Hashirama menatap jam tangan mewahnya dengan tatapan bosan. Sudah hampir lima belas menit ia menunggu namun seseorang yang ditunggunya belum juga muncul.
Andai saja pertemuan kali ini tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan maka Hashirama sudah pasti akan menolak untuk bertemu setelah jam pulang kantor.
Ia bosan jika harus menunggu lebih lama hanya untuk membubuhkan tanda tangan pada lembar kerja sama dengan salah satu mitra bisnisnya. Waktu juga sudah menunjukkan angka yang membuatnya ingin segera pulang dan menyapa istrinya di rumah.
Bicara tentang istrinya...
Apa yang dilakukan Hinata sekarang? Apa dia sedang tidur atau malah sedang duduk sambil membaca novel sembari menunggu kepulangannya dari kantor?
Sejak malam dimana mereka saling mengungkapkan perasaan dan sekam yang melingkupi dada. Hubungan Hashirama dan Hinata menjadi semakin dekat dan juga intim.
Yah, sangat intim hingga hal itu mereka lakukan setelah tujuh bulan lamanya tidak melakukan pergerakan lebih dari sekedar berpelukan saja.
Selain karena saran dari dokter. Hashirama juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri yang sangat menginginkan Hinata untuk menjadi miliknya seutuhnya.
Hashirama sudah terbiasa dengan hadirnya Hinata di sisinya. Ia juga sudah mulai memiliki perasaan pada Hinata hingga rasanya sulit baginya untuk berpaling. Berawal dari rasa ingin bertanggung jawab. Melalui proses yang cukup panjang dan penuh rasa sesak, semua berakhir dengan timbulnya perasaan lain dalam hati Hashirama untuk Hinata.
Ia tidak akan berbohong jika kini hatinya sudah mengukir nama Hinata disetiap sudutnya. Segalanya tentang Hinata sudah ia ukir hingga tak ada tempat bagi entitas lain untuk mengambil celah sekecil apapun.
Hinata yang cantik. Hinata yang manis. Hinata yang lembut. Hinata yang sederhana namun memukau. Hashirama menyukai semuanya.
"Yah, aku sudah jatuh dalam pesonanya." gumaman Hashirama di akhiri kekehan ringan yang terdengar begitu renyah.
"Nampaknya kau sedang senang, Hashirama." suara bariton yang tak asing menyapa pendengaran sang sulung Senju.
Menoleh keasal suara. Ia bisa melihat pria paruh baya yang sedari tadi ditunggunya muncul bersama seorang gadis muda di sisinya. "Aku memang sedang senang." balas Hashirama sembari berdiri dari duduknya.
Pria paruh baya itu mengulurkan tangan yang langsung disambut Hashirama dengan sopan. "Maaf karena aku terlambat. Putriku memaksa ingin ikut saat tahu aku akan bertemu denganmu." ungkapnya.
"Ayah!"
Hashirama hanya melirik gadis bersurai pirang yang berdiri disamping pria paruh baya itu sekilas. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa karena itu tidak terlalu penting baginya.
"Ayo perkenalkan dirimu." pria paruh baya itu melepas jabat tangannya dan meminta sang putri untuk memperkenalkan diri.
"Nama saya Shion Hyuuga. Saya adalah penggemar anda!" ucapnya dengan pipi memerah.
Senyum sopan terpatri pada belah bibir tipis Hashirama. Ia sudah biasa menghadapi kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai penggemar padahal dirinya bukan artis melainkan pengusaha. "Terima kasih."
Setelahnya, Hashirama mempersilahkan keduanya untuk duduk dan memesan minuman. Ia ingin menghindari basa-basi yang sekiranya tidak perlu untuk mengakhiri pertemuan agar bisa lekas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Us
Fanfic"Anda hamil." Hinata mencoba meyakinkan diri jika apa yang baru saja di dengarnya adalah sebuah kesalahan. "Hei..." "Diamlah!" butuh waktu bagi Hinata untuk memproses informasi yang baru saja masuk melalui pendengarannya lalu merasuk kedalam otaknya...