Halo, A
Rasa lelah seringkali membuatku tidur lebih cepat akhir-akhir ini. Kupikir tidur adalah cara terbaik agar tidak terus menerus memikirkanmu, kemudian merindukanmu, kemudian menangis karenamu. A, aku terlalu cengeng ya?
Aku tidak tahu bagaimana aku harus menguatkan diri jika nanti aku melihatmu bersama seseorang yang bukan aku. Aku tidak sanggup, A. Banyak hal buruk tentangmu yang selalu menghantui pikiranku. Banyak hal yang aku takutkan.
Bagaimana denganmu, A? apa yang kau pikirkan terhadapku saat ini? Apa kau bertanya-tanya tentang kabarku? Apa kau masih sering mengingat hal-hal yang dulu sering kita lakukan bersama? Apa kau mengkhawatirkanku? Apa kau sudah tidak peduli denganku?
A, pertanyaan-pertanyaan itu muncul dikepalaku dan sampai saat ini aku tidak tahu apakah kau masih memikirkanku atau tidak. Itu membuatku cemas, A. Aku takut dilupakan begitu saja seperti dedaunan jatuh dimusim gugur sebelum esok mulai disapu.
Banyak hal yang sudah aku lalui, tapi tetap saja tidak semenyenangkan saat bersamamu. Aku selalu menantikan hari dimana kita akan bertemu. A, semoga hidupmu selalu cukup. Semoga hidupmu selalu baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo, A
No FicciónJika kamu menemukan cerita ini, maka bacalah, aku menulis ini untukmu, A. Masih dan akan selalu tentangmu. Aku harap kau tak pernah melupakanku.
