Bab XIV

30.7K 1.2K 10
                                    

Aily membekap mulut mereka berdua dan menyuruhnya untuk tenang sambil meminta maaf pada semua orang yang terganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aily membekap mulut mereka berdua dan menyuruhnya untuk tenang sambil meminta maaf pada semua orang yang terganggu.

"Lo serius Ly?."

"Ngapain boong, nih duit gue masihan."

"Iya bener juga."

"Eh seriusan? Gue nggak lagi mimpi kan?." Tanya Vira tidak percaya.

"Enggak."

"Tapi kenapa kak Bumi bayarin kita semua?." Sinta mulai penasaran.

"Kalo itu gue juga nggak tau, gue belum cerita ke kalian, kalo sebenernya gue ke bengkel kak Bumi buat benerin mobil. Jadi..." Aily menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya, dan semua pasti sudah tau bagaimana reaksi mereka semua yang beberapa kali membuat semua orang menatap ke arah meja mereka lagi.

"Wah gila, gue harus ngomong apa sekarang. Gue berhenti comblangin lo ke anak-anak deh, ini udah paling oke kalo jadi crush."

"Lo nggak papa Vir? Gue nggak enak sama lo, tapi gue nggak ada apa-apa, gue aja nggak bisa nyebut temenan sama kak Bumi, nyatanya kan gue cuma pelanggan di bengkelnya."

"Ga masuk akal Ly, udah jelas kak Bumi lagi deketin lo, di anterin pulang, di anterin ke sekolah, dan ntar mau di jemput pulang sekolah. Sumpah fix banget lagi mau pdkt in lo itu." Jelas Vira. "Gila, gue bakal seneng banget sih kalo sahabat gue sama kak Bumi, bayangin aja gue bisa cuci mata tiap hari."

"Bajingan ni anak, punya temen di buat imajinasi."

"Apaan sih."

Aily keluar dari kelas melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya yang akan pergi ke salon terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aily keluar dari kelas melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya yang akan pergi ke salon terlebih dahulu. Sedangkan Aily harus segera pulang karena setelah itu ada les tambahan, baru sampai di lorong, Alkana menghampirinya, mensejajarkan langkahnya di sebelah Aily.

"Nggak bawa mobil?."

"Nggak."

"Pulang sama siapa?."

"Sendiri mungkin, bisa naik bus."

"Mau bareng gue aja? Rumah lo mana?."

"Nggak usah, makasih."

I.L.Y ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang