.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto dan Sasuke duduk bersebelahan. Hampir setengah jam tanpa ada satupun dari mereka yang mencoba memulai percakapan. Naruto diam karena tidak tau harus bersikap bagaimana kepada Sasuke. Sedangkan Sasuke sesungguhnya sangat merindukan wanita disamping nya namun Sasuke juga marah, hati nya sakit melihat Naruto,mendapat i kenyataan bahwa putra nya selama ini tumbuh tanpa diri nya."Bagaimana kabar mu? " Sasuke membuka mulut akhirnya, tidak tahan dengan atmosfir yang mencekik.
"Eh.. Baik... " Jawab Naruto kaku. Tidak mau menatap Sasuke
"Bisakah kau melihat ku? " Tanya Sasuke dingin. Naruto memandang wajah Sasuke. Kurus meski garis tegas rahangnya masih sama, terlihat bertambah dewasa dan dingin namun pria itu semakin kurus.
"Bagaimana kabar mu? " Tanya Naruto
Sasuke tersenyum sinis,
"Haruskah ku jawab?? " Sasuke sarkastis. Naruto diam.
"Bagaimana kabar kak Sakura?? "
"Kenapa tak kau tanyakan sendiri pada nya?? " Sasuke berkata dingin.
"Teme!! " Kesal Naruto. Sasuke tersenyum menyeramkan.
"Bukankah seharusnya kau menjelaskan apa yang kau perbuat selama ini?? " Sasuke menaikan sebelah alis nya mulut nya masih tersenyum sinis, menatap Naruto tajam"Aku bertemu dengan mu tidak ingin membahas kabar2 yang tidak penting. Karena kau tau betul kalau aku hancur. "
Naruto menelan ludah, takut, sudah bertahun-tahun tidak bertemu namun Naruto masih merasa takut saat Sasuke marah.
"Meninggalkan ku dengan sepucuk surat gila. Membuat ku menjalani hidup tapi mati. Menjauhkan ku dari anak ku!! Apa mau mu!!! Naif memikirkan perasaan wanita lain dan melukai perasaan mu sendiri!! Melukai ku dan akhirnya melukai anak kita!!! Dimana otak mu!!!!! " Sasuke tidak bisa menjaga nada bicara nya, marah!!! Cinta rindu namun kalah dengan amarah.
Naruto menutup mulut nya. Membiarkan Sasuke meluapkan amarahnya. Karena setelah meluap, Naruto tau Sasuke baru bisa diajak bicara.
Sasuke menyugar rambutnya frustasi.
"Bicaralah!!! Karena Ayah mu!!!! Ah.. Brengsek... Kubunuh saja mereka!!! " Kata Sasuke marah.
Naruto terkejut. Reflek Naruto mencengkram lengan Sasuke.
"Jangan berkata seperti itu!! Atau aku akan membenci mu" Kata Naruto pelan.
"Benci saja kalau kau mampu, " Sasuke tersenyum sinis"Kalau kau masih ingin bersama Eiji, maka kau harus jadi milikku!! "
"Sasuke!!! " Teriak Naruto marah,
"Kenapa??? Sudah waktunya aku merawat Eiji bukan??? Dia butuh Papa nya" Sasuke dingin. Tanpa sadar air mata mengalir dipipi Naruto. Dia berdiri hendak pergi mencari Eiji, tapi tangannya ditarik Sasuke membuat Naruto jatuh langsung pada pelukan Sasuke.
"Lepaskan aku!!" Teriak Naruto marah" Aku tidak percaya!! Kenapa aku menyetujui Kak Shisui membiarkan Eiji bertemu dengan mu!!! " Naruto menangis tergugu.
"Bahkan jika kau tidak menurut i Shisui pun, aku akan tetap menemukan mu dan anak kita" Sasuke berbisik menempelkan bibir nya ditelinga Naruto. Naruto gemetar. "Aku bukan lagi boneka Uchiha, aku adalah aku, aku berdiri dikaki ku sendiri.. Apapun jalan yang kuambil tidak ada yang berani menghalangi ku sekalipun itu Ayah mu.. "
"Aku tidak bisa.. " Kata Naruto bergetar "Aku tidak bisa merusak rumah tangga kakak ku.. "
"Baiklah.. Kau bisa bertemu Eiji seminggu sekali.. " Sasuke melepaskan pelukan nya.