Vote duluu yukk
***
Sudah dua hari Amora berada dirumah wanita yang menolongnya. Wanita tersebut tenyata bernama Arunda.
Dan beruntungnya luka yang berada di keningnya sudah mulai membaik, entah bagaimana wanita itu dapat menyembuhkan lukanya yang sangat lumayan. Amora curiga kalau wanita itu dukun santet-eh.
"Kenapa kau bisa dikejar serigala dihutan putih itu?"
"Entahlah, aku hanya lewat lalu ia mengejarku." Jawab Amora acuh lalu melanjutkan sarapannya.
"Kau berasal dari mana?" Tanyanya lagi.
"Kau banyak tanya." Balas Amora malas.
"Tinggal jawab saja apa susahnya? Lagipula kebanyakan orang yang lewat disana tak selamat."
"Maksudnya?" Tanya Amora bingung.
"Mati diterkam hewan buas." Jelas Arunda santai.
Apa katanya tadi? Mati?
Amora yang mendengar itupun seketika pucat pasi. Ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan untuknya agar bisa mewujudkan impiannya menjadi kaya raya."Kenapa kau diam? Kalau kau membuatku kesal akan kuserahkan kau pada hewan hewan disana." Ancamnya menakutkan.
"Aku akan pergi." Ucap Amora.
Arunda yang mendengar itu mengangkat sebelah alisnya. "Kemana?"
"Kemana saja asal menjadi kaya." Jawab Amora kelewat santai.
Bugg
"Dasar bodoh." Desis Arunda kesal.
Amora yang mendapat pukulan sayang dan umpatan mengaduh kesakitan.
"Aku salah apa?" Batinnya bersedih hati.
***
"Bisakah kita berhenti sekarang?" Ucap Amora lelah.
"Kau mau kuberikan pada hewan buas dihutan kemarin?"
Amora menggeleng lemah. "Tapi aku lelah."
"Bukan hanya kau yang lelah bodoh, aku juga lelah. Selesaikan secepatnya agar kita bisa pulang lebih awal." Ucap Arunda sebal.
"Tapi-"
"KERJAKAN DENGAN CEPAT ATAU KUBUNUH KAU SEKARANG JUGA." Teriak Arunda.
"Lebih serem daripada emak gue dulu anjim."
Dengan terpaksa Amora memacul tanah diladang Juminten, jangan tanya kenapa Amora memanggilnya dengan nama tersebut. Menurutnya, Arunda itu mirip Juminten alias ibu kantinnya yang omongannya sepedas omongan tetangga.
"Oke, kamu harus semangat ya biar cepat kaya. Yok semangat. FIGHTING!" Ujar Amora menyemangati diri.
Juminten alias Arunda yang mendengarnya hanya mencebikkan bibirnya, bermaksud mengejek Amora. Amora yang melihatnya hanya diam tak menggubris, ia masih menahan diri untuk tidak menyeburkan Arunda kedalam ember.
***
Amora memandang takjub sekelilingnya. Dimana banyak sekali orang berjualan, tumpukan sayur serta buah buahan dan banyak aroma makanan yang seketika membuatnya lapar.
"Andai aku orang kaya, akan kubeli seluruh isi pasar ini." Hayalnya dalam hati.
Amora tersentak kaget ketika tiba tiba ada tangan yang menyentuh pundaknya. Kepalanya menoleh kekanan dan mendapati Juminten disebelahnya.
"Ayo pulang, hari su-"
"Beli jajanan dulu lah untuk diriku yang kekurangan gizi ini." Ucap Amora berusaha imut.
"Cih! Tidak bekerja tapi ingin enaknya saja. Yasudah ayo!" Ujar Arunda.
Amora mendengar hal itupun menjadi semangat. Tangannya dengan cepat menarik tangan Arunda kearah stand makanan. Manik matanya memandang binar makanan yang dihadapannya.
Tangannya terulur mengambil dua roti yang mirip dengan sandwich dikehidupannya dahulu. Tenang saja, gini gini juga Amora masih tau diri untuk tidak kalap membeli banyak makanan.
"Cepat bayar."
"Hanya itu saja?" Tanya Arunda. Amora mengangguk singkat.
"Berapa harganya paman?" Tanya Arunda pada penjual roti berbentuk sandwich tersebut.
"Empat koin tembaga nona."
***
"Hei gadis malas, kau ini tidak tau diri sekali ya. Cepat bantu aku dibelakang!" Ujar Arunda galak.
"Iya iya ish." Kesal Amora.
Amora tercengang melihat dapur Juminten. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya kedapur wanita itu. Selama ia tinggal hampir seminggu mana pernah ia mau datang membantu Juminten, apalagi didapur.
"Kenapa dapurmu begini?" Tanya Amora bingung.
"Ada apa memang?"
"Dapurmu lebih bagus dibanding ruangan lain, warna warni lagi." Herannya menaikkan alis.
Arunda terdiam sebentar lalu menghela napasnya pelan. "Ini dapur adik perempuanku."
"Kau punya adik perempuan? Mana?"
"Pergi menuju tuhan" Singkat Arunda.
"Hah?"
"Meninggal." Jelas Arunda lagi.
"Piye?"
Bugg
"ADOHH"
"Banyak tanya sekali kau bodoh."
"Yakan cuman tanya. Gak perlu lah kau pukul aku." Ucap Amora dengan mimik wajah sedih.
"Diam dan bantu aku membuat makanan."
Amora mengangguk patuh. Tapi langkahnya tiba tiba terhenti ketika melihat ada kucing hutan berwarna kuning yang menggigit makanan berupa roti. Eh, apa tadi?
"ROTI GUE JANGAN DIMAKAN ANJING!" Teriak Amora pada kucing itu.
Tapi dengan cepat kucing hutan itu berlari kearah hutan belakang rumah dan membuat Amora sudah jelas tak dapat mengejarnya.
Dimalam itu, pertama kalinya Amora menangis hebat hanya dikarenakan roti sandwich nya dicolong oleh hewan imut berwarna kuning.
Huwaa gemi hampir seminggu ga up:(
Gemi sibuk di rl muluu ga sempet buka wp, kezzel dgn tugas sekolah yang menumpuk:)
Vote dan komennya kawand♡
Sehatt buatt kleann♡
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA
Fantasy---------------- Di sisa sisa kesadarannya Amora berucap. "Jika hidupku hanya dipenuhi luka lantas untuk apa aku hidup?" ---------------- Peringkat Paling Mengesankan [17-02-2023] 🥇#1-indonesiamembaca [25-02-2023] 🥇#1-sejarah [24-03-2023] 🥈#2-ka...