𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 9 : 𝐇𝐞𝐫 𝐥𝐚𝐬𝐭 '𝑰 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒀𝒐𝒖'

311 33 0
                                    

FLASHBACKS⚠️

"Mama! Mama!" Teriak bocah berumur 8 tahun yang sedang berlari ke arah dapur.

Sang ibu yang mendengar anaknya berteriak dari jauh hanya bisa tersenyum simpul lalu memutar tubuhnya menghadap jendela dapur.

Tidak lama muncul pucuk kepala sang anak yang sedang berusaha menaiki bangku dibalik dinding untuk bisa mengintip dari balik jendela dapur.

"Mama lihat! Igi dapet kumbang besar," ucap bocah itu dengan bersemangat dan menjulurkan tangannya ke arah sang Ibu.

Mama Mingi tertawa pelan sebelum menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Mingi, "akhirnya misi berburu mu berhasil juga." Ucap Mama Mingi antusias.

"Umph! Igi tadi manjat pohon yang ada di kebun belakang rumah terus nemu lubang sebesar ini, habis itu Igi intip eh ternyata ada Blackie, yaudah Igi ambil biar Mama bisa liat." Ucap Mingi sambil memperagakannya.

Mama Mingi menautkan kedua alisnya, "Blackie?" Tanya Mama Mingi.

"Kumbangnya Igi kasih nama Blackie soalnya dia item." Ucap Mingi polos.

Mamanya menggelengkan kepalanya lalu mengusap lembut kepala Mingi.

"Kamu ada-ada aja, haha..." Tawa Mama nya memenuhi seisi dapur dan telinga kecil Mingi.

Mingi yang melihat Mamanya tertawa hanya bisa tersenyum lebar hingga kedua matanya membentuk bulan sabit, Mingi senang bisa membuat Mamanya merasa senang dengan hal-hal kecil yang selalu dia lakukan.

"Sekarang kamu mandi ya, nanti malam kita mau ada ritual penyembahan Moon Goddess jadi harus rapih. Nanti Mama nyusul ke kamar kamu kalau acaranya sudah mau dimulai, okay?" Ucap Mama Mingi lalu mencium kedua pipi Mingi.

"Siap kapten!" Ucap Mingi lantang lalu memberikan gerakan salut kedapa Sang Mama.




~°~


Sekarang Mingi sudah mandi dan rapih dengan pakaian formalnya, yang dia lakukan hanya berguling-guling diatas kasur menunggu Mamanya datang untuk menjemput seperti yang dikatan Mamanya sore tadi.

Mingi menatap langit-langit kamar lalu menautkan kedua tangannya dan mulai memejamkan matanya, "Oh My Grace, Moon Goddess, Igi harap malam ini semua orang bahagia dan bisa bersenang-senang." Setelah selesai ia mumbuka kedua kelopak matanya dan melihat ke arah luar jendela, bulan purnama bersinar terang malam ini, bibir kecil itu tersenyum lalu berbisik lembut "Oh My Grace, Moon Goddess, you're so beautiful tonight."

Samar-samar terdengar suara riuh diluar kamarnya, Mingi bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah pintu tapi saat tangan mungil itu ingin meraih kenop pintu secara bersamaan pintu terbuka dengan cepat dan kasar.

"Mama!" Ucap Mingi saat melihat Ibu nya datang tapi raut wajahnya seperti orang ketakutan.

Ibu Mingi dengan cepat menutup dan mengunci pintu kamar Mingi lalu membuang kunci kamar ke sembarang arah. Tak hanya itu, Ibu Mingi juga menggeser nakas yang ada dikamar Mingi ke depan pintu untuk menghalangi apapun itu yang ada diluar sana.

Mingi yang bingung melihat tingkah sang Ibu membuka suara, "Mama kok pintunya ditutup? Katanya malam ini ada upacara penting?" Sang Ibu menoleh ke arah Mingi dengan wajah yang sulit dijelaskan untuk anak seumurannya.

"Sayang dengerin Mama ya, sekarang kamu lepas semua baju kamu," ucap sang Ibu terburu-buru seraya mengeluarkan sebotol kecil cairan dari kantung bajunya, itu penyamar bau atau pheromone.

Mingi yang bingung hanya bisa menuruti ucapan sang Ibu, ia membuka seluruh pakaiannya lalu sang Ibu membalurkan cairan yang ada dibotol itu hingga habis ke seluruh tubuhnya, mulai dari ujung kepala hingga ujung kuku kakinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐅𝐀𝐓𝐄𝐃 𝐏𝐀𝐈𝐑𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang