three

38 3 2
                                    

Cya memarkirkan mobilnya di halaman Gramedia. Melangkahkan kedua kakinya bersamaan dengan Diacha memasuki toko tersebut. Matanya dimanjakan oleh ratusan bahkan ribuan buku yang tertata rapi dirak masing-masing. Mulai dari novel, komik, buku paket dari SD sampai SMA atau SMK, bahkan sampai buku kejujuran untuk anak kuliah dengan berbagai macam judul tergantung jurusan yang dimiliki oleh tiap universitas. Cya memandang barang yang diinginkan jauh dipelupuk matanya langsung beranjak menghampiri rak yang bertuliskan best seller diatasnya.

Cya meraih buku yang masih dilapisi plastik kemasan yang berjudul " DIKCYATHA". Dia membaca cover belakang buku tersebut dengan cukup intens. Jiwa maratonnya mulai meronta - ronta untuk diaplikasikan.
Sejak kecil dia memang memiliki kemampuan membaca cepat apa yang menjadi objek bacaannya. Termasuk buku pelajaran, novel, komik, buku cerita dan karya sastra lainnya.

Diacha tak kalah sibuk melihat beberapa komik terbitan terbaru favoritnya di sebrang rak yang bertuliskan komik best seller yang baru liris dan digrosirkan di Gramedia. Diacha mencoba meraih salah satu komik yang terletak di bagian atas rak tertinggi dari barisan komik tersebut.

Namun, ketika hendak meraihnya. Seseorang bersama meraih komik yang Diacha tuju. Tangan kanannya tersentuh oleh cowok itu ketika tangannya bersamaan meraih komik yang mereka tuju. Keheningan melanda mereka berdua dengan posisi saling tatap satu sama lain tanpa sebuah kedipan sedikitpun.

Diacha mulai tersadar dari lamunannya. Dan menarik tangan kanannya dari komik itu. Lelaki remaja itu pun melakukan hal yang sama. Terjadi keambiguan diantara mereka berdua. Diacha merasa sedikit gerogi begitu juga sebaliknya.

" Ekhemmmm... sorry, gue nggak sengaja pegang tangan loe ", ucap lelaki remaja itu untuk memecah keheningan yang sendari tadi melanda mereka berdua.

" Eh...iya nggak papa." Sahut diacha merasa canggung setelah kejadian ketidaksengajaan tadi.

"Nama gue Astronoma Fahtura Ardiaz Alexanderian, loe bisa panggil gue Diaz", mengulurkan tangannya kepada Diacha sebagai tanda perkenalan.

Menerima uluran tangan remaja lelaki dihadapannya dengan sedikit salting yang melanda dirinya. "Gue Queenzea Diacha Putriliana Megantara. Gue biasa dipanggil Acha."

3 menit berlalu, tapi posisi mereka masih saling berpegangan tangan. Dehaman dari Diaz memecah kesunyian. Dan membuat keduanya mulai salah tingkah dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

" Loe suka one piece? "

" I-iya....loe sendiri?",tanyanya balik.

"Seperti yang loe liat sendiri. Menurut loe gimana?"

Diacha mulai berfikir sejenak, mencerna ucapan lelaki dihadapannya.

"Gue rasa loe juga penggemar one piece. Ngomong- ngomong udah season keberapa loe nonton dan baca seriesnya?"

" Udah series ke 12 otw 13, loe sendiri?"

"Gue baru series ke 10 otw ke 11 sih. Oh...iya, loe mau beli nie komik?", Menyodorkan buku menjadi penengah mereka berdua.

"Buat loe aja, gue bisa ambil komik lain", sahut Diaz

Seseorang menegur mereka berdua. Gadis berambut hitam legam, siapa lagi kalo bukan Cya.

"Balik yuk.....cha, dah sore.....nih", ajak Cya menghampiri mereka berdua.

" Loe dah kelar cari novelnya, cya?"

" Udah nieh",menunjukkan beberapa novel dalam tas belanjaannya. "Tinggal gue bayar doang,loe udah baca- baca komiknya?"

" Udah juga nieh," Diacha menggoyangkan komik yang dipegangnya.

DIKCYATHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang