50.IMAM PILIHAN APPA

5.4K 198 26
                                    

Dengar, tidak ada yang lebih menyakitkan di banding kehilangan seseorang untuk pergi selama lamanya

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.
Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

50.IMAM PILIHAN APPA

Semua anggota keluarga khawatir dengan kondisi Aina. Sudah 9 jam setelah dia masuk kedalam ruangan namun dokter tak kunjung keluar.

"Ya Allah selamat kan putri hamba" Gumam Umma Hani dengan air mata yang turun tak henti henti nya sejak tadi.

"Yang sabar Hani. Percayalah, semua akan baik baik saja" Ucap Umi Halimah menenangkan.

Semua orang di sana terus berdo'a akan keselamatan Aina dan bayi nya. Jeje pun tidak pulang sejak tadi. Rasa bersalah selalu muncul di benak Jeje, dia terus melontarkan kata maaf padahal itu murni bukan kesalahan nya.

Dikata yang melihat Jeje terus bergumam seperti itu, langsung ia dekap. Tak peduli dengan orang tua yang ada di sana.

"Udah gue bilang ini bukan salah lo" Ucap Dikta

Jeje mendongak lalu menelusup kan wajah nya di dada bidang Dikta "K-kalo gue tuntun dia mungkin ini ga akan terjadi" Balas Jeje dengan suara serak khas orang menangis.

"Ssttt udah diem. Berdo'a aja"

Jeje mengangguk. Sampai saat dimana dokter kini keluar dari ruangan. Membuat semua anggota keluarga berdiri dan menghadap dokter itu.

"Gimana keadaannya dok? Apakah putri saya baik baik saja?" Tanya Appa Ardi

"Menantu saya baik baik saja kan dok?" Tanya Abi Abdullah

"Cepat katakan apa putri saya tidak apa apa?!" Tanya Umma Hani

"Bagaimana dengan ibu dan bayi nya dok?" Tanya Jeje

Bidan itu menghela nafas terlebih dahulu sebelum ia tersenyum simpul.

"Ke empat bayi nya selamat. Bayi kembar, tiga laki laki dan satu perempuan. Tapi mohon maaf sebelumnya, kondisi ibu dari bayi bayi tersebut kini tengah menjalani masa kritis nya, kondisinya sangat menurun drastis" Jelas Bidan itu

Kaki Umma Hani melemas. Dia hampir saja jatuh.

"Saya mohon dok, selamat kan putri saya" Mohon Umma Hani dengan tangis yang semakin menjadi.

"Pihak rumah sakit akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan putri bapak dan ibu. Jika begitu saya permisi dulu" Ucap bidan itu lalu pergi.

"Mas~" Lirih Umma Hani

Appa Ardi memeluk istri nya "Serahkan pada Allah, semua nya akan baik baik saja"

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang