Part 19

171 25 3
                                    

"Bagaimana kamu bisa mendapatkan ini?" Tanya Sakura dengan curiga sambil mengangkat kantong yang berisi Senbon

"Persediaan klan, klanku jelas tidak membutuhkannya lagi" jawab Shisui dengan mudah

"Hmm" Sakura masih curiga, tapi dia cukup memercayai Shisui.

Dia meraih Senbon hanya untuk berkedip karena dengan mudah terlepas dari genggamannya.

"Eh?" Dia bertanya meraih yang lain hanya untuk tergelincir lagi

Sambil mengerutkan kening dia mencoba lagi menggenggam alat itu lebih erat hanya untuk itu pecah di genggamannya

"... ini sulit" katanya

"Seseorang harus tahu cara memegang senjata dengan benar sebelum melemparkannya dengan benar" Shisui membacakan, "Ini mungkin akan memakan waktu beberapa minggu sebelum kamu dapat memegangnya dengan benar. Kemudian beberapa bulan sebelum kamu dapat memegangnya tanpa memikirkannya"

Sebelum Sakura bisa menjawab...

"Kon, kon, kon. Salju turun kon"

"Apa itu tadi?" tanya Sakura berusaha mencari sumber suara itu

"Di sana" Shisui menunjuk ke belakang pepohonan di mana ada tanah lapang lain, Sakura diam-diam berjalan ke pepohonan sambil menyembunyikan dirinya saat dia memata-matai siapa pun yang ada di sana.

Matanya melebar sebentar melihat anak yang lebih muda di tempat terbuka.

Anak laki-laki kecil dan kurus dengan kulit kecokelatan dan selalu merona. Dia memiliki rambut cokelat runcing sepanjang pinggang dengan poni pendek menggantung di atas matanya dan helai sepanjang dagu membingkai kedua sisi wajahnya. Dia memiliki mata hijau tanpa pupil. Sebuah gigi tajam mencuat dari sisi kanan mulutnya.

Dia mengenakan jubah hijau kusam dengan jubah coklat kusam, geta kayu, dan perban di kepala dan pergelangan tangannya, dengan ikat kepala ungu.

Dia tersenyum lebar "Kon, kon, kon. Salju turun. Kon~!"

Dan yang mengejutkan Sakura dan Shisui, salju mulai turun.

"EH?!" Sakura tidak bisa membantu tetapi terkesiap takjub mendapatkan perhatian anak laki-laki itu

"Hati-hati, dia mencurigakan" Shisui memperingatkan saat Sakura melangkah ke tempat terbuka

"Dahi!" Seru anak laki-laki itu sambil menyeringai gembira

Sakura tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut, ".. katakan itu lagi?" Dia meminta mengepalkan tinjunya erat-erat

"Dahi!" Anak laki-laki itu sekarang berdiri di depannya sambil menyeringai lebar

"Sakura, jangan marah!" Shisui memperingatkan melihat wajah Sakura menjadi lebih merah. Dia bersumpah dia melihat uap keluar dari telinganya

Tapi kemudian warnanya kembali ketika dia mengulurkan tangannya saat salju turun, "Salju..." gumamnya

"Dan hari ini cerah. Ini pasti perbuatan anak ini" kata Shisui

"Siapa kamu?" Sakura bertanya sambil mengangkat alis pada anak di depannya

Anak itu berhenti menari di sekelilingnya, "Aku..Yota" jawabnya

Warisan Kehendak ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang