🌹Kau dan Aku

694 119 59
                                    

"Tolong jangan pergi dan menghilang seperti tadi. Kau membuatku khawatir." Hashirama segera mendekati Hinata yang sedang duduk termenung di bangku taman rumah sakit.

"Khawatir padaku atau pada janin yang ku kandung?" pertanyaan tanpa intonasi tersebut membuat kening Hashirama mengerut dalam tanda tak suka.

"Apa yang kau bicarakan?" tanyanya mencari tahu.

"Kau tahu apa yang kubicarakan."

Helaan napas panjang terdengar dari belah bibir tipis Hashirama yang sedikit terbuka. Dengan kesabaran yang dipupuknya, Hashirama memilih untuk duduk berjongkok di hadapan Hinata sembari menyentuh perut ratanya yang tertutup dress sederhana berwarna kuning pastel. "Jangan dengarkan Ibumu. Dia hanya sedang bingung." gumamnya lembut.

Hinata memperhatikan Hashirama yang masih betah mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya jika saat ini ada nyawa lain yang sedang berjuang untuk tumbuh di dalam rahimnya.

Darah dagingnya.

"Apa kita bisa melalui ini?" pertanyaan Hinata membuat gerak tangan Hashirama terhenti.

"Kita bisa melaluinya bersama." ucapnya meyakinkan. Namun sekali lagi, Hinata kembali memuntahkan pertanyaan padanya.

"Kau dan aku tidak saling mengenal. Kita adalah orang asing yang dipaksa keadaan untuk saling terikat. Apa kau pikir kita bisa melalui semuanya?" ungkap Hinata menumpahkan isi pikirannya.

"Apa kau memiliki kekasih?" pertanyaan Hashirama yang melenceng membuat jemari Hinata terkepal. Namun begitu, Hinata tetap mencoba untuk bersikap tenang seraya menjawab.

"Tidak."

"Begitupun denganku. Kita sama-sama sendiri. Jadi kenapa kita tidak memulai semuanya dari sekarang?" jelas Hashirama, mencoba untuk menarik kesepakatan lain. "Kita bisa memulai semuanya bersama. Aku bisa meluangkan waktuku untuk mengenalmu lebih dalam. Kau juga bisa melakukannya." lanjutnya.

"Kau tidak mengerti..." Hinata menunduk menyembunyikan wajah dibalik poni tebalnya. "Kau pria matang yang sudah mapan. Kau juga terlahir dari keluarga kaya raya yang tidak perlu memusingkan uang untuk makan hari ini atau besok. Kita sangat berbeda. Apa kau pikir akan mudah bagiku untuk melaluinya jika nantinya penolakan yang kudapat?"

Hashirama menatap sepasang jemari Hinata yang saling meremas. Kegundahan itu, ia bisa membayangkannya. Namun begitu ia harus mampu untuk meyakinkan Hinata dan percaya padanya.

"Aku tidak peduli dengan penilaian orang lain bahkan penilaian dari keluargaku sendiri. Seperti yang kau katakan. Aku adalah pria matang yang sudah mapan. Karena itu, meski nanti mereka memalingkan wajah dariku. Aku masih mampu untuk berdiri sendiri."

"Kau mengasihaniku?"

"Siapa bilang aku sedang mengasihanimu? Dengarkan aku... Benar kita terikat karena keadaan. Namun semua bisa berubah jika kita mau memulainya bersama."

"Kau mau memulainya bersamaku, huh?"

"Aku memang mau. Kau saja yang selalu menolakku."





.....






The Meaning Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang