E17 END

920 86 9
                                    

Author Point Of View On

Dua Minggu Kemudian...

Mereka baru saja kembali dari kota dimana Mew menjalani syuting filmnya selama satu bulan. Seharusnya mereka kembali satu minggu yang lalu, tapi karena cuaca ekstrim, syuting sempat berhenti selama beberapa hari.

"Yaang, kamu ngga capek ya?"

"......" Gulf tidak menjawab dan kini malah menatap ke arah Mew.

"Kita baru sampai rumah loh. Kamu belum duduk sama sekali dan sekarang kamu lanjut mengurus Alex dan Natha?" Tanya Mew kepada Gulf.

Mew menggelengkan kepalanya ketika melihat Gulf kini sedang memasak untuk kedua anaknya yang mengeluh lapar. Mereka tadi sempat mampir di restoran dan makan di tempat itu, tapi kedua anak Mew dan Gulf hanya makan sedikit karena makanan itu tidak sesuai dengan lidah mereka.

"Ini sudah menjadi tanggung jawabku. Kalau aku ngga begini, nanti kamu mencari yang lain."

"Hush kalau bicara suka sembarangan deh!"

"Maaf...."

"Aku ngga bakalan cari yang lain kecuali ada orang yang speknya melebihi kamu, tapi kayaknya ngga bakal ada yang sama atau speknya melebihi kamu deh yaang." Mew berjalan menghampiri Gulf lalu memeluk Gulf dari belakang.

"Jangan ganggu aku! Aku sedang masak!" Gulf mencoba menyingkirkan tangan Mew dari pinggangnya.

"Aku tahu kok sayang." Mew malah mengeratkan pelukannya.

"Jangan gangguin aku!" Gulf kini mulai marah.

"Iya deh..." Mew akhirnya menyerah dan menjauh dari Gulf.

Mew merasa kecewa padahal Mew hanya ingin mesra-mesraan dengan suaminya yang tercinta itu. Gulf segera menyelesaikan masakannya itu dan memberikan anaknya makan lagi. Dia tidak mau anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan itu merasa lapar.

**** Another scene

Gulf kini sedang melihat kedua anaknya sedang makan dengan lahap. Gulf terkadang melirik ke arah suaminya yang sedang bermain hp sambil menekuk wajahnya.

"Paaa, apakah di dalam perut Papa sudah ada adik bayi?" Tanya Natha dengan tiba-tiba.

"Huh? Kenapa tiba-tiba Natha tanya seperti itu hm?"

"Tadi, saat kita berada di restoran, aku melihat ada adik bayi lucu deh Paa.."

"Ohh, benarkah?"

"Natha pengen punya adik kayak adik itu Paaa.."

"......" Gulf bingung harus menjawab apa sekarang. Dia mencoba melirik ke arah suaminya, tapi sang suami pura-pura tidak melihatnya.

"Alex pengen adik kembar Paaa..."

"Duh, kenapa Alex malah ikut-ikutan sih? Mana Daddynya hanya diam dan ngga mau bantuin aku bicara." Batin Gulf

"Daddy ngga mau punya anak lagi." Ucap Gulf yang langsung ditatap tajam oleh Mew.

"Siapa bilang? Daddy mau kok punya anak banyak. Papa saja yang ngga mau." Mew langsung membantah ucapan Gulf.

"Phi...."

"Paaa, Natha mau punya adik ya.. ya.. ya ..." Natha kini menatap Gulf dengan penuh harapan. Dia menunjukkan wajah menggemaskannya untuk meminta sesuatu.

"Daddy dan Papa usahakan ya.." Gulf menyerah.

Natha dan Alex kini tersenyum bahagia mendengar kata-kata Gulf. Gulf menghela nafasnya dengan kasar. Memang tidak baik membuat Mew merajuk disaat-saat seperti ini.

**** Another scene

Mew dan Gulf kini masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, namun mereka berdua hanya diam-diaman selama berada di dalam kamar. Gulf yang telah mandi kini membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kekanak-kanakan..." Ucap Mew dengan tiba-tiba.

"Siapa maksud Phi yang kekanak-kanakan hm?" Gulf kini mulai meninggikan suaranya karena merasa tersindir.

Gulf yang tadinya sedang tertidur kini bangkit dan langsung duduk di atas tempat tidur itu sedangkan Mew yang awalnya ingin masuk ke dalam kamar mandi kini menghentikan kegiatannya itu.

"Kamu diemin aku hanya karena masalah aku pengen punya anak lagi, bukankah itu sesuatu yang kekanak-kanakan?"

"Phi pikir donk! Phi saja selalu bersikap tidak dewasa seperti ini. Bagaimana aku yakin untuk menambah anak lagi?"

"Aku? Tidak dewasa?"

"Saat aku menolak untuk dipeluk oleh Phi tadi, Phi malah merajuk. Padahal aku sedang memasak dan tidak mau kalau Phi sampai terkena sesuatu yang panas ataupun tajam. Phi selalu marah kepadaku tanpa sebab. Aku sedang capek dan Phi masih tetap merajuk. Phi tidak pernah mengerti aku meskipun Phi sering mengatakan bahwa Phi mengerti aku."

"......"

"Phi hanya memikirkan diri Phi sendiri. Ketika aku berbagi perhatian dengan anak-anak. Apakah Phi pikir aku tidak melihat wajah kecewa Phi?"

"Aku tidak kecewa..."

"Tapi Phi cemburu kan?"

"Aku juga tidak cemburu!"

"Tch, dan Phi masih berpikir untuk memiliki anak lagi padahal Phi masih sering cemburu kepada Alex dan juga Natha." Gulf mengeluarkan keluh kesahnya selama ini.

"......"

"Aku mencoba yang terbaik untuk Phi agar aku bisa bersikap adil dan memberikan perhatian sesuai porsi, tapi Phi malah meminta kepada aku untuk mempunyai anak lagi? Phi sadar ngga sih kalau sangat sulit bagiku membagi-bagi perhatian agar kalian tidak kecewa kepada aku!"

"Sayang..."

"Jangan panggil aku sayang! Aku tidak akan lemah lagi sekarang. Phi terlalu lama egois, aku ngga suka Phi seperti ini. Aku juga manusia, Phi. Hiks.. Hiks.."

"......"

"Meskipun aku mendedikasikan hidupku untuk kalian tetap saja aku hanya manusia biasa. Aku juga ingin merasakan kebahagiaan, bukannya selalu menjadi sumber penghasil kebahagiaan."

Hati Mew kini sakit setelah mendengar kata-kata Gulf itu. Mew berjalan menghampiri Gulf lalu memeluknya.

"Maafkan aku sayang..."

"Jangan ulangi ini lagi! Aku benar-benar sudah capek. Hiks... Hiks..."

"Hmm, aku janji.."

Sejak saat itu Mew tidak membahas tentang masalah menambah anak lagi kepada Gulf. Dia takut Gulf akan sedih dan terluka lagi.

**** Another scene.

Mew kini sedang mengumpulkan kedua anaknya di dalam ruang kerjanya sedangkan Gulf kini sedang sibuk memasak untuk makan malam.

"Anak-anak, Daddy berharap jangan membahas masalah ingin menambah adik lagi kepada Papa ya!" Ucap Mew

"Kenapa Paa?" Tanya Natha

"Daddy tidak mau Papa kelelahan dan menjadi tidak bahagia. Daddy tidak mau Papa hanya sibuk mengurus adik dan melupakan kita." Mew mencoba menjelaskan dengan bahasa yang bisa dimengerti.

"Apakah melahirkan itu sakit Dadd?" Tanya Alex

"Hmmm..."

"Daddy bahkan terus menangis saat kalian berdua akan dilahirkan. Daddy tak tega melihat Papa kesakitan seperti dulu."

Setelah keluar dari dalam ruangan kerja Mew, Mew dan kedua anaknya datang menghampiri Gulf dan memeluk Gulf dengan erat.

"Maafkan kami Papa..." Ucap Mew dan kedua anaknya.

"Huh? Untuk apa?"

"Semuanya Papa..."

Gulf kini menatap mereka bertiga dengan bingung. Gulf memeluk ketiga orang yang penting di dalam hidupnya itu dengan erat juga. Terkadang di dalam hubungan kita hanya perlu berbicara agar pasangan kita paham dan mengerti dengan apa yang kita rasakan.

Author Point Of View Off



END
Akhirnya berakhir juga cerita ini hehe...

The Life of Celebrity (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang