"hah-hah to-tolong?!"
Remaja laki-laki itu berlari sekuat tenaganya, luka pada sekujur tubuhnya tak ia hiraukan, deru nafasnya memburu bersamaan dengan detak jantung yang berdetak dengan kuatnya.
Hutan yang tampak gelap gulita menyulitkan pandangannya, apa yang harus ia lakukan sekarang?
"Jangan lari, aku tak ingin menyakitimu, tolong aku"
Suara sosok itu kembali terdengar, sebuah akar pohon tak sengaja ia tendang hingga akhirnya pelariannya terhenti dan jatuh tersungkur di tanah yang dipenuhi oleh dedaunan kering.
"To-tolong.."
Tangisnya lirih berharap seseorang menemukannya.
"Tolonglah aku kalau begitu"
Tangan sosok itu terjulur dihadapannya, senyuman manis terpampang jelas diwajahnya yang pucat.
"Apa yang kau inginkan dariku? Apa salahku hingga kau melakukan ini padaku"
"...aku Alin. Aku hanya ingin kau menolongku, karena hanya kau yang dapat melihatku"
•
•
•
•
•
•
•Kenalin, gua Ahda Aldianra, orangnya ganteng, baik, rajin nabung, terkenal lagi.
Pondok pesantren Al-Muttaqin adalah tempat gua melanjutkan sekolah setelah menimba ilmu di jenjang SMP. Jujur, gua sama sekali gak ada niatan buat mondok sebelumnya, karena bujukan ibu yang pada saat itu sakit membuatku tak tega untuk terus menolak permintaannya.
Cerita gua dimulai ketika hari pertama tinggal di asrama bersama para santri lainnya. Sesosok bayangan remaja laki-laki terpantul di cermin ketika gua hendak meminum air malam itu.
Entah bagaimana kini kami menjadi teman, tentunya gua merahasiakan ini dari yang lain, gua gak mau dianggap gila sama mereka. Secara cuma gua yang bisa melihat dia.
Alin ini ada jiwa usilnya juga, walau mukanya gak seganteng gua tapi dia terlihat lebih oke dari pada sosok penunggu yang lainnya. Jadi tiap dia muncul gua gak terlalu takut lagi sama dia.
Hanya saja...
Entah kenapa akhir akhir ini satu persatu santri di pesantren Al-Muttaqin menghilang, teror demi teror membuat penduduk pesantren was-was.
Dengan ragu gua mengajukan diri dihadapan pemimpin pesantren.
Mampukah Ahda dan Alin menyelesaikan misteri teror di pesantren mereka? Atau... Malah membuat sosok yang meneror mereka tambah marah?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ahda...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Berhati hatilah..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ia bukan lawan biasa..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sosok yang meneror pesantren itu...
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIGARA
HorrorKeberadaanmu bukan hanya suatu kebetulan bagiku, sosokmu telah menjadi kebahagiaan tersendiri dalam diriku, berjanjilah kau akan tetap menjadi sahabatku. Ahda dikejutkan dengan sesosok remaja laki laki di kamar asramanya. Kejadian diluar nalar terus...