1. Ayden-Ayana

59 4 0
                                    

(Dari Persahabatan biasa menjadi Persahabatan yang halal & diridhoi)

.
.
.
.
.
.
.

🍧🍧🍧






Sore hari yang menenangkan, seorang perempuan berusia 21 tahun sedang berayun di halaman rumah sang kakek yang bernama Zafran. Dengan ditemani semilir angin yang berhembus, ia tersenyum menatap anak-anak yang sedang bermain di halaman rumah yang terletak di samping rumah sang kakek.

Ayana Nur Faiza, dialah orangnya. Ia memudarkan senyumannya ketika melihat sebuah mobil Avanza memasuki halaman rumah tersebut. Namun, matanya terus memperhatikannya hingga seseorang di dalamnya keluar.

Degh

'Kak Ayden?'

'Apa itu benar Kak Ayden? Ya Allah...'

Ayana turun dari ayunan, melangkahkan kakinya perlahan dengan tatapan yang terus tertuju kepada sosok yang dia duga adalah Ayden.

Ahmad Ayden Abrisam, adalah sosok sahabat Ayana waktu kecil sampai masa MA. Namun, setelah lulus MA, pria itu malah mengejar pendidikannya ke luar negeri, yaitu Universitas Cairo, Mesir. Mereka harus terpisah walaupun hati mereka sama-sama menuntut tidak ingin berpisah. Apalah daya mereka ketika takdir memang memisahkan mereka.

Setelah 5 tahun lamanya mereka tidak bertemu, ternyata Ayden sudah kembali ke Indonesia, kampung halamannya. Ayana sama sekali tidak tahu menahu kabar pria itu selama 5 tahun, sebab Ayden me-non-aktif-kan nomor WhatsApp-nya karena ia tidak ingin usahanya menuntut Ilmu terganggu. Ia ingin fokus. Hal tersebut ia sampaikan kepada Ayana sebelum berangkat ke Cairo. Ayana merasa berat menerimanya, namun ia tetap mendukung sahabatnya itu demi kebaikan bersama.

Kini mereka pun kembali dipertemukan. Ayana sangat merindukannya.

Pria itu menolehkan wajahnya hingga netranya bertemu dengan netra Ayana.

'Benar, dia adalah Kak Ayden.'

Namun, hati Ayana tiba-tiba mencelos ketika wajah yang ia rindukan itu berpaling ke arah lain. Bahkan senyuman Ayana juga tidak dibalas balik oleh Ayden. Apakah pria itu tidak mengenalinya karena lama tidak bertemu? Ataukah memang Ayden telah lupa dengannya?

"Kak Ayana! Sini!" seru seorang anak kecil yang berdiri di dekat Ayden.

Ayana tersadar lalu mengangguk. Dengan perasaan canggung dan ragu, Ayana berjalan menghampiri mereka.

"Kak Ayana, kenalkan ini pamannya Kevin, namanya paman Ayden." beritahu anak kecil itu yang bernama Kevin.

Ayana beralih menatap Ayden. Pria itu hanya menatapnya datar dan sebentar saja.

"Salam kenal," ucap Ayden menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Iya, salam kenal juga." balas Ayana juga melakukan hal yang sama. Rasanya terlalu canggung, padahal hatinya sangat merindukan Ayden.

"Apa kabar?" tanya Ayana ingin mencairkan suasana yang canggung sekarang.

"Baik." jawab Ayden singkat. "Saya permisi dulu," pamitnya dan berlalu memasuki rumah.

Ayana menatap kepergian Ayden dengan tatapan sendu. Hatinya benar-benar terasa sesak mengingat prilaku sahabatnya sekarang. Datar dan agak cuek. Sepertinya Ayden memang sudah melupakannya. Bahkan untuk sekedar bertanya kabarnya pun tidak ada. Ayana ingin menangis, namun ia tahan.

CerpenKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang