Halo, A
Menangis sepertinya sudah menjadi kebutuhanku selain makan dan minum. Setiap malam aku selalu memikirkanmu, A, dan setiap malam aku selalu menangis. A, kupikir ada banyak hal yang perlu kita selesaikan sebelum akhirnya nanti kita menjadi asing.
Tapi bukankah sekarang kita juga menjadi asing ya, A. Aku ingin kita seperti dulu, tapi rasanya tidak mungkin. Aku terlalu mengecewakanmu, aku harus tahu diri, aku harus pergi. Tapi A, aku tidak bisa hidup kalau tidak denganmu.
Aku lelah memikirkanmu setiap hari, tapi hal itulah yang membuatku terus bertahan-dari ketidakpastian kita, pun dari ketiadaan yang tidak menjanjikan. Kesabaran tanpa batas itu tidak ada, A. Mungkin kalau ada sesuatu yabg abadi selain tuhan itu adalah rinduku untukmu.
A, aku tidak ingin kau menganggapku terlalu berlebihan atau apalah itu, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku dengan baik. Agar nanti kau tidak salah paham, bahwa semua tindakan yang aku lakukan tak lain dan tak bukan adalah caraku untuk terus mencintaimu.
Maaf A, maaf jika hingga saat ini aku masih mencintaimu. Maaf jika cinta yang kupunya hanya membebani kehidupanmu. Maaf, A. Maaf karena telah membuatmu kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo, A
Não FicçãoJika kamu menemukan cerita ini, maka bacalah, aku menulis ini untukmu, A. Masih dan akan selalu tentangmu. Aku harap kau tak pernah melupakanku.