Malam Hari
Di sebuah kamar bernuansa monokrom itu terdapat beberapa remaja laki-laki yang sedang berkumpul bermain game online.
" Lucu, arkhh sial, knpa gw jdi mikirin tu cewe terus anjir " Batin Ano
" Woi bro, napa lo ngelamun gtu? " Tanya Rafa, sedangkan remaja laki-laki itu hanya diam tak menanggapi pertanyaan sahabatnya itu." Palingan mikirin cewek, tadi. " Tanya Alvian, laki-laki itu tidak berniat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari sahabatnya itu, saat ini pikirannya hanya terfokus kepada gadis yang ia temui tadi.
" Wah parah lo an, ditanya beneran juga, diem ae dari tadi " Seloroh Rafa
" Cewek? Siapa sih, kalian dri tadi bahas cewe-cewe mulu, cewek yang mana? " Tanya Doni
" Lo pada tau cewek X MIPA 1 yang sering sama cewe gw kagak? " Tanya Alvian
" Tau lah siapa sih yang gatau cewek itu, gemeshh banget coyy gilakk, siapa ye namanya lupa gw, ir, it, sapa gtu lupa" Ucap Doni
" Maksud lo Nadira Sirena, anak osis itu kan? " tanya Gilang
" Yang mana sih orangnya? Gw gatau " Ucap Zaiyan
" Parah lo, lo gatau Nadira Sirena?, ckck kasian betull " Ucap Rafa
" Apaansi lo Raf, sok kenal lo ma gw " Ucap Zaiyan
" Bentar gw keknya ada fotonya " Ucap Alvian
" Mana-mana, cepet Al, gw mo lihat dede gemesh " Ucap DoniAno hanya melirik sahabat-sahabatnya itu, ia tak mengerti mengapa ia selalu memikirkan gadis itu.
" Arkhh, apa gw suka sama dia? " Batin Ano. Ia terus melihat kelangit-langit kamarnya.
" Nih lihat yang disebelah kiri cewe gw ini Nadira " Ucap Alvian
" MasyaAllah sungguh cantik " Ucap Zaiyan
" Imut banget dede gemesh " Ucap Doni
" Apaan si lo Don, itu dede gemesh gw " Ucap Rafa
" Dede gemsh gw, Nadira itu punya Doni " Ucap Doni sambil menatap Rafa dengan raut muka yang tak dapat terbaca.Alvian, Zaiyan, dan Gilang hanya menggelengkan kepala mendengarkan perdebatan kedua sahabat mereka.
" Lo gamau lihat No? Cakep bener ni cewek " Ucap Gilang sambil cengengesan
" Gw tidur luan. " Jawab Ano
" Hufthh..." Mereka menghela nafas kasar
" Semoga, lo cepet ketemu cewek yang bisa mengerti dan tulus sama lo Djan. " Ucap Alvian
" Aminn " Jawab Gilang, Zaiyan, Rafa, dan Doni serempak.
Kemudian mereka pun mencari posisi nyaman dan mulai memejamkan mata mereka.Sementara di sebuah kamar bernuansa abu-abu. Di tempat tidur terdapat seorang gadis yang terus bergerak dan meraung memohon ampun.
" Tolong, jangan, ampunn " Ucap gadis itu
" Akhh, sakit pa "
" Ampun pa, maaf "
" Ira minta maaf bunda, ampun "
" Akhhh " Teriak gadis itu, sungguh bayang-bayang memori lama itu selalu berputar dikepalanya, keringat dingin bercucuran dari dahi nyaa, nafasnya tersenggal-senggal, ia terus mengucapkan kata maaf dan ampun sembari mendekap dirinya erat." Brak " Suara pintu di dobrak dari luar, Menampakkan seorang laki-laki dengan postur tubuh tinggi serta berparas tampan, siapa lagi kalau bukan abang keponakan gadis itu. Liam berlari menuju adek kesayangannya itu, kemudian memeluknya erat sembari mengelus kepala adeknya.
" Dek, tenang okay, ada abang disini " Kata Liam
" Hiks, takut hiks, abang hiks " Ucap Nadira dengan sesenggukan karena menangis
" It's okay sayang, gapapa, gausah takut, ada abang " Ucap Liam sembari terus mengelus kepala adeknya itu.
" Bobok lagi ya?. " Ucap Liam
" Ndak hiks, takut hiks " Ucap Nadira
" Gausah takut, abang temenin bobonya. " Ucap Liam
" Iya "
" Siap queenya abang, sini peluk "
Nadira pun kembali ke posisi tidurnya sembari memeluk abangnya begitu erat.
" Jangan tinggalin ira sendiri ya bang, ira takut " Ucap Nadira.
" Iya sayang " Ucap Liam
" Selamat malam bang ". Perlahan mata gadis itu tertutup ia mulai terlelap kembali.
" Selamat malam queen " Ucap Liam.
Sembari mengelus - elus kepala adek kesayangannya itu,
" Semoga kamu selalu bahagia sayang, jangan seperti ini, kamu terlalu banyak topeng, abang nga suka, abang sayang kamu, abang akan selalu jagain kamu meski nyawa abang taruhannya meski nantinya kamu menemukan seseorang yang tulus dan menjagamu dengan sangat baik " Batin Liam
" Selamat tidur queenya abang, bahagia selalu "
" Cup " Liam mencium kening adeknya itu , kemudian memejamkan mata dan ikut terlelap.---
Pagi Hari , Di SMA PRAMUDITA
Seorang gadis berjalan menuju kelasnya dengan terburu-buru, tanpa ia sadari di depannya terdapat segerombolan laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengannya.
" Bruk "
" Aw, lutut gw " Ucap gadis itu
" Lo, gapapa? " Tanya seorang laki-laki sembari mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu.
" Iya, gapapa, maaf ya gw buru-buru tadi " Ucap gadis itu meraih uluran tangan lelaki itu dan berdiriDamn, kedua mata mereka bertemu, keheningan pun terjadi, raut muka laki-laki itu nampak terkejut melihat gadis itu, begitupun sebaliknya, gadis itu pun sama terkejutnya.
" Akhirnya, ketemu lagi " Batin Ano
" Jantung gw kenapa deg deg an gini " Batin NadiraYa laki-laki dan gadis itu ialah Djano dan Nadira. Mereka terus bertatap mata hingga suara seseorang memecahkan keheningan tersebut.
" Khm, khm, inget ada orang lain nih disini " Ucap Rafa
" Khm , lain kali hati- hati klau jalan. " Ucap Ano sembari tersenyum manis.
" Detak jntung gw kenapa cepet banget dah, semoga dira ga denger. " Batin Ano
" Ya Allah, kenapa dira jadi deg-deg an gini, senyumnya manis banget. " Batin dira" Diraaa. " Teriak seseorang
Dira pun tersadar dari lamunannya dan menoleh ke sumber suara, disana terdapat seorang gadis yang melambaikan tangannya." Iya, gw duluan ya, sekali lagi maaf dan makasih." Ucap Dira kemudian pergi menemui gadis yang memanggilnya tadi.
" Hati-hati dir. " Ucap Alvian, Zaiyan, Gilang, Rafa serempak.
" Dadah dede gemeshhh. " Ucap Doni sambil cengegesan.
Djano terus melihat belakang punggung nadira yang semakin lama semakin menjauh itu.
" Lo berhasil bikin hati dan pikiran gw, selalu tertuju sama lo Nadira Sirena. " Batin Ano sembari tersenyum tipis." Oii djan ayo, ngelamun ae lo. " Ucap Zaiyan
" Hm " Jawab djano. Kemudian mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas." Dira, lo kemana aja sih, lama banget, gw panggil juga dari tadi " Ucap Tania. Ya gadis yang memanggil nadira tadi ialah Tania.
" Maaf, tadi gw jatuh di depan. " Ucap Nadira
" Hahhh, kok bisa?, ada yang sakit, mana yang sakit? ". Tanya Tania sembari memutar tubuh Nadira
" Niaa, ihh, aku gapapa, gausah lebay dehh "
" Lebay darimana, ada yang sakit ngaa? "
" Engga niaa, udah ih, ayo ke kelas bentar lagi bell " Ucap Nadira sembari menggandeng tangan Tania
" Yauda iya ayoo " Jawab Tania--------
Hi hii kembali lgii bersamaa akuuu.
Maaf yaaa, aku lama publish nyaa, soalnya akhir-akhir ini lgi banyak kegiatan.
Terimakasih sudah membaca cerita iniii, pantau terus bagaimana kelanjutan cerita ini yaa, xixiSee you guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ANO
Teen FictionCerita ini mengisahkan tentang tekad seorang remaja untuk menjadikan tokoh laki-laki favoritnya abadi di dalam sebuah karya. Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara, tentang asmaraloka yang menjadi melankolia, tentang harsa yang harus menja...