Happy Reading💐
note: yg silent reader gua bikinin angst nanti kalian y
╍╍╍╍╍╍╍╍╍╍╍╍╍╍╍"Kita sampai"
"Ini teluk para leluhur, tempat kami yang paling suci" ucap Tsireya, nampak Neteyam, Kiri dan Tuk kagum dengan tempat ini.
"Gerhana adalah waktu terbaik di siang hari berada di sini" ucap Triseya yang muncul di samping Ilu Kiri dan Tuk.
"Ini tempatnya, ini adalah pohon roh" jelas Tsireya
Nampak di bawah laut, ada pohon bercahaya besar yang tumbuh di sana, lalu mereka memutuskan untuk berenang ke sana.
Triseya yang paling semangat untuk berenang ke sana, sedangkan Tsireya nampak mengarahkan mereka untuk menyambung kan rambut ke pohon roh itu.
Triseya hanya memperhatikan, tak berniat untuk ikut menyambung kan rambut nya juga, ia hanya melihat sekeliling.
Tak lama, nampak Kiri kejang-kejang membuat mereka panik, dengan cepat mereka membawa Kiri pulang ke desa.
Setelah sampai di desa dengan cepat Neteyam menggendong Kiri untuk kembali ke kediaman nya.
"Kami berdua akan memanggil ibu kami, ke kediaman kalian" ucap Tsireya lalu menarik kembaran nya untuk ikut dengan nya.
Triseya hanya memasang wajah malas, tapi tak memberontak.
"Ibu!" panggil Tsireya, membuat Ronal menoleh ke arah kedua putrinya.
"Ada apa, sweety?" tanya Ronal menghampiri mereka berdua
"Kau harus membantu Kiri" ucap Triseya kepada ibunya.
"Why?"
"Dia kejang-kejang ibu, setelah menyambungkan rambutnya ke pohon roh" jelas Triseya, membuat Ronal menganggukkan kepalanya.
"Tunggu ibu, ibu akan membawa beberapa barang ke sana" ucap Ronal, di balas anggukan ke kedua putrinya
.
.
.
.
."Bagaimana keadaan Kiri? Apakah dia sudah siuman?" tanya Triseya kepada Neteyam, hanya di balas gelengan oleh laki-laki itu.
Ibu mereka sudah masuk ke kediaman Sully itu, Triseya memperhatikan sekeliling yah hanya dia dan Neteyam saja yang di sini eh tidak ada juga Jake dan teman-teman nya yang sedang sibuk mengobrol perihal sesuatu.
"Di mana Tuk?" tanya Triseya
"Dia ada di dalam" ucap Neteyam, membuat Triseya menganggukkan kepalanya, lalu tak lama terdengar lah orang yang menangis, yah suara Kiri.
.
.
.
.
.
.
.Terompet desa telah ditiup, berbondong-bondong orang keluar nampak Tsireya yang sedang menaiki Ilu nya
"Tulkun telah kembali. Semuanya, saudara/saudari spiritual kita telah kembali" ucap Tsireya
"Lihat itu, Neteyam"
"Itu saudari spiritual ku" ucap Triseya riang kepada Neteyam yang ada di belakang nya.
"Tapi ia seperti nampak sedikit berbeda" ucap Neteyam dan di balas anggukan.
"Ya, dia memang agak sedikit berbeda"
"Lihat, lihat" ucap Triseya lalu turun dari Ilu nya dan berenang ke arah saudari spiritual nya
"Cloe!" panggil Triseya, membuat Tulkun dengan beberapa hiasan mutiara itu pun menoleh.
"I miss you" ucap Triseya sambil memeluk Tulkun yang ia beri nama Cloe itu
"I miss you too, Triseya" ucap Cloe dalam bahasa Tulkun
"Ah...Cloe perkenalkan ini Neteyam teman ku, dan Neteyam ini Cloe saudari spiritual ku" ucap Triseya sambil mengenalkan Cloe.
"Hai" sapa Neteyam sambil melambaikan tangannya
"Apakah itu pacarmu, Triseya? Kau punya selera yang baik" goda Cloe membuat Triseya membelakak matanya.
"Kenapa, Seya?" tanya Neteyam melihat temannya kaget dengan ucapan Cloe
"Dia bukan pacar ku, aku saja meragukan menyukai nya" bisik Triseya pelan agar Neteyam tak mendengar kan.
.
.
.
.
.
."Hentikan kegilaan ini" ucap salah satu warga
"Maaf kan aku" ucap Spider
'Dia pasti akan marah kalau tau aku terlibat' batin seseorang
.
.
."Ada apa?" tanya Jake kepada Tonowari
"Manusia langit"
"Mereka mencari mu, Jake Sully" jawab Tonowari sambil menatap Jake
"Selatan" ucap Tonowari sambil menunjuk ke arah selatan
"Mereka bersama seorang bocah dan remaja manusia, yang bisa berbicara bahasa Na'vi" lanjut Tonowari
"Apa mereka sudah membunuh?" tanya Jake
"Belum" jawab Tonowari sambil menatap lurus ke depan
"Mereka mengancam, tapi warga desa ini tak akan memberitahukan keberadaan mu kepada mereka atas perintah ku" jawab Tonowari lalu menatap Jake dan Neytiri
.
.
.
.
."Seya" panggil Neteyam kepada gadis di depannya yang sedang asik belajar memanah itu
"Apa?" jawab sang gadis tanpa melepaskan pandangan nya dari bidikan panah, lalu melepaskan anak panahnya.
"Ck" gadis itu berdecak kesal, karna bidikan nya hampir mendekati sempurna. Membuat Neteyam terkekeh.
"Sini ku bantu" ucap Neteyam lalu berdiri di belakang gadis itu.
Neteyam mengambil salah satu tangan Triseya lalu membantu Triseya membidik, hembusan nafas Neteyam mampu Triseya rasakan.
"Kau harus fokus saat membidik, Seya" ucap Neteyam membuat fokus gadis itu kembali
Lalu Neteyam mengarahkan gadis itu agar membidik dengan benar, ide iseng terlintas di otak Neteyam. Neteyam mulai meniup telinga Triseya membuat nya merasa agak geli.
"Ayolah Neteyam aku sedang fokus" ucap Triseya dengan cemberut lalu membalikkan badannya
Deg
"Oh tidak, terlalu dekat" gumam Triseya pelan lalu mundur beberapa langkah, membuat Neteyam terkekeh.
"Malu huh?" goda Neteyam
"Mana ada!!" pekik Triseya tak Terima membuat Neteyam kembali tertawa
"Maaf kalau gitu" ucap Neteyam setelah meredakan tawanya, tanpa di sadari Triseya mati-matian menahan baper+ rona di wajahnya
'Jantung ku tak aman bukan karna tadi, tapi senyuman ama tawanya itu loh'
To be continued
Karna ga mau terlalu cepat tamat, jadi ku selipin beberapa adegan yg ga ada di film✌🏻
Ntar kalo cepet tamatnya ak ga ada kerjaan lagi deh hehe:v
Eh mau tanya dong, ini kalo ngikut film mungkin bakal beberapa chapter lagi end, nah ini mo ngikutin apa engga?
Kalo engga ak niatnya mo bikin agak panjang gitu, agak beda sih ama aslinya tapi it's oke💐
Yang ga jawab gua getok
Ampe jumpa di next chapter~
Write: Sen, 9 Januari
Publish chapter: Sel, 10 Januari
KAMU SEDANG MEMBACA
•Triseya | Avatar The Way Of Water [On]
Fanfiction𝐍𝐞𝐭𝐞𝐲𝐚𝐦 × 𝐎𝐜 ┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅ . * . . ° . ● ° . ¸ . ★ ° :. . • ° . * :. ☆ ° :. ° .☆ . ● .° °★ ★ ★°★ . * . °☆ . ● . ★ ° . • ○ ● . ☆ ★ ° ☆ ¸. ¸ ★ . • ° . * ¸ . ★ ° :. :. ...