnya merasa risih sebab kelakuan wanita aneh ini.

Tak terasa hujan mulai turun beriringan saat Caitlin tiba dimakam sang ibu, Caitlin menangis lalu memeluk gundukan tanah tersebut mengingat kejadian waktu ibu Caitlin meninggal karena kecelakaan. Tak bisa membayangkan rasanya ditinggalkan seorang wanita yang telah melahirkan dan merawatnya yang belum sempat ia bahagiakan.

"Mah!, Caitlin kangen Mama. Kangen banget!!"

"Caitlin dirumah dijadiin babu sama anjing si Risma itu, dasar pelakor ga tau diri kan Mah?! Terus Caitlin tuh suka banget dibanding in sama anak haram Papa. Bilangnya inilah itulah, terus kamar Caitlin di ambil sama dia, Hp Caitlin juga dia malah ambil dan bodohnya lagi si brengsek itu malah bela anak haram, lebih sayang sama dia ketimbang Caitlin. Caitlin kangen Mama, Caitlin mau nyusul Mama,, hiks hiks." Tangisan Caitlin semakin menjadi.

Haripun mulai gelap, hujan tak kala berhenti ditemani dengan tangisan seorang anak ramaja. Dari kejauhan tampak seseorang yang sedang memperhatikan anak gadis itu, dilihat dari penampilannya terlihat seumuran seperti gadis yang tengah menangis dimakam. Ingin sekali rasanya lelaki itu menemuinya namun ia takut jika mengganggu.

Tak lama kemudian Caitlin menyadari bahwa hari semakin gelap, kemudian ia bergegas meraih mini bag-nya lalu berjalan ke arah parkiran

Selang beberapa waktu saat diperjalanan Caitlin merasa hidupnya tak lagi berarti, ingin mengakhiri hidupnya disini. Bermain trek trekan, kebut kebutan hingga merasa pusing, mungkin sebab menangis terlalu lama. Hingga tak menyadari ia telah berlawanan arah dengan mobil truk

Bruk...

"Mah!! tunggu Caitlin ya Ma, Caitlin mau nyusul Mama ke neraka, soalnya ga mungkin kalo ke surga" titah Caitlin ngasal saat hampir tak menyadarkan diri. Sungguh aneh ini manusia menolak surga

-💐💅-

"Loh gue dimana? apa udah sampai neraka?"

"Neraka bapak lo!, ini rumah sakit bego!" suara Reyn galak

Caitlin melongo mencoba mencerna "Gue ga mati Reyn?" tanya Caitlin memastikan, siapa tau dia sudah di neraka bersama Reyn. Bisa jadi

"Lo lagi sakit, ga usah banyak bercanda! Lo tau ga sih gue itu khawatir sama lo, tapi kenapa seenak jidat lo kebut kebutan. Lo kira jalanan punya nenek moyang lo apa??!" kejam Reyn tak habis pikir, ini manusia apa batu ga bisa dikasih tau sekali. batin Reyn ngeluh

"Kalo ceramah tuh di mesjid bukan sini, ini rumah sakit tempat orang sakit goblok!"

Malas mendengar ocehan tidak bermanfaat Caitlin, Reyn memilih bangkit lalu berjalan membuka pintu ruangan

"Mau kemana?" tanya Caitlin

"Beli makan buat lo"

---

Diseberang pintu sudah terdengar suara anak BME (Bruiser Mortal Enemy)

"Caitlin lo kenapa?"

"Kok bisa babak belur?"

"Pasti lo tawuran kan? Cewe kok tawuran"
Dan masih banyak lagi pertanyaan mereka

"Brisik banget lo pada" titah Caitlin

"Ga bosen lo masuk ni Rumah Sakit?" tanya Clayton

"Gue demen disini" sahut Caitlin lagi

"Caitlin lo Freak banget dah" balas Qimo

"Dasar kimoci!"

Banyak tawa dan canda dari seisi ruang tersebut membuat Caitlin merasa bahagia, meskipun orang tuanya tidak menjenguknya atau menanyakan kabar sang anak.

Tak lama tiba seorang Reyn dengan membawa dua buah plastik besar yang berisi makanan

"Widihh bos bawa apaan tuchh? Nasi kotak ya? Wihhh Thank you boss" ucap Canon Ge'er

"Cih, ngarep banget lo Kamera!" komen Qimo

"Kamera bapak lo, ga tau diri banget lo Kimochi!" sahut Canon

"Diem atau gue seret?" potong Reyn kesal

"Makan tuh karma" ejek Fatir

"Lo sih Kimochi"

"Bacot!!"

-💐💅-

Sunyi itulah yang dirasakan Caitlin sekarang. Mungkin dulu ia tidak pernah merasa sunyi hidup kelam saat Masih bersama sang ibu, tapi kini semuanya berubah semenjak sang ibu pergi untuk selamanya.

Mungkin dulu Caitlin selalu disayang, kasihi, tidak pernah dibentak, tidak pernah dicaci maki. Tapi sekarang itu tidak berlaku lagi semenjak ayah Caitlin mengenal Lonte yang kini menjadi ibu sambungnya. Mungkin Caitlin tidak pernah menganggapnya sebagai ibu sambung atau tidak pernah ada di dunia. Kini hidup Caitlin berubah drastis dari yang penakut gelap hingga kini penakluk gelap.

"Reyn!!" panggil Caitlin

"Hmm?"

"E-eumm kayanya gue Datang Bulan deh" ucapnya sedikit malu

Reyn tertawa kecil melihat Caitlin menutup matanya dengan tangan karena malu. "Tumben banget lo malu malu gitu?" goda Reyn "Yaudah terus kalo lo datang bulan gue harus apa? pake-in lo pembalut gitu?"

"Anjing!" belak Caitlin semakin malu "E-hmeksme" cicit Caitlin lupa dengan katanya

"Yaudah ayo!" ajak Reyn

"Kemana?"

"Mau gantiin lo pembalut" terus terang Reyn polos seperti anak kecil yang tidak tau apa apa

"Bego bego bego" batin Caitlin pasrah "Bantuin turun"

Reyn pun membopong tubuh Caitlin menuju kamar mandi untuk ia gantikan pembalut

"Duhhh malu gue"

"Malu ngapain? gue belum liat juga"

"Goblok!!"




-----💐

Kalian suka ga? kalo suka komen ya
Ramaikan dengan vote dan komen jangan lupa untuk follow

Kalo rame aku lanjut part berikutnya ya
Terimakasih 💐🤗

Caitlin Freak (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang