A

121 5 0
                                    

Suasana sore di hari yang cerah memang paling cocok untuk bersantai di cafe di temani secangkir kopi, sambil membaca buku atau menikmati makanan ringan. Begitupun yang lelaki muda itu lakukan sekarang.

Akara duduk di salah satu tempat duduk di sudut Cafe, tangannya sibuk menggulir layar ponsel yang menampilkan sosial media miliknya, di hadapannya sudah tersedia secangkir Cafe latte, Kopi yang sering di pesannya ketika ke cafe manapun, serta satu piring kecil kentang goreng yng sama-sama tinggal setengah.

Rambut tebalnya sedikit tersibak ketika angin yang berasal dari taman belakang cafe menerpanya, konsep cafe itu sepertinya sengaja memasang dinding kaca yang dapat di geser di bagian belakang, hingga pengunjung bisa dengan bebas menikmati pemandangan dan sepoi angin secara langsung.

"Gue gak pernah pake baju ini," gumamnya begitu sadar jika salah satu postingan yang men_tag akun instagram miliknya agak aneh, berasal dari gadis yang hampir setahun menjalin hubungan bersamanya.

Ia belum pernah memakai kemeja pendek berwarna maroon itu, kemeja yang di belikan mama secara couple dengan sang kembaran juga adiknya, tapi mengapa gadis yang di tunggunya sekarang ini malah pernah berfoto dengan lelaki itu, yang jika dilihat dari belakang memang seperti dirinya.

"Ha_hai, nunggu lama ya?"

Akara menoleh dan menyimpan ponselnya secara telungkup tanpa menekan tombol home sebelumnya, tersenyum seperti biasa dan tangannya bergerak akan memegang tangan gadis yang baru saja duduk di bangku depannya. Tapi anehnya, si gadis dengan cepat menyembunyikan tangannya di atas paha, dan itu membuat Akara mengurungkan niatnya dan kembali duduk diam sambil memanggil pelayan untuk memesankan minuman untuk gadisnya.

"Ah, nggak papa kok. Kamu mau pesen apa? bentar, MBA_"

"Eh, gak usah Ka, aku cuma sebentar."

"O_oh, yaudah."

Seperkian detik keduanya nikmati dalam diam, entah sejak kapan situasi diantara kedunya secanggung ini, tak seperti biasanya yang tak ada detik terlewat tanpa canda dan tawa.

"Kay/Ka!"

"Kamu duluan aja!" seperti lelaki pada umumnya, pemuda yang masih mengenakan seragam SMA itu tersenyum untuk mempersilahkan kekasihnya bicara lebih dulu.

"Ada yang mau aku omongin, Ka."

"Iya? kebetulan aku juga."

"Ehm, hehehe Aku ... emh," gagap Kaynara, gadis itu merasa lidahnya kelu untuk berbicara, rasa bersalah menyeruak begitu saja merusak otaknya yang sudah merangkai ribuan kata sejak ia turun dari mobil tadi.

"Kamu kenapa sii?" Akara heran, menyunggingkan senyum yang biasanya membuat Kaynara tenang, tapi hari ini senyum itu malah semakin membuat sang gadis gugup dan berkeringat dingin.

"Euh, Akuu ...."

"Yaudah aku duluan yang ngomong, aku mau tanya sesuatu sama kamu boleh?"

Di jawab dengan anggukan, akara memantapkan hati untuk membuka kembali ponselnya, menyalakan layar yang sempat padam dan menyodorkan benda pipih itu kehadapan gadis yang kini menahan nafas bingung.

"Itu foto kapan?"

Jantung pemuda itu bertalu kencang, harap-harap cemas menunggu jawaban yang dia harap tak seperti yang dipikirkannya.

"Kaa, Maaf."

"Hah? kenapa?"

"Sebenernya, aku mau ... ehm, minta putus!"

Deg

Jauh dari dugaan, ucapan itu cukup untuk membuat hatinya mencelos, ia bahkan mengira jika telinganya yang bermasalah sekarang.

"Eh, gak gitu, aku cuma mau nanya. Aku gak nuduh_

"KA, cukup! cukup buat pura-pura bodoh!"

"Maksud kamu?"

Jujur hatinya sakit saat ini, mendengar ungkapan itu secara langsung membuat dirinya tak tahu harus bagaimana.

"Aku tahu kok, kamu curiga kan aku ada main sama cowok lain?" Mata indah kaynara sudah memerah dengan kaca bening yang hampir pecah melapisinya.
Tangan gadis itu bergetar, tak kuasa berucap seperti ini pada lelaki yang hampir satu tahun ada bersamanya.

"Hahaha! Kamu becanda Kay_

"Kaa! Cukup. Aku selingkuh!"

"Kay!"

"Akara! Aku selingkuh! sama kembaran kamu! dan aku mau putus!" Runtuh sudah pertahanan yang kaynara bangun, air sebening kristal itu berjatuhan dari kedua belah matanya, bibirnya ia gigit menahan getar agar tak terlalu kentara, hatinya sakit melihat lelaki di depannya ini memasang mata berkaca-kaca.

"Gak mungkin Kay! Gak mungkin!"

"Stop sampai sini aja, Ka! Dengerin omongan temen kamu, aku gak baik buat kamu. Aku cinta sama Rakana, aku pacarin kamu karena_Kamu mirip sama dia!"

Srak

Kaynara mendongak, Akara berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, menarik tasnya dan berlalu dari sana, keluar dengan sedikit membanting pintu sampai punggung itu hilang di balik tangga cafe.

"Selamat tinggal! Akara."

Cafe yang di beri nama NOSTALGIA itu, sekarang menjadi saksi, bagaimana mereka mengakhiri hubungan yang sudah terjalin cukup lama.

Cafe ini juga yang menyimpan banyak memori tak terekam dari keduanya yang sering menghabiskan waktu sepulang sekolah sampai hampir magrib di sini.

Sekarang, kedunya harus siap dengan konsekuensinya, menjalani kehidupan masing-masing tanpa ada keterlibatan lagi.

Kaynara gak bohong ketika bilang Dirinya mencintai Rakana, karena sedari masa orientasi mereka dekat itu karena Akara adalah kembaran lelaki yang di sukainya, berharap jika dekat adiknya abngnya juga bisa di dekati.

Tapi sayang, Rakana terlalu kaku dan sangat memperhatikan kesibukannya di sekolah, sampai akhirnya Akara jatuh cinta, Kaynara gak bodoh buat nerima cinta yang gak dia harapkan tapi dia juga gak akan sebodoh itu buat nolak, alasan utama gadis berambut coklat sebahu menerima cinta Akara adalah karena lelaki itu mirip, walau sikap mereka berbanding terbalik.

Menangisnya ia sekarang, itu semata-mata karena kasian telah membuat lelaki sebaik akara patah hati dan sedih seperti itu.

Karena ini murni salahnya, dari awal yangmendekati cowok itu dirinya, yang memberi harapan juga ia jadi saat akara jatuh cinta dan mengatakannya ia harus menerima karena tak bisa menggapai rakana.

Lalu, sekarang semua sudah berbeda. Rakana jatuh cinta padanya, karena sering bersama di osis membuat kedekatan mereka semakin lengket dan akhirnya cowok itu menembaknya minggu lalu.

"Sorry Ka!"

****

Aku unfub semuanya, mau di ulang dari awal hehehe.

Rii:)

AKARA HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang