08

127 21 2
                                    

Hiii-!!!🥰🥰

Aku up lagi nih-!!! Kalian apa kabar? Semoga baik-baik aja ya?? Tahun baru kalian gimana nihh?? Goals nya di 2023 apa? Kalo aku sih mau Querencia selesai😭😭😭 kocak banget masa nulis doang moodnya berbulan-bulan 😭😭😭

Jangan lupa vote and comment ya guyss-!! Vote sama komentar seru kalian itu bikin aku semangat buat lanjutin ceritanya 😭😭❤️

Happy day, happy mood, happy reading-!!❤️
.
.
.
.

"Nagara? Kamu kenapa?"

Nagara langsung menegakan tubuhnya saat sang Ayah kini berada di sampingnya.

"Ayo masuk, bunda udah sadar" Ucap sang Ayah mengajak putra tunggal nya itu untuk masuk bersamanya. Berusaha menahan rasa nyeri di dada nya, Nagara melangkah masuk dengan senyum hangat saat pandangannya bertemu dengan sang bunda.

Nagara duduk disamping brankar sedangkan Ayahnya membiarkan anak dan ibu itu bertukar obrolan.

"Muka nya kenapa pucet a'? Aa' sakit?" Tanya sang bunda sembari mengelus permukaan pipi Nagara.

"Nggak bun, Aga cuma kaget karna dikabarin papah kalo bunda dirawat" Sahut Nagara yang tidak sepenuhnya berbohong. Iya, karna 80% penyebab ia pucat adalah rasa sakit di dadanya yang tiba-tiba datang.

"Mam nya udah?" Tanya sang bunda dengan lembut.

"Udah, tadi udah makan banyak sama anak anak"

"Bener nih aa' gak sakit?"

"Nggak bundaa"

"Sekolahnya gimana nak?" Sahut sang Ayah dari belakang.

Nagara terdiam, 'nak'? Sapaan itu asing bagi Nagara sejak dua tahun yang lalu.

"Hey, di tanya papah tuh" Tegur sang bunda membuat Nagara menatap wajah cantik di depannya.

"Aman" Sahut Nagara tanpa menoleh ke arah sang ayah.

"Apa pernah papah ajari kamu bicara dengan orang lain tanpa menatap lawan bicaranya? Papah disini Nagara"

Nagara berbalik, menghadap sang ayah dan menatapnya.

"Aman pah" Ucapnya singkat.

"Papah dengar kamu ambil IPA?" Nagara hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan sang ayah.

"Waktu kelas akhir di SMP, papah minta kamu buat ambil ips kan? Kamu itu akan jadi penerus papah, Nagara."

"Naga mau jadi dokter bedah pah, bukan pembisnis"

"Tapi papah mau kamu meneruskan bisnis papah selama ini! Ngerti?!"

"Pindah jurusan, bisa kan? Sekolah punya bunda kamu, gak usah banyak alasan"

"Hanya karna sekolah punya bunda jadi papah mau Naga semenah-menah?"

"Agaknya papah lupa ngajarin Naga soal sopan santun yang itu, atau memang papah gak tau"

"NAGARA!!"

Nagara merasakan remasan di lengannya kala suara sang ayah meninggi. Nagara melirik tangan kecil sang bunda di lengannya, bundanya terkejut dan Nagara tau itu.

Nagara mengusap punggung tangan sang bunda, melepasnya secara perlahan.

"Nagara keluar sebentar, haus" Ucapnya pada sang bunda, tidak lupa satu kecupan singkat ia daratkan di pipi sang bunda.
.
.
.

Nagara menenggak Americano nya perlahan, pikirannya tetap tertuju pada sang ayah yang semakin hari semakin asing baginya. Ayahnya memang sosok yang tegas, tapi demi Tuhan sang ayah tidak pernah memarahinya senakal apapun Nagara kecil, dan hari ini ayahnya membentak Nagara didepan bundanya untuk pertama kali dalam hidupnya.

QUERENCIA || Na Jaemin X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang