"Bagaimana rasanya bermain cinta dengan ibu mertuamu, Pras?" Rajuk wanita berusia 40 tahun dengan nada menggoda. Matanya mengerling pria berbadan atletis yang masih di bawah tindihannya"Luar biasah, Mah. Liar dan panas. Meskipun sudah berumur, permainan ranjang mama lebih hot dari Maya. Lebih menggigit," jawab pria tampan dengan sisa nafas tersengal setelah melakukan 12 ronde permainan.
"Aku ingin kita terus melakukannya, Pras. Aku sangat mencintaimu. Tak peduli kau adalah suami dari anakku. Hatiku tertawan."
"Akupun demikian juga, Ma. Isi dari bra berukuran 40D ini selalu menggodaku. Tak peduli mama adalah mertuaku," sahut Pras dengan sapuan lidah ke telinga Hafsari - mertuanya, yang membuatnya sesaat memejamkan mata dengan bibir tergigit.
"Tapi, Ma..." Pras menyingkirkan tubuh seksi itu ke samping. Tatapannya menerawang ke atas, lalu beralih ke wajah Hafsari yang masih menyimpan aura kecantikan dan kebinalan.
"Tapi apa, Sayang? Katakanlah, kau terlihat khawatir," terka Hafsari dengan sunggingan senyum, tangan kirinya mengelus ngelus perut menantunya yang sixpack dan indah dengan keringat yang masih basah.
"Aku tidak mungkin terus menerus membodohi Maya. 1-4 kali mungkin aku bisa, tapi kita tidak bisa terus menerus seperti ini. Alasan ronda dan main catur tidak mungkin bisa selamanya kujadikan sebagai alibi."
"Jangan terlalu mengkhawatirkan tentang itu. Maya tidak pintar. Ia tidak peka. Kau perlu sedikit variasi alibi, kau akan aman," jamin Hafsari sambil bangkit.
"Kringggg...
Tiba tiba ponsel Pras berdering. Layar ponsel nya memunculkan nama Adinda Maya.Pras memberikan kode diam pada ibu mertuanya dengan menempelkan ujung telunjuknya di bibirnya.
"Ya, Sayang...ada apa?"
"Jam berapa pulang?"
"Sebentar lagi. Permainan catur hampir berakhir. Eman Eman kalau tidak dilanjutkan."
"Aku buatkan makanan ya..."
"Oke, Sayang. Terimakasih istriku yang baik dan cantik. Aku tutup dulu ya. Assalamualaikum." Klik. Prasetya mengakhirinya obrolannya. Sementara Hafsari tersenyum senyum melihat begitu mudahnya lawan main bur bautnya itu membodohi istrinya yang juga anaknya.
"Alhamdulillah beres, Ma. Tidak sulit untuk ngibulin Maya anak mama. Tapi sekarang aku mesti pulang dulu." Pras melihat jarum jam yang menggantung di dinding sudah menujuk angka 2. Tak terasa sudah 7 jam ia berasyik masyuk beradu daging dengan ibu dari wanita yang ia pertalikan dalam akad sakral.
Gegas Pras memasang pakaiannya yang tercecer di lantai di samping lingerie transparan warna hitam milik Hafsari yang dijuluki MILF oleh Pras.
"Aku pulang dulu, Ma. Besok besok kita lanjutkan lagi. Permainan nagih."
"Ooppppsss ada yang tertinggal sayang," ucap Hafsari menahan langkah Pras. Pras menoleh.
"Apa, Ma?"
"French wet kissing dulu, lah. Ciuman basah ala Prancis." Hafsari mendekat dan menyambar bibir menantunya yang merah alami penuh berahi.
Ia menatap kepergian menantu tampan itu dengan seulas senyum bangga dan kebahagiaan, Hafsari lalu memunguti beberapa pakaian yang tergeletak di lantai dan membungkus tubuh sintainya kembali.
***
"Kok sampai dini hari mas main caturnya?"
"Lawan main caturku ulet, May. Main sekali ronde bisa berdurasi 50 menit."
"Oke...."
Maya lalu memperhatikan bagian bawah tubuh suaminya."Tapi sejak kapan ada permainan catur dengan pakaian terbalik?"
"Terbalik bagaimana, May?"
"Kau terlihat seperti Superman yang mengenakan sempak di luar celana." Jawab dengan pandangan tertuju pada pada bagian bawah tubuh suaminya.
Pras menunduk dan langsung kaget setelah melihat segitiga pengaman ular viper 21 cm berada di luar celananya. Tapi cepat cepat ia menguasai keadaan dan mengulas senyum kacau.
"He hehe... Ini hukuman bagi yang kalah dalam permainan, May. Aku mandi dulu ya." Pras bergegas di hadapan Maya untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut.
***
Ini makanan nasi gorengnya, Mas." Maya menyuguhkan nasi goreng pedas usai suaminya mandi.
"Makasih, May."
"Ini mentimunnya. Lupa tadi tidak kukasih irisan mentimun." Tiba tiba Maya mengeluarkan pisau besar pemotong daging membuat Pras kaget.
Maya lalu mengiris dan mencincang timun besar tersebut dengan pisau pemotong daging. Pras bergidik. Tidak biasanya Maya mencincang timun di hadapannya dan dengan pisau besar pula. Pras menelan ludah.
Entah kenapa kemaluannya serasa ngilu.
"Ditambah cincangan mentimun ini akan makin lezat nasi gorengnya," ucap Maya dingin.
Rasa takut mulai menjalar di hati Pras saat Maya mencincang timun itu dengan gerakan cepat dan menjadikan telapak tangannya sebagai telenan.
"Apa jangan jangan Maya sudah tau hubungan gelapku dengan ibunya," tanyanya membatin.
Keringat dingin mulai mengucur dari batangnya.
Oke gitu aja jadi jangan kepo buat lanjutanya emang dasarnya ngga aku lanjutin
Jangan lupa vote nya Bubay:)