Cya mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Setelah 15 menit yang lalu dia mandi dan mengeramasi rambutnya. Dering telpon menghentikan aktivitasnya.
Tangannya bergerak mencari asal suara telpon genggam itu. Dia melihat nama abangnya tertera jelas di layar ponselnya.Menekan tombol hijau untuk menggangkat videocall dari abangnya
" Malam cantiknya Abang....."
" Malam juga Abang....",sahut Cya. "Bentar ya bang,cya...lagi ngeringin rambut..", meletakkan hpnya dan meneruskan kegiatan hairdryer.
Dzikri hanya tersenyum menatap wajah cantik adeknya. Wajah yang membuatnya enggan tertarik pada wanita manapun yang berusaha mendekatinya. Baginya cya adalah matahari yang harus selalu dia jaga dan dia lindungi seperti dirinya sendiri. Dicintai dan disayangi seperti halnya dia mencintai dan menyayangi mamanya.
15 menit bergelut dengan hairdryer membuat dirinya cukup lelah. Wajar saja dia pobia kedinginan. Cya tidak akan bisa tidur jika rambutnya basah dan menimbulkan bekas rambut basahnya dibantal.
Dzikri masih terus tersenyum menatap wajah cantik cya dari layar ponselnya. Tidak ada kata lelah untuk gadis yang telah mengisi hatinya setelah mamanya. Walaupun mereka bersaudara. Tapi kasih sayangnya melebihi akan dirinya sendiri.
Cya yang sadar bahwa abangnya sendiri tadi telah menunggu nya lama,merapikan lagi hairdryer nya kedalam lemari lalu meraih ponsel dan melangkahkan kakinya diatas bedrest.
"Abang.....",mulai terlihat kasian pada Dzikri yang sendiri tadi sabar menunggu kegiatan mengeringkan rambutnya selesai
" Iya cantiknya Abang, kenapa HM?,"
melihat ada keanehan pada adeknya" Cya,minta maaf ya Abang ", memposisikan tangannya( 👉👈)
sambil sedikit mengerucutkan bibirnya." Kenapa HM?"
"Cya,minta maaf abng, karena udah buat Abang nunggu lama. Cya nggak tega liat Abang diem sambil terus merhatiin cya. Abang pasti cape ya nungguin cya dari tadi?, Terlihat puppy eyes nya mulai muncul diraut wajah cantiknya.
"Kenapa minta maaf si cantik. Emang pernah Abang bilang cape ? Abang nggak akan pernah ada kata cape buat kamu sayang. Kamu itu berarti buat Abang seperti halnya mama. Sampai kapanpun kamu bakal jadi alasan kedua setelah mama untuk bahagia".
"T-tapi Abang..."
"Tapi apa hm....biar Abang tebak pasti kangen abang dan pingin peluk abang ya?",tebak Dzikri
"Ihh... Kok Abang tau siii....cya kan jadi malu ",mulai terlihat guratan merah di pipinya. Cya memalingkan muka menjauhi kamera hpnya.
Dzikri hanya tersenyum melihat adek kecilnya salting karena perbuatannya.
"Kok.... dijauhin si cameranya. Kan Abang juga mau liat cantiknya Abang ketika salting"
"Ah... Abang. Cya malu...."
Krik.......
Pintu terbuka dan mengagetkan cya hingga hpnya terlempar keatas kasur. Siapa lagi pelakunya jika bukan Acha, sahabatnya cya." Astaghfirullah Cha.....ketok pintu dulu kek, gw kan jadi kaget. Untung aja hp gw jatuhnya ke kasur....kalo misalnya ke lantai bisa rusak hp gw"
Diacha hanya melayangkan cengiran kuda dihadapan sahabatnya.
"Sorry deh,gw nggak sengaja... abisnya loe senyum senyum sendiri mana hpnya lo jauhin lagi, bikin gue jadi parno aja takut lo kerasukan. "
Disebrang telpon, Dzikri hanya memperhatikan kerandoman sepasang sahabat itu. Dari dulu adiknya cuma bisa bermain dengan karena sifat introvert yang dia miliki. Hingga dia memberanikan diri untuk mengenal yang namanya sahabat. Diacha orang yang brani menembuh tembok pertahanan introvert itu.