2. dark fog : Oma Deio

0 0 0
                                    

"oma.."

"Aku menggoroknya dengan benar kan? Iya kan?."

Tubuh ku tersentak hebat, bisa ku rasakan kedua telapak tangan ku masih bergetar tak karuan. Degup jantung yang melebihi batas normal itu pun masih bisa ku rasakan, sirine mobil yang sangat familiar sayup sayup memenuhi gendang telinga ku.

Sakit, secara bersamaan rasa sakit menjalar di kepalaku. Suara bising di sekitar membuat rasa sakit yang ku rasakan semakin menjadi, aku menutup telinga ku rapat rapat dan memejamkan mata, berharap semoga dengan cara itu rasa sakit di kepalaku bisa hilang.

"Jo"

"JOSHUA!."

Dengan cepat sebuah pelukan menerjang tubuh ku, aroma paman shoen.

"Jo, kau baik baik saja?." Cerca paman shoen setelah melepas pelukannya.

"Apakah kau terluka, Jo? beritahu paman jika ada yang sakit." Aku seperti orang linglung, aku bahkan tidak mendengar dengan jelas apa yang paman katakan.

"Paman," nafas ku tercekat. Tatapan ku terpaku pada sebuah kursi milik Oma, cairan pekat berwarna merah itu menggenang sampai sampai mengalir ke bawah bagian kursi.

Di detik itu dada ku seperti di timpa sebuah batu besar, sangat sesak. jadi semua itu bukan mimpi?


@@@

Kematian oma menjadi spot berita terkini, Oma adalah pensiunan seorang penyidik wanita terkenal. Salah satu kasus oma yang paling legendaris adalah ketika beliau menguak salah satu pembunuhan berantai di kota ku, Bahkan rumor mengatakan bahwa Oma lebih cepat dari penyidik laki laki profesional seusianya.

Walaupun ku dengar bahwa Oma mengundurkan diri dari penyidik di masa masa kejayaannya, ntah alasan apa, satu hal yang ku tau. Jika aku bertanya soal hal itu, Oma tidak akan  pernah mau menjawab.

Wartawan terus berdatangan, Blitz kamera mereka seperti ngengat yang berkerumun. Aku mendengus, apa yang menarik dari berita duka seseorang, aku tidak mengerti mengapa ada manusia yang menyukai hal hal seperti itu.

Aku, mama dan paman akhirnya memasuki ruangan sidang. Awalnya mama dengan kekeuh tidak memperbolehkan aku ikut, mama menyuruh ku untuk diam di rumah sakit dan melakukan perawatan. Tentu saja aku menolak dengan tegas, lagipula aku tidak terluka jadi aku bersikeras untuk ikut.

Untung saja saat itu paman shoen ada di pihak ku, paman bilang aku sebaiknya ikut karna saat kejadian itu aku menjadi satu satunya saksi. Malah terlihat aneh jika aku tidak ada saat sidang berlangsung, dua lawan satu, mama kalah telak dan hanya mengikuti kemauanku.

Tidak seperti dugaan. persidangan tidak berlangsung lama, aku menyaksikan dari awal hingga akhir. Bagaimana pelaku mengaku bahwa apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang benar, seperti psikopat yang sudah kehilangan nurani pria itu dengan bangga menceritakan kembali bagaimana nyawa Oma hilang di tangannya, di depan semua orang yang menyaksikan proses sidang.

"Verdammt!." Paman berucap geram, dan setelah itu mama menangis tanpa suara.

Satu persatu meninggalkan ruangan dan menyisakan pelaku yang segera di bawa ke dalam sel, ku harap dia membusuk di dalam sana.

Mama mengajak ku untuk keluar juga seperti yang lain, namun langkah ku terhenti saat pelaku mengatakan hal yang membuat ku membeku seketika.











"Terimakasih, berkat mu aku bisa lebih bahagia. Mari kita bertemu lagi di surga, Noah."

Dengan senyum, pria itu kembali mengikuti petugas, dan dalam sekejap tubuhku jatuh membentur keras lantai ruang persidangan.




















🐼: Ga terlalu ngerti gimana proses sidang, sebenarnya udah riset dikit dikit tapi ternyata cukup panjang😅  proses sidang itu ga cuman satu tahapan, tapi karna disini aku buat pelaku langsung ngaku jadi ya ku buat aja sekali. Garis bawahi cerita ini cuman fiksi  jadi kalau mau lebih lengkap silahkan baca sumber sumber di google, sekian terimakasih.

forgive Or revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang