OD 1

7.5K 528 21
                                    

Happy reading!
~~

"Tak henti sampai di sini.."
"Walaupun kau telah pergi.."
"Tinggalkan aku sendiri.."
"Hati ini menanti, meski engkau tlah bersamanya..."

Riuh tepuk tangan dan sorakan penonton begitu ramai setelah Shani selesai membawakan lagu terbarunya yang berjudul "Menanti".

"Sekali lagi berikan tepuk tangan yang meriah untuk SYAAAAANIIIII!" ucap seorang pembawa acara yang baru saja memasuki stage.

"PAKE H WOIII!" teriak salah satu penonton dengan suara yang lantang.

"Syahni?" tanya pembawa acara tersebut ke arah penonton.

Sontak pembawa acara tersebut mendapat kecaman dari para penggemar Shani. Shani segera menyilangkan lengannya, mengisyaratkan para penggemarnya untuk tidak meneruskan perdebatan tersebut.

"Shani." Ucap Shani sembari tersenyum pada pembawa acara tersebut.

Pembawa acara yang sudah berumur kurang lebih 40 tahun itu segera meminta maaf kepada Shani dan juga penggemarnya. "Mohon maaf semuanya, umur saya sudah tua. Sering kali lupa." Ucap pembawa acara itu sembari sedikit membungkuk.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan perbincangan kita pada sesi tanya jawab?" tanya pembawa acara tersebut dan mempersilahkan Shani duduk di tempat yang sudah disiapkan.

"Jadi Shani, boleh diceritakan sedikit "Menanti" itu lagu yang menceritakan tentang apa?"

"Menceritakan tentang penantian seseorang yang pernah ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Namun orang itu kembali, tapi kali ini sudah dengan seseorang yang baru. Tapi terlepas dengan apapun yang terjadi, ia akan tetap menunggunya. Karna ia yakin suatu saat nanti, semuanya akan kembali seperti semula."

"Menarik.. Coba disini ada yang mau bertanya?"

Salah satu penonton langsung mengangkat tangannya. "Apakah lagu ini terinspirasi dari kisah nyata?"

Shani tampak berpikir sejenak. "50:50."

Sontak para penonton ricuh mengetahui hal tersebut.

"Tunggu, yang diambil dari kisah nyata saya itu yang menantinya ya bukan yang ditinggalnya." Ucap Shani menjelaskan sembari tertawa.

Penonton tertawa, karena mereka berpikir hanya orang bodoh yang berani meninggalkan seseorang seperti Shani.

Penonton lainnya kembali mengangkat tangan, dan kali ini sepertinya dari awak media karna Shani melihat id card yang menggantung di lehernya.

"Apakah sampai saat ini?"

"Mungkin iya, mungkin engga." Jawab Shani.

"Apakah seseorang itu adalah sahabat anda?"

Shani mengerutkan keningnya, namun tetap menjawab pertanyaan dari anggota pers tersebut. Shani mengangguk kecil.

"Dulu saya punya seorang sahabat, dia ga ninggalin saya dan begitupun saya ga ninggalin dia. Saya dan dia sepertinya mempunyai perasaan yang sama, namun terlalu takut untuk mengungkapkannya. Karna kami sama-sama takut merusak persahabatan yang sudah kami jalin cukup lama."

"Kalau begitu, mengapa anda tetap menunggu?"

"Karna saya yakin bahwa suatu hari nanti, salah satu dari kami akan mempunyai keberanian untuk mengubahnya."

"Apa tidak ingin mencari yang lain?"

Shani menggeleng pelan sembari tersenyum. "Karna saya pernah membaca sebuah kalimat, "Falling in love with your best friend, then you'll get the world in your hand." Saya ingin mewujudkan hal itu."

ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang