D

55 5 0
                                    

"Fotoin gue, Bay. Harus keren pokoknya!"

-Akara Harsa

***
Harusnya sekarang pergi main ke lapang taman sama juan, kejar-kejaran atau main bola tapi sekarang dia malah terjebak di sini.

Bermain basket sambil ketawa dan bersenda gurau di bawah guyuran hujan yang semakin sore bukannya reda malah semakin deras.

"Pulang lah woy! udah jam lima ini!" Itu suara teriakan Bara, sambil mengambil bola yang menggelinding dia jalan ke sisi lapangan di susul semua anggota tim yang lain.

"Haaah ... Capek juga!" keluh Regan, cowok putih itu duduk di lapangan paping sambil mengusap wajahnya sesekali yang penuh air hujan, begitupun yang lain sama kuyupnya.

"Lo kagak di marahin, Sa?" Akara menoleh pada Bayu yang menatapnya dengan alis bertaut, sepertinya cowok itu kesal dengan air yang masuk ke matanya terus.

"Kagak lah! bukan bocah lagi, tapi gue takutnya si bocil kecewa aja!" ujarnya di akhiri kekehan, senyum yang siapapun melihatnya bisa di buat jatuh cinta.

"Bro! Gue sama anak-anak duluan ya!" Akmal pamit pulang lebih dulu bersama kedua temannya yang melambai dari jauh.

"Oke! Hati-hati Lo pada!"

Dibalas dengan angkatan jempol, keempat remaja itu kembali ke obrolan awal.

"Janji apalagi Lo sama juan?"

"Ngajakin dia main ke taman sore ini!"

"Kalaupun pulang, toh Lo tetep gak bisa ajak dia main, Sa!"

Akara mendelik, sedangkan bara senyum miring karena merasa sedikit aneh.

"Sa! sa! sa! Kalian kenapa jadi manggil gue Harsa sih? berasa kek cewek di panggil Sa!"

"Hahaha! Udah cocok lo di panggil Harsa!" Bara tergelak begitupun regan dan bayu, entah bagaimana awalnya, bayu keterusan manggil Akara dengan nama Harsa, katanya Akara itu nama yang ribet. Sialnya kedua temannya yang lain, ikut-ikutan memanggil cowok itu harsa.

"Udahlah, mau balik kagak Lo semua?" Regan kembali angkat bicara, kali ini sambil berdiri dan mengambil bola untuk di bawa ke ruang olahraga.

"Balik lah, Sa! Anterin gue pulang ya!"

"Kenapa gue?" Akara tak terima begitu mulut bara berucap selancar itu tanpa beban.

"Ck! begitu amat sama temen sendiri, regan mau kerumah bayu, dia gak bawa motor gue juga gak bawa jadi anterin ya! yaya!"

Meskipun mendengus kesal, akara tetap mengangguk dan menyusul regan serta bayu yang sudah berjalan duluan meninggalkan jejak-jejak sisa air dari tubuh mereka yang tercecer di lantai, dan mereka tak perduli soal itu.

***
"Gue balik langsung deh ya! keburu magrib beneran. Hujannya juga makin gede gini!"

"Seriusan Lo? bahaya hujan deres gini anjir!" Dua orang itu malah saling berteriak di depan gerbang rumah bara, akara tadi ada niat mampir buat pinjem baju karena hujan agak reda tapi sekarang gede lagi, percuma ganti baju, toh tas mereka juga di simpan di loker sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKARA HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang