E12

631 65 5
                                    

Author Point Of View On

Keesokan Harinya....

Mew dan Gulf kini sedang sarapan bersama kedua anak mereka. Mew memutuskan untuk tidak berangkat bekerja selama beberapa hari dan hanya melakukan pekerjaannya dari rumah. Tujuan Mew hanya untuk meluangkan waktunya untuk keluarga dengan cara bermain di rumah bersama kedua anaknya dan membantu Gulf menjaga kedua anak mereka itu. Mew melakukan itu karena Alex sedang liburan sekolah sekarang.

"Alex, makan yang banyak sayang!" Ucap Gulf.

"Iya Papa..."

"Phi, Phi nanti berangkat kerja?" Tanya Gulf kepada Mew.

"Ngga, aku di rumah selama Alex di rumah, jadi aku akan membantumu mengurus mereka berdua." Ucap Mew

"Syukurlah..."

Gulf merasa ketakutan ketika ditinggal bertiga bersama kedua anaknya, karena Gulf takut tidak bisa membagi perhatiannya di kedua anaknya secara rata. Dia tidak ingin salah satu dari mereka merasa Gulf pilih kasih.

"Paa...." Panggil Natha kepada Gulf.

"Iya kesayangannya Papa. Ada apa hm? Natha mau makan apa? Mau brocolli?" Gulf yang sedang sarapan kini menghetikan kegiatannya dan memberikan perhatiannya kepada Natha.

"Paa, kapan sih Papa hamil lagi? Natha pengen punya adik, Paa..." Ucap Natha dengan tiba-tiba.

"Huh?" Gulf kini terkejut setelah mendengar kata-kata Natha.

"Uhhuk.. Uhhuk...." Mew yang sedari tadi sedang makan kini keselak dan mulai batuk-batuk setelah mendengar kata-kata Natha.

Gulf langsung memberikan minuman untuk Mew. Mew langsung meminum minuman itu. Mew dan Gulf kini menatap ke arah Natha dengan tatapan tidak percaya.

"Natha mau punya adik, Paa. Natha ingin di panggil Phi seperti Phi Alex. Natha ingin main sama adik. Adiknya Phi Natha pasti nanti lucu Paa." Ucap Natha

"Natha kok tiba-tiba pengen punya adik? Punya adik itu ngga enak lo." Ucap Gulf

"Natha mau punya adik karena adik Phi Natha lucu."

"Darimana Natha tahu kalau adik Natha nanti lucu?" Tanya Mew

"Tadi malam Natha ketemu sama adik Natha. Natha main sama adik Natha, Paa." Ucap Natha.

"Adik Natha? Natha, Natha tahu dari mana kalau itu adik Natha?" Tanya Gulf

"Papa yang bawa mereka. Adik Natha ada dua Paa, satunya cantik seperti Natha dan satunya lagi ganteng kayak Phi Alex." Ucap Natha.

"Yaang, anak ketiga kita kembar." Ucap Mew.

"Ngga ya Phi..." Ucap Gulf.

Semalam Natha bermimpi bertemu dua anak kecil. Natha berpikir kalau itu adalah adiknya, karena Natha melihat Gulf yang membawa mereka pulang. Setelah Natha bermimpi seperti itu, dia malah ingin segera memiliki adik dan bermain bersama seperti di dalam mimpinya.

"Phi...." Panggil Gulf kepada Mew. Gulf menyuruh Mew memberikan pengertian kepada Natha.

Gulf kini meminta bantuan kepada Mew agar memberi pengertian kepada Natha. Gulf tidak mau memiliki anak lagi sekarang. Dia merasa sedikit kesulitan dan takut kalau anaknya yang lain kelak malah tidak terurus karena Gulf terlalu sibuk mengurus kedua kakaknya.

"Aku ngga bisa berbicara, mungkin saja itu pertanda sayang."

Tapi yang dimintai tolong malah seperti ini. Gulf merasa ingin menguap dan menghilang saja dari muka bumi ini. Dia tidak tahu lagi harus berbicara apa kepada suami dan anaknya itu. Dia ingin marah kepada suaminya itu sekarang.

"Ini nih Daddy sama anak malah saling mendukung satu sama lain. Kalau Phi Alex bagaimana?"

"Alex suka kok punya adik lagi Paa, biar rumahnya ramai." Ucap Alex.

"Yaang, aku kan mengajak kamu pindah ke rumah besar ini memang tujuannya juga untuk itu. Kalau kita punya anak lagi, kita ngga perlu susah mikirin masalah kamar. Rumah sudah besar, kamar juga banyak, hanya tinggal tambah anggota saja."

"Phi.."

"Sebaiknya kita melanjutkan sarapannya dan pembahasan ini berakhir sampai di sini." Ucap Mew

Setelah selesai sarapan, kedua anak Mew dan Gulf kini bermain bersama sedangkan Gulf kini menarik Mew masuk ke dalam kamar mereka berdua. Mew ditarik Gulf sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Yaang, kita mau bikin adik untuk Natha sekarang?" Tanya Mew

"Phi mau aku pukul ya?" Ucap Gulf sambil mengangkat tangannya, namun dia langsung menurunkannya kembali.

"Aw..."

"Aku mau bicara serius dengan Phi." Ucap Gulf

"Ada apa hm?"

"Aku ngga mau punya anak lagi."

"Kenapa?"

"Phi gampang banget mintanya! Tau ngga Phi kalau mengurus anak itu susah. Phi sih enak, pulang kerja tahunya beres. Tapi bagaimana dengan aku? Phi pernah mikirin ngga perasaan aku?"

"Kan aku kerja buat kalian juga."

"Phi jarang mau bantuin aku. Phi juga kebanyakan masih ngurusin pekerjaan meskipun Phi ada di rumah sekarang. Aku.. selalu aku yang mengurus anak-anak."

"Yang terpenting kan aku masih bantuin kamu. Kamu ngga lihat siapa yang meyelesaikan masalah kemarin?"

"Tapi aku harus manggil Phi di ruang kerja terlebih dahulu. Phi jarang meluangkan waktu untuk benar-benar berkumpul sama kami."

"Aku benar-benar minta maaf untuk itu. Aku tidak akan memaksamu melakukan apapun yang tidak kamu sukai. Kita sebaiknya mengalihkan pikiran Natha dengan membelikannya mainan baru. Aku yakin dia tidak akan meminta adik lagi."

Mew menurunkan egonya dan mengalah demi Gulf. Mew tidak merasa kalah meskipun mengalah, tapi dia lebih memilih mengerti perasaan Gulf yang kini sedang mengeluarkan keluhannya yang selama ini dia simpan.

Mew mengulurkan tangannya dan menarik Gulf ke dalam pelukannya, "Maafkan aku ya, aku terlalu egois." Ucap Mew

"Maafkan aku juga karena menyalahkan Phi. Phi adalah suami yang hebat."

Gulf pun mulai menurunkan emosinya karena Mew telah menurunkannya lebih dahulu. Mereka berdua kini cukup tenang untuk sekarang, dan tidak sama seperti beberapa menit yang lalu.

"Maafkan karena aku banyak mengeluh.." Ucap Gulf sambil menyandarkan kepalanya di bahu Mew.

"No, tidak apa-apa sayang. Tugas mengurus anak itu memang tugas kita berdua. Kalau kamu nyalahin aku karena aku kurang berpartisipasi dalam mengurus anak, itu memang layak untuk dilakukan." Ucap Mew

"......"

"Jadi, jangan merasa bersalah lagi ya! Aku ngga mau kamu menyalahkan dirimu sendiri."

"Hmmm...."

Gulf tiba-tiba menjauhkan tubuhnya dari Mew lalu melihat ke arah pipi pantatnya.

"Apa ini?" Tanya Gulf yang melihat kedua tangan Mew kini sedang meremas kedua pipi pantat Gulf itu.

"Sayang, hanya sekali saja..."

"Mesum.."

"Mau kan?"

"Stock kondom kita kayaknya sudah habis." Ucap Gulf

"Tenang, aku sudah beli kok. Dua hari yang lalu pas kita belanja bulanan, aku memborong beberapa dus kondom."

"Yaudah deh.."

Ini dinamakan morning sex, karena mereka melakukannya di pagi hari. Padahal Gulf sedang tidak mood melakukannya, tapi entah mengapa Mew bisa membuat Gulf menjadi mood untuk melakukan hal itu.

Author Point Of View Off

The Life of Celebrity (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang