|3|

119 25 3
                                    

Ryuusei tak akan pernah bosan membicarakan ini, tetapi serius, kekasihnya benar-benar mengagumkan.

Sosok yang dipuja banyak orang saat ini tengah berbaring di pelukannya, rasa bangga kembali memakan dirinya. Ryuusei melebarkan senyumannya, sepasang matanya berkilat geli, menatap kekasihnya yang benar-benar menggemaskan dan bertingkah seperti kucing tidur.

Sae telah berganti pakaian, sweaternya telah diganti dengan kaos hitam. Rambutnya yang biasanya rapi dan tertata, berubah menjadi berantakan dan menurun menutupi dahinya. Kekasihnya saat ini terlihat benar-benar sederhana, seolah-olah dia bukanlah pemain sepak bola yang terkenal, seolah-olah dia hanya kakak Itoshi Rin yang membutuhkan kehangatan, bukan sosok yang dipuja-puja oleh seluruh dunia.

Ryuusei menariknya lebih dekat, tangannya bersandar di pinggang kekasihnya, sementara ia dapat merasakan napas Sae di lekukan lehernya. Ah, sial, kekasihnya benar-benar menggemaskan.

Ryuusei menahan diri untuk tidak mencium kekasihnya. Lebih buruk lagi jika hal itu akan membangunkannya, dan membuat Ryuusei diusir dari kamar (bukannya dia takut, hanya saja dia tidak ingin ditertawakan oleh Rin, oke?)

Membenamkan kepalanya di bahu kekasihnya, Ryuusei memusatkan atensinya pada rambut kekasihnya. Dengan tangannya yang berkedut gatal, Ryuusei memainkan helai-helai kemerahan kekasihnya dengan ringan. Ia menahan diri untuk tidak bersiul, dan hanya bisa menutup mulutnya.

Perlahan-lahan kantuk mulai menyerangnya, mungkin karena bosan, atau mungkin karena memang tubuhnya sudah meminta untuk istirahat. Ryuusei menguap sejenak, kemudian mempererat pelukannya.

Sebelum ia menutup sepasang matanya, dalam sunyinya kamar kekasihnya, ia membisikkan kalimat tepat ke telinga kekasihnya dengan nada yang mengantuk. "Selamat tahun baru, mencintaimu Sae-chan."

Ketika Ryuusei merasakan kantuk yang mengambil alih sepenuhnya, ia dapat mendengar gesekan kain, dan suara yang amat disukainya menemaninya dalam kantuknya.

"Mm, mencintaimu juga."

Malam itu dimana hawa dingin berkeliaran di luar, sementara Ryuusei tertidur dengan tenang bersama kekasihnya di pelukannya. Ia memimpikan laut, kekasihnya berada di sisinya, mengenggam tangannya dengan erat. Di sana laut telah membeku, pantai penuh salju, dan langit malam terlalu indah untuk dilewatkan, sebab kembang api telah menghiasi seluruh langit yang kelam.

Dan, kekasihnya menciumnya, dengan lembut serta memanjakan.

Ryuusei membalasnya, dalam senyuman yang terlalu lebar.

Cool || shidosae✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang