Chapter 2 - Bad Feeling (2)

35 1 0
                                    

"Gotcha"

Aku terdiam kaku ditempatku. Bibirku mulai ikut bergetar.

You gotta be kidding me

NGING

"Aakkh"

Aku menutup kedua telingaku saat telingaku tiba-tiba berdengung dengan keras membuat kepalaku rasanya ingin pecah.

"Lo tau kalo dia lagi makan tuh keliatan ganteng bang- loh V?"

NGING NGING

"AAKKHH..."

Sakit. Aku tidak tahan. Disekelilingku mulai berputar-putar. Tubuhku sangat lemas. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Semuanya tampak menjadi ganda dalam penglihatanku. Suara nyaring itu semakin kuat dan semakin memekakkan telingaku. Rasanya sakit sekali seperti ada bom aktif di dalam kepalaku.

"Astaga V, lo kenapa?"

Aku bertekuk lutut menahan rasa sakit yang kuat ini. Aku tau. Dia sedang berusaha keluar. Aku semakin menekan kepalaku. Berusaha untuk tidak berteriak. Takut nanti akan berujung menjadi pusat perhatian. Aku merasakan cairan mengalir dari hidungku. Aku melihat cairan merah itu menetes menodai seragamku.

"V!! Lo kenapa? astaga lo mimisan..." tampak Sheila khawatir dan berusaha menggapaiku. Berniat membantuku untuk berdiri. Belum sempat menyentuhku, Aku berlari tergopoh-gopoh menuju toilet yang kebetulan kosong setelah mendorong Sheila untuk menjauh dariku dengan kasar.

Tidak.

Aku tidak melakukan itu. Tubuhku bergerak dengan sendirinya.

Maafkan aku Sheila.

Aku masih menahan rasa sakit kepalaku saat di toilet. Dengan terburu-buru, tanganku mengunci pintu toilet dari dalam. Lagi-lagi bukan aku yang melakukannya. Aku mencengkram kuat pinggiran wastafel. Tubuhku mulai merasakan sedikit efek kejang-kejang. Panas dan nyeri. Tubuhku seakan-akan habis diberi racun sekaligus obat perangsang dalam satu waktu.

Aku terkejut kala Kepalaku terhentak-hentak kebelakang seperti ada yang memukul wajahku dengan keras berkali-kali.

Nafasku terputus-putus. Sangat sesak rasanya. Aku terbatuk cukup hebat saat ada sesuatu yang mengganggu tenggorokanku. Aku melihat tanganku. Cairan kental keluar dari mulutku sesaat aku terbatuk.

Darah.

Kumohon Jangan. Jangan keluar sekarang. Aku mohon. Jangan disini.

HOEKK

Aku memuntahkan segala isi perutku. Keadaan wastafel di depanku sudah dipenuhi oleh muntahan bercampur dengan darahku. Perutku terasa mual. Aku ingin ini segera berakhir. Kumohon, tolong siapapun bantu aku.

Aku melirik ke arah cermin di depanku. Aku tersentak kala melihat pantulan diriku yang lain. Wajah amat menawan yang mirip denganku. Menatapku dengan tatapan mematikan. Kemudian Dia tersenyum miring kepadaku. Seakan-akan sedang mengejekku. Sesaat pikiranku menjadi kosong. Tidak. Aku tidak lemah. Aku tidak akan membiarkannya menang kali ini.

BRUK BRUK

"V!! BUKA PINTUNYA!!!"

Aku menggeleng berusaha mengenyahkannya dari kepalaku. Tidak. Memang tidak akan pernah bisa. Selamanya dia akan tetap berada di dalam diriku. Karena aku yang menciptakannya. Aku mulai mengeluarkan air mataku. Menahan rasa sakit yang amat sangat ini sekaligus takut. Takut dia berhasil mengambil alih tubuhku. Sungguh aku tidak kuat.

"Hiks gak, gak boleh..."

Aku memukul-mukul kepalaku serta dadaku dengan keras. Berteriak dengan kencang berharap bisa meredakan sedikit rasa sakitnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trapped By HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang