Demi dewata yang memutar jantra kehidupan, tidakkah kisanak melihat dunia yang lebih luas daripada pandangan mata, dan lebih dalam daripada pejaman seorang anak yang tertidur lelap?! Sebab melalui penglihatan itu, semua makna akan terlihat jelas seperti purnama bulan Srawana yang menyingkap tirai awan-awan gelap dan menampakkan wajah bintang-bintang, kekasihnya.
Arang hitam dalam tungku kayu bakar tak urung akan memutih menjadi abu, buah pohon randu yang kulitnya rekah menyebarkan biji hitam yang dibungkus kapuk putih. Apakah putih yang menjadi tujuan dari yang hitam, ataukah hitam yang menjadi isi dari yang putih?
Awan hitam yang rendah menumbuhkan kehidupan karena membawa hujan, awan putih yang tinggi memberi keteduhan saat bumi gersang. Hujan baik untuk sawah petani, terik matahari berguna untuk pembuat tembikar.
Semoga dewata agung menganugerahi penglihatan yang menembus hingga ke dalam sanubari tuan.
YOU ARE READING
Candrawākya (kalimat rembulan)
PoetryKisanak takkan bisa melihat biji kacang tanpa lebih dulu memecah kulitnya, kisanak juga tidak bisa mengukur dalamnya lautan hanya dari suara ombak. Apalah artinya kata-kata dari orang buruk rupa, bodoh dan hina seperti saya. Bahkan untuk hidup saja...
