Halo A,
Sudah lama sejak dimana hari perpisahan kita. Tapi aku masih sering mendengarkan lagu-lagu dari playlist yang dulu pernah kau kirim untukku. Aku memutarnya setidaknya satu kali dalam sehari agar aku selalu senantiasa mengingatmu.
Kau tahu A? Hal-hal tentangmu tidak ingin kulupakan secuilpun, termasuk kue donat donat dan secangkir coklat hangat yang selalu kau suap untuk sarapan. Dulu aku berpikir bahwa mungkin suatu hari nanti aku yang akan menyajikannya untukmu, sementara itu kau menungguku di teras rumah sambil membaca koran. Rasanya bahagia ya A, jika seaindainya yang aku hayalkan itu akan menjadi kenyataan.
Tapi dipikir dan dibayangkan bagaimanapun sepertinya tidak mungkin. Tidak akan mungkin. Kau tidak akan menerimaku dengan banyak dosa-dosa yang sudah aku perbuat untukmu.
A, apa ada kata yang lebih baik ketimbang maaf? Kalau ada, tolong beritahu aku apa itu? Atau mungkin ada kata yang memungkinkan untuk kita balikan seperti dulu? Sepeti apa A, bagaimana caraku agar bisa memilikimu?
Apakah kau lelah A? Semua hal yang aku lakukan terhadapmu sepertinya sudah membuatmu muak dan tidak ingin melihatku kembali. Atau mungkin kalau bisa kau tidak ingin mengenalku sejak awal.
Apakah benar seperti itu, A?
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo, A
Документальная прозаJika kamu menemukan cerita ini, maka bacalah, aku menulis ini untukmu, A. Masih dan akan selalu tentangmu. Aku harap kau tak pernah melupakanku.