07

15 1 0
                                    

Suasana semester baru begitu kental terasa, kemeja baru, sepatu baru, tidak ada bagian dari atas hingga bawah yang tidak baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana semester baru begitu kental terasa, kemeja baru, sepatu baru, tidak ada bagian dari atas hingga bawah yang tidak baru. SMA Sonreir, sekolah menengah atas yang masuk ke jejeran SMA terbaik dan menjadi pilihan teratas oleh para siswa lulusan SMP. Koridor sekolah dipenuhi oleh tawa riang para siswa yang bersiap-siap menghadapi tantangan baru.

Para siswa yang baru masuk SMA terlihat mencari-cari ruang kelas mereka, kadang-kadang dengan panduan peta sekolah. Beberapa siswa senior bersiap menjadi panitia penyambutan untuk membantu memandu siswa baru dan memberikan informasi seputar sekolah.

Nayesha masih kebingungan dengan apa yang terjadi pagi ini. Pertama, abangnya yang terasa asing pagi ini malah bersikap seolah akrab dan mengatakan permintaan aneh untuk tidak pergi darinya.

"Siapa yang pergi? Bukannya dia yang ngejauh?"

Kedua, dia sarapan. Nayesha katakan lagi SA.RA.PAN! Woy! Itu hal langka. Semenjak keluarganya retak Nayesha selalu kabur dari ruang makan keramat itu karena pasti kalau ada dirinya akan berakhir tidak baik, entah itu piring terbang, sendok dan garpu melayang, meja terbalik, kursi ngejengkang dan hal-hal lainnya lah.

Ketiga, Arkaf juga memintanya sarapan. Hei! Ini tuh Arkaf, papahnya yang keras kepala, jelek, cuek, tukang ngancem!

"Apa gue yang mimpi, ya? Tuhan tolong sudahi mimpi ini karena saya tidak kuat dengan sikap aneh mereka." Ucap Nayesha memohon sembari mengangkat tangannya dan menghadap ke langit.

Tolong ingatkan Nayesha kalau gadis itu masih di tengah lapangan.

"Ngapain lo? Nyembah bendera?!"

Suara familiar terdengar membuat Nayesha kembali membuka mata dan menoleh, mendapati sosok pemuda tampan rupawan berjalan ke arahnya dengan raut heran.

"Ren, coba pukul gue!"

"Lo gila?" ujar cowok itu.

"Ih! Gue ngga bercanda! Pasti gue tuh lagi mimpi yakan? Bangunin gue cepetan ntar gue telat ke sekolah."

"Mending lo ke kelas taro tas terus turun lagi buat upacara. Lo ngga liat ini mau dimulai? Atau lo mau jadi pemimpin upacara?"

Mendecih, Nayesha melihat sekelilingnya dimana semua murid sudah berbaris. Ia segera berlari ke pos penjaga dan bertemu dengan satpam yang sering di sapa, Pak Muy.

"Pak Muy nitip tas!"

"Iyakk!"

Nayesha memasang wajah songong pada cowok yang menegur tadi dan berbaris asal dibarisan kelas lain, tingkahnya mengundang tatapan aneh banyak murid padanya, tapi Nayesha tetap acuh berdiri disana.

Change My Litle Sister DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang